Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden FIFA, Gianni Infantino, bersikeras untuk menggelar Piala Dunia dua tahun sekali demi mengurangi migran Afrika yang terkatung-katung dan tewas di laut.
Gianni Infantino mengeluarkan pernyataan kontroversial di hadapan Majelis Dewan Eropa untuk mendukung rencana penyelenggaraan Piala Dunia dua tahun sekali.
Infantino berpendapat bahwa Piala Dunia harus diadakan setiap dua tahun, bukan setiap empat tahun, yang merupakan jadwal saat ini dan telah berlangsung sejak awal penyelenggaraan.
Dia mengeklaim, Piala Dunia dua tahunan akan menawarkan lebih banyak kesempatan bagi para pemain di seluruh dunia.
Selain itu, menurutnya, Piala Dunia dua tahunan dapat menghalangi para migran Afrika menyeberangi Laut Tengah untuk bermigrasi ke Eropa.
Baca Juga: Demi PSG, Lionel Messi Tak akan Bela Timnas Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2022
"Sepak bola adalah tentang peluang, tentang harapan, tentang tim nasional. Kami tidak dapat mengatakan kepada seluruh dunia 'beri kami uang Anda, tetapi tonton kami di TV'," kata Infantino, dikutip BolaSport.com dari Insider.
"Kita perlu menemukan cara melibatkan seluruh dunia untuk memberikan harapan kepada orang-orang Afrika sehingga mereka tidak perlu menyeberangi Laut Tengah demi menemukan kehidupan yang lebih baik, malah yang ada mereka berpotensi tewas di laut," ujarnya lagi.
Menurut data International Organization for Migration (IOM) PBB, lebih dari 1.100 migran meninggal saat mencoba menyeberangi Mediterania pada tahun 2021.
Dalam pidatonya, Infantino mengatakan bahwa pemain terbaik dan sebagian besar sumber daya untuk sepak bola dunia berbasis di Eropa.
Baca Juga: Karena Satu Sosok Ini, Mbappe Jagokan Italia ketimbang Portugal Lolos Piala Dunia 2022
Dengan demikian, Piala Dunia dua tahunan akan memberi pemain lebih banyak kesempatan secara global, dan lebih banyak negara kesempatan untuk menjadi tuan rumah.
Pernyataan Infantino itu kemudian mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.
Salah satunya dari Tony Burnett, pemimpin organisasi anti-rasialisme sepak bola Kick It Out.
Burnett menilai bahwa opini Infantino tidak bisa diterima.
"FIFA adalah organisasi yang menghasilkan keuntungan multi-miliar. Mereka sudah memiliki dana untuk diinvestasikan dalam menciptakan dan menginspirasi peluang bagi orang-orang yang kurang beruntung di seluruh dunia," kata Burnett, dikutip BolaSport.com dari The Independent.
"Sama sekali tidak dapat diterima untuk menyarankan bahwa Piala Dunia dua tahunan, yang sebagian besar dibentuk untuk mendorong keuntungan lebih lanjut bagi FIFA, bisa menjadi solusi bagi para migran yang mempertaruhkan hidup mereka, terkadang melarikan diri dari negara-negara yang dilanda perang, untuk mencari kehidupan yang lebih baik," ujarnya lagi.
Reuters melaporkan bahwa Infantino mengatakan komentarnya telah disalahartikan.
Baca Juga: Kata Bonucci, Cristiano Ronaldo Tahu Akan Menderita Kalau Portugal Bertemu Italia
Menurut Infantino, ia hanya berusaha menyoroti tentang akses ke peluang dan pendapatan yang akan dihasilkan oleh perubahan turnamen dapat membantu menutup kesenjangan kekayaan di dunia sepak bola.
Gagasan untuk mengadakan Piala Dunia setiap dua tahun didukung oleh mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger.
Wenger telah memimpin sekelompok profesional sepak bola yang mempromosikan gagasan tersebut secara global.
Konfederasi sepak bola tertentu seperti CONMEBOL di Amerika Selatan, dan federasi nasional seperti Prancis dan Arab Saudi telah menandatangani gagasan Piala Dunia dua tahun sekali.
Namun, beberapa pemain mengungkapkan penolakan atas ide tersebut karena terlalu menuntut fisik pemain.
Baca Juga: Jon Jones Diminta Aktif di Oktagon daripada Cuma Jadi Komentator
Bintang Paris Saint-Germain, Kylian Mbappe, dan striker Bayern Muenchen, Robert Lewandowski, termasuk di antara pemain yang menentang gagasan tersebut.
"Saya setuju dengan Robert, kami sudah bermain 60 pertandingan setahun dan sudah ada banyak kompetisi. Kami senang bermain, tetapi ketika terlalu banyak, itu berlebihan," tutur Mbappe pada Desember 2021, dikutip BolaSport.com dari ESPN.
"Jika Anda ingin memiliki kualitas, Anda harus membiarkan para pemain untuk beristirahat. Kami harus memikirkan kualitas dan menghormati kesehatan para pemain," ujarnya lagi.