Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Okvatianti, dikabarkan dicoret dari Pelatnas PBSI tahun depan.
Kabar didegradasinya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dari Pelatnas PBSI mengejutkan berbagai pihak.
Pasalnya, Praveen Jordan/Melati Daeva Okvatianti dicoret ketika berstatus pasangan ganda campuran nomor satu tanah air.
Praveen/Melati sudah bertanding bersama sejak 2018.
Baca Juga: Nasib Praveen/Melati Menjadi Bagian Pelatnas PBSI pada 2022 Belum Jelas
Beban berat ditanggung keduanya karena diharapkan bisa meneruskan prestasi tinggi pendahulu mereka, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Praveen memiliki bekal bagus karena pernah menjadi juara All England Open bersama Debby Susanto yang pensiun pada awal tahun 2018.
Butuh satu tahun bagi Praveen/Melati untuk menjadi juara turnamen besar.
Mereka memenangi Denmark Open 2019 dan French Open 2019 dengan mengalahkan pasangan-pasangan peringkat atas.
Baca Juga: Selain Praveen/Melati, 4 Pebulu Tangkis Juga Dikabarkan Dicoret dari Pelatnas, Begini Kata PBSI
Ekspektasi publik kepada juara SEA Games 2019 itu makin meninggi setelah berhasil memenangi turnamen akbar All England pada 2020.
Spesialis turnamen Eropa, demikian Praveen/Melati dijuluki karena menjadi juara dalam tiga turnamen terakhir mereka di Benua Biru saat itu.
Sayangnya, prestasi Praveen/Melati menurun setelah jeda panjang akibat pandemi Covid-19.
Sembilan bulan terpaksa menepi dari lapangan, Praveen/Melati seolah kehilangan sentuhan terbaik mereka.
Baca Juga: Pelatih Belum Pastikan Praveen/Melati Tercoret dari Pelatnas PBSI
Praveen/Melati sebenarnya sempat menjanjikan ketika langsung lolos ke final pada turnamen pertama mereka setelah absen lama.
Namun, pencapaian Praveen/Melati justru mengalami penurunan.
Posisi runner-up kejuaraan menjadi prestasi tertinggi mereka pada 2021.
Dari 10 turnamen individu yang diikuti, Praveen/Melati dua kali mencapai final, sekali ke semifinal, dua kali ke perempat final, dan sisanya terhenti di fase grup atau sebelum babak kedua.
Baca Juga: Rumor Degradasi Praveen/Melati Tambah Daftar Kegaduhan di PBSI
Praveen/Melati juga turut menjadi kambing hitam atas kegagalah Indonesia di Piala Sudirman 2021 karena kalah pada laga penentuan kontra Malaysia.
Catatan buruk Praveen/Melati lainnya pada 2021 adalah kesulitan mereka untuk mengalahkan pasangan top 5 lainnya.
Pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, menjadi mimpi terburuk Praveen/Melati.
Praveen/Melati selalu kalah dari kampiun Kejuaraan Dunia 2021 tersebut dalam kelima pertemuan mereka pada 2021.
Baca Juga: Ratusan Atlet Siap Bertarung di Seleknas PBSI 2022
Puavaranukroh/Taerattanachai pula yang menjadi alasan kegagalan Praveen/Melati merengkuh gelar juara.
Sebab, dua pertemuan Praveen/Melati dengan penguasa baru ganda campuran itu terjadi di final Thailand Open dan Hylo Open.
Noda lain dalam rekam jejak Praveen/Melati pada 2021 adalah kritik soal buruknya komunikasi mereka di lapangan.
Praveen/Melati sempat berada dalam tekanan karena tidak menunjukkan kerja sama baik saat disingkirkan pasangan non-unggulan pada babak pertama Indonesia Masters 2021.
Baca Juga: Malaysia Berpacu dengan Waktu Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Beregu Asia 2022
Nova Widianto selaku kepala pelatih ganda putra sampai secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya.
Isu keluar dari pelatnas pun pertama muncul ketika Nova mempersilakan Praveen atau Melati mengundurkan diri jika ingin bermain dengan pasangan baru.
Alasan Nova mengeluarkan pernyataan demikian karena dia masih percaya bahwa Praveen/Melati merupakan amunisi terbaik Indonesia di ganda campuran.
"Kalau saya boleh jujur, itu tergantung mereka. Saya bilang Praveen itu termasuk pemain istimewa," ucap Nova, dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Ganda Putra Muda Indonesia Pramudya/Yeremia Diprediksi Bersinar di 2022
"Jika mau berusaha, saya rasa ada kemungkinan untuk juara dunia. Jadi, jangan dilihat performa mereka kemarin-kemarin jelek karena sudah sering terjadi."
"Namun, sebagai pelatih, kami juga tidak mau mereka seperti ini terus. Kalau bisa kan konsisten."
"Dalam keadaan lagi tidak mood istilahnya, mereka harus tahan dan cari celahnya. Jangan pasrah sama keadaan, itu beberapa kali saya bilang," imbuh Nova.
Nova sendiri memilih tutup mulut mengenai isu dicoretnya Praveen/Melati dari Pelatnas PBSI pada promosi dan degradasi tahun depan.
Baca Juga: Termasuk Ahsan/Hendra, Indonesia Cuma Punya 4 Amunisi pada India Open 2022
Masih menurut mantan juara dunia ganda campuran itu, keputusan baru akan diambil tim pelatih setelah seleksi nasional pada 10-15 Januari mendatang.
"Promosi dan degradasi pelatnas PBSI masih menunggu hasil seleknas awal Januari ini. Kita semua sekarang masih libur," kata Nova.
Pencapaian Praveen/Melati pada 2021
Turnamen | Hasil | Menang-Kalah |
Thailand Open I | Final | 4-1 |
Thailand Open II | Babak Ke-1 | 0-1 |
World Tour Finals 2020 | Fase Grup | 1-2 |
Olimpiade Tokyo 2020 | Perempat Final | 2-2 |
Piala Sudirman 2020 | Perempat Final | 2-1 |
Denmark Open 2021 | Semifinal | 3-1 |
French Open 2021 | Perempat Final | 2-1 |
Hylo Open 2021 | Final | 4-1 |
Indonesia Masters 2021 | Babak Ke-1 | 0-1 |
Indonesia Open 2021 | Babak Ke-2 | 1-1 |
World Tour Finals 2021 | Fase Grup | 1-2 |
Praveen/Melati bukan satu-satunya pasangan ganda campuran yang terancam terkena degradasi.
Gloria Emanuelle Widjaja, pasangan peringkat 11 dunia bersama Hafiz Faizal, menjadi salah satu nama yang dikabarkan akan dicoret dari Pelatnas PBSI.
Performa Gloria bersama Hafiz pada 2021 tercoreng dengan kegagalan mereka lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 karena hasil buruk pada awal tahun.
Masa depan Hafiz/Gloria menjadi tanda tanya ketika mereka tak masuk tim Indonesia pada Piala Sudirman 2020 dan ditarik duluan dari Kejuaraan Dunia 2021.
Hafiz/Gloria menutup kiprah mereka pada 2021 dengan pencapaian terbaik lolos ke perempat final sebanyak empat kali dari delapan turnamen yang diikuti.
Baca Juga: Masih Suasana Tahun Baru, Juara Dunia dan Juara Olimpiade Ngumpul di 'Pelatnas' Dubai untuk Latihan