Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Para pejabat dikecam usai dianggap mengganggu upacara angkat trofi Senegal yang menjuarai Piala Afrika 2021.
Timnas Senegal keluar sebagai juara Piala Afrika 2021 usai mengalahkan Mesir lewat babak adu penalti dengan skor 4-2 dalam laga puncak di Stade Omnisport Paul Biya, Minggu (6/2/2022) atau Senin dini hari WIB.
Sadio Mane yang jadi eksekutor terakhir Senegal berhasil menjadi penentu kemenangan The Lions of Teranga.
Ini merupakan gelar Piala Afrika pertama bagia Senegal.
Keberhasilan ini membalaskan kekalahan saat final edisi 2019 lalu.
Baca Juga: Kiper Persib Puji Performa Pemain Muda Meski Kalah Lawan Bhayangkara FC
Sudah selayaknya pemain-pemain timnas Senegal merayakan trofi Piala Afrika perdana mereka dengan sukacita.
Namun, upacara angkat trofi sedikit berlangsung lebih lama lantaran beberapa protokoler dari FIFA.
Setelah semua pemain menerima medali, biasanya kapten tim akan jadi pemain pertama yang mengangkat trofi.
Kali ini sedikit berbeda apa yang terjadi di Piala Afrika 2021 kali ini.
Presiden FIFA, Gianni Infantino menyerahkan trofi kepada kepten Senegal, Kalidou Koulibaly.
Namun bukannya langsung angkat trofi bersama rekan-rekannya, Koulibaly justru diajak oleh Infantino ke tribune.
Ia membawa trofi tersebut menuju tribune bersama presiden CAF, Patrice Motsepe.
Sementara, para pemain Senegal lainnya yang sudah siap di podium ditinggal begitu saja.
Ternyata, di tribune mereka menemui Presiden Kamerun, Paul Biya.
Rupanya Paul Biya diberi kehormatan untuk bisa memberikan trofi Piala Afrika kepada pemenang, namun karena usianya sudah 88 tahun ia tak kuasa berjalan turun ke lapangan.
Paul Biya pun hanya memegang trofi sekitar 3 detik untuk diserahkan lagi ke Kalidou Koulibaly.
Bek Napoli tak mau berlama-lama, ia kembali lagi ke lapangan untuk mengangkat trofi bersama rekan-rekannya.
Paul Biya Can't even Walk down to handover trophy on the field, FIFA President had to take it to him in the stand!
Oh Africa!!! pic.twitter.com/EGFCzqpbZI
— Elaigwu Odaliko (@Odaliko01) February 7, 2022
Cameron hosted the #AFCON2021 40 years later of dictator Paul Biya’s coercion leadership. He unfortunately couldn’t walk down the pavilion to hand over the trophy to Senegal the 2021 AFCON champions due to his weakened body. He is leading Cameron on remote from Europe! pic.twitter.com/27qGsr15DA
— Fred Mwebya (@Ugaman01) February 7, 2022
Normally, Presidents go to the podium and hand over the trophy but in this case, the #AFCON2021 trophy has been taken to Cameroon ???????? leader Paul Biya at the pavilion to hand it over. It can happen elsewhere too.
— Darren Allan Kyeyune (@AllanDarren) February 6, 2022
Watching them carrying the AFCON trophy to Paul Biya, so they can hand it over to him, so he can hand it back to them was the cringiest, embarrassing thing in AFCON history. Like what was that?????????♀️
Why can’t 88yrs old Biya step down & let fresh blood lead Cameroon. #AFCON2021 pic.twitter.com/GoflDemqqB
— Abdu Dilshan Wasike (@WasikeAbdu) February 7, 2022
Aksi para pejabat yang terdiri dari Gianni Infantino, Patrice Motsepe dan Paul Biya ini pun mendapat kecaman terutama dari warganet di media sosial.
Para pejabat dinilai hanya merecoki penyerahan trofi milik Senegal.
Paul Biya meruapak salah satu Presiden dengan masa jabatan terlama, lebih dari 30 tahun.
Sedangkan Gianni Infantino dinilai hanya menginginkan dapat dukungan dari negara-negara Afrika soal wacana Piala Dunia yang akan dilaksanakan 2 tahun sekali.