Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Pembalap WithU Yamaha RNF, Andrea Dovizioso ingin meniru langkah mantan rekan satu timnya, Jorge Lorenzo saat berpindah ke Ducati.
Dovizioso dan Lorenzo memang pernah berbagi garasi saat di Ducati selama dua tahun pada musim 2017 hingga 2018.
Jorge Lorenzo hijrah ke Ducati pada 2017 setelah 9 musim bersama Yamaha sejak tahun 2008 dan mencatatkan tiga kali juara dunia di kelas utama MotoGP.
Penampilan Lorenzo bersama Ducati juga tidak terlalu buruk, pada musim pertamanya di tim yang bermarkas di Borgo Panigale itu.
Baca Juga: MotoGP 2022 Menjadi Pembuktian Pol Espargaro untuk Honda
Lorenzo berhasil mencatatkan tiga kali naik podium dan mengakhiri musim denga posisi tujuh di klasemen akhir.
Pada musim 2018, Lorenzo berhasil meraih kemenangan pertamanya di GP Italia, Sirkuit Mugello.
Kemudian X-Fuera juga sukses merebut dua kemenangan lainnya di GP Catalan dan GP Austria.
Total Lorenzo memberikan tiga kemenangan untuk Ducati dan raihan satu podium lainnya saat finish kedua di GP Ceko.
Baca Juga: Fabio Di Giannantonio Sebut Dua Pembalap Sebagai Referensi di MotoGP
Pencapaian Lorenzo ini menjadi motivasi bagi Andrea Dovizioso untuk bisa kompetitif pada MotoGP.
Jorge Lorenzo mampu beradaptasi dengan cepat dan mengenal karakter Desmosedici dengan cukup baik meskipun sangat lama bersama Yamaha.
Persoalan yang serupa juga dihadapi oleh Andrea Dovizioso, dirinya juga telah sangat lama bersama Ducati dan kini hijrah ke Yamaha.
Meskipun Lorenzo saat itu masih berusia 29 tahun ketika kepindahannya ke Ducati, sedangkan Dovizioso kini telah berusia 35 tahun saat berlabuh ke Yamaha.
Baca Juga: Apa Bedanya Tes Shakedown dan Tes Resmi Saat Pramusim pada MotoGP?
Kendati demikian, Dovizioso tak ingin permasalahan usia menjadi alasan untuk bisa tampil apik di atas YZR-M1.
“Saya harus melakukan seperti Lorenzo ketika dia pindah ke Ducati,” kata Dovizioso dilansir Bolasport.com dari tuttomotoriweb.
“Dia mengubah gaya mengemudinya, sambil mempertahankan ciri-ciri karakteristik, dan menjadi kompetitif,” ujarnya.
Dovizioso mengungkapkan bahwa pembalap asal Spanyol itu juga sempat kesulitan untuk beradaptasi di atas Desmosedici.
Baca Juga: Bos MotoGP Percaya Marc Marquez dan Valentino Rossi Tak Bisa Dibandingkan
“Tetapi seiring waktu, terutama di musim kedua dengan warna merah, dan dia sangat kuat,” kata Dovizioso.
Dovizioso menjelaskan, dirinya masih kesulitan untuk bisa nyaman di atas Yamaha YZR-M1.
“Saya masih tidak merasa nyaman. Ketika saya mengerem, saya tidak merasa bahwa saya mengeksploitasi potensi ban dan motor dengan baik,” kata Dovizioso.
“Saya berusaha bisa beradaptasi lebih banyak, tetapi tetap menjaga gaya saya. Dan sepertinya Saya harus mencoba seperti Lorenzo saat awal-awal bersama Ducati,” ujarnya.
Baca Juga: Rivalitas Verstappen vs Hamilton pada F1 2021 Ingatkan Bos MotoGP dengan Rossi vs Marquez pada 2015
Dovizioso perlu mengubah gaya balapnya bersama Yamaha namun tetap menjaga karakteristiknya.
Dua tes uji coba di Sirkuit Sepang, Malaysia dan Sirkuit Pertamina Mandalika, Indonesia harus benar-benar dimanfaatkan Dovizioso.
Jika pada tes pramusim berjalan dengan baik, itu akan mempermudah Dovizioso berkembang dengan kuda besi Yamaha untuk MotoGP 2022.
Baca Juga: Curhat Test Rider Honda, Butuh Marc Marquez untuk Buru Gelar Juara
Sementara itu, tim barunya WithU Yamaha RNF terus memberikan dukungan secara maksimal untuk Dovizioso hingga mencapai hasil yang diinginkan.
Bos WithU Yamaha RNF, Razlan Razali mengatakan, Dovizioso bisa saja bersaing kompetitif untuk membidik gelar juara dunia.
Namun, dirinya cukup senang jika Dovizioso mampu membuat kemajuan yang lebih besar pada MotoGP 2022 jika dibandingkan dengan musim lalu.
Baca Juga: Jadi Favorit Raih Gelar Juara, Francesco Bagnaia Diminta Tak Terlena