Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Persaingan untuk posisi terdepan pada MotoGP menjadi begitu merata. Tim satelit tak lagi sekadar penggembira.
Beberapa tim independen telah menciptakan relasi yang erat dengan tim pabrikan sehingga melihat mereka mendapat motor dengan spek yang sama tak lagi istimewa.
Wajar apabila dalam beberapa tahun terakhir persaingan MotoGP bisa dibilang seimbang dengan selisih antar-pembalap yang ketat.
Sejak penyeragaman peranti elektronik pada 2016, sebanyak 13 kemenangan di MotoGP diraih oleh pembalap tim satelit.
Baca Juga: Andalkan Espargaro-Vinales, Aprilia Lebih Ngegas pada MotoGP 2022?
Musim 2020 menjadi anomali semenjak pencetak kemenangan terbanyak dalam semusim justru merupakan pembalap tim satelit.
Dua pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo, masing-masing mengemas tiga kemenangan.
Morbidelli sendiri pada akhirnya menjadi runner-up kejuaraan. Dia hanya kalah dari Joan Mir yang memperkuat tim pabrikan Suzuki Ecstar.
Pembalap tim satelit masih menunjukkan taji pada musim lalu.
Baca Juga: Honda dalam Petaka Tanpa Marc Marquez, Eks Manajer Sampai Sedih
Morbidelli, Enea Bastianini (Esponsorama Avintia), Johann Zarco dan Jorge Martin (Pramac Racing) menjadi para pembalap tim independen yang mampu mencatat posisi finis tiga besar.
Martin paling baik dengan torehan kemenangan pada balapan MotoGP Styria di samping hasil podium lain pada MotoGP Doha, MotoGP Austria, dan MotoGP Valencia.
Martinator sendiri mendapat keistimewaan karena dibekali motor Ducati Desmosedici teranyar seperti tim pabrikan walau berstatus debutan.
Kepala Tim Tech3 sekaligus Presiden IRTA (Asosiasi Tim), Herve Poncharal, senang melihat tim independen mampu bersaing di level yang lebib tinggi.
Baca Juga: Peran Luar Biasa Valentino Rossi untuk Fabio Quartararo pada MotoGP
"Saya pikir penting untuk menyebutkan bahwa tim satelit sekarang berkompetisi di level yang jauh lebih tinggi," kata Herve Poncharal yang dilansir dari Motorsport-Total.
"Satu dekade yang lalu, kami hanya dilihat oleh produsen sebagai beban tambahan," tambahnya pria yang kini bekerja sama dengan KTM.
Pabrikan saat ini melihat tim independen sebagai mitra untuk meningkatkan prestasi mereka.
Tim satelit menjadi tempat untuk mematangkan pembalap muda sembari mengambil data untuk pengembangan si kuda besi.
Tahun lalu pun hanya ada 3 pembalap dari 10 pembalap tim independen yang tidak kebagian motor teranyar.
Poncharal kini berani berbicara bahwa tim satelit juga bisa ikut bersaing dalam persaingan perebutan gelar.
"Mungkin ini gila, tetapi pembalap dari tim satelit bisa menjadi juara dunia kapan saja," tutup Herve Poncharal.
Baca Juga: Maverick Vinales Akui Sesali Keputusan Tinggalkan Suzuki Demi Yamaha