Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mengapa Valentino Rossi Menjadi Begitu Populer?

By Delia Mustikasari - Minggu, 16 Januari 2022 | 14:25 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi, berpose di depan lukisannya pada konferensi pers khusus jelang pensiun di Valencia, Spanyol, Kamis (11/11/2021). (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM -  Mantan pembalap MotoGP, Valentino Rossi, masih belum puas dengan balapannya di usianya yang hampir 43 tahun.

Valentino Rossi membuka babak baru dalam hidupnya pada 2022. Dia akan menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya, ia juga akan mentransisikan karier motorsportnya dari roda dua ke roda empat setelah 26 tahun berkarier pada ajang balap motor.

Hingga kemarin, Valentino Rossi merahasiakan rencana ke ajang balap mobilnya kepada publik. Pembalap Italia itu akan mengikuti Fanatec GT World Challenge Europe, salah satu dari tiga seri yang dia perhatikan selama 1,5 tahun.

Baca Juga: Gerardo Rizqullah 'Boboho' Keponakan Markis Kido yang Raih Tiket ke Pelatnas

Sponsor tim MotoGP barunya, Mooney, juga akan mendukungnya di sana.

Selama berkarier di roda dua, Rossi berkali-kali melakukan balapan roda empat. Dia telah menyelesaikan tes Formula 1 dan berpartisipasi dalam reli.

Pada November 2009, pria berjulukan The Doctor itu mengikuti balapan mobil pertamanya pada balapan 6 jam di Vallelunga dekat Roma.

Dalam kompetisi roda empat pertamanya di Scuderia Kessel Racing Ferrari F430, ia menempati urutan ke-11 secara keseluruhan dan ketiga di kelas GT3

Namun untuk 2022, Rossi memilih Fanatec GT World Challenge Europe dan Audi R8 LMS GT3. Di sana ia akan bekerja sama dengan Audi dan bos tim WRT Vincent Vosse dan mengikuti total sepuluh balapan. Siapa yang akan menjadi rekan setimnya masih terbuka.

Sementara itu, operator trek di sejumlah negara kini mempertimbangkan untuk menamai tikungan dengan nama Rossi. Rossi senang dengan warisan yang ia tinggalkan berkat kesuksesan dan karismanya di dunia balap motor.

"Banyak orang tiba-tiba mulai tertarik pada balap motor, dan saya adalah faktor pemicunya," kata Rossi dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

"Hal serupa dicapai di Italia oleh Alberto Tomba dalam bermain ski. Saya menganggap antusiasme ini sebagai pencapaian terbesar dalam karier saya jika kita mengabaikan hasilnya," ucap Rossi.

Baca Juga: Hasil Lengkap UFC Vegas 46 - Chikadze Telan Kekalahan Pertama di Oktagon

"Jujur, saya tidak punya penjelasan mengapa saya mencapai popularitas setinggi itu. Saya jelas menawarkan banyak orang hiburan yang bagus pada balapan Minggu. Banyak orang telah menemukan kesenangan dan kegembiraan di dalamnya."

Hak itu menurut Rossi, membuat penonton menikmati balapan selama 1-2 jam tanpa beban.

"Mereka tidak perlu memikirkan aspek stres dalam kehidupan mereka selama waktu itu. Mereka bisa mengalihkan perhatian mereka dan menikmati balapan saya. Saya pikir itu sebabnya saya menjadi semacam legenda," aku Rossi.

Dukungan satu kali dari para penggemar juga tidak runtuh ketika Rossi tidak memenangkan gelar Kejuaraan Dunia setelah 2009 dan setelah GP Belanda di Assen pada akhir Juni 2017 tidak ada lagi kemenangan Rossi pada balapan Grand Prix (GP).

"Banyak fans yang kemudian muncul untuk menemui saya, keluar masuk paddock. Beberapa menangis bahagia," kata Rossi.

"Itu selalu membuat saya takjub. Lalu saya berkata, 'Mengapa kamu menangis? Tolong jangan menangis!' Peristiwa ini selalu memicu emosi terbesar dalam diri saya. Anda mendorong saya."

Pemenang GP 115 kali itu kini juga telah menjalankan tim MotoGP VR46 dengan pembalapnya Luca Marini dan Marco Bezzecchi bersama Ducati selama tiga tahun bersama sebuah perusahaan yang telah menjadi bagian dari Audi Group sejak 2012.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Jorge Martin, Enea Bastianini Juga Incar Kursi Tim Pabrikan Ducati

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P