Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek Manchester City, Oleksandr Zinchenko, mendoakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mati dengan cara menyakitkan usai memutuskan invasi atas Ukraina.
Krisis Ukraina-Rusia kian memanas setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di wilayah timur Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi waktu setempat.
Menurut laporan AFP yang dikutip BolaSport.com, terdengar ledakan di Kiev, ibu kota Ukraina, beberapa jam setelah pengumuman operasi militer Rusia.
AFP juga melaporkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah telah menghancurkan pangkalan udara militer Ukraina.
"Infrastruktur militer di pangkalan-pangkalan udara tentara Ukraina sudah tidak berfungsi," tulis Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca Juga: Krisis Rusia-Ukraina, Final Liga Champions 2022 Terancam Batal Digelar di Saint Petersburg
Invasi Rusia ini mengundang kemarahan bek Manchester City dan timnas Ukraina, Oleksandr Zinchenko.
Oleksandr Zinchenko menanggapi invasi Rusia atas tanah airnya itu dengan serangan terhadap Vladimir Putin.
Bek berusia 25 tahun ini mendoakan presiden Rusia tersebut mati dengan cara yang menyakitkan.
Menurut laporan organisasi media Zorya Londonsk yang dikutip The Telegraph, Zinchenko telah memposting foto Putin dengan kata-kata, "Saya harap Anda mati dengan penderitaan yang paling menyakitkan."
Baca Juga: Jalan Berliku Karier Oleksandr Zinchenko, dari Korban Perang hingga Menemui Titik Terang
Unggahan itu sudah tidak bisa ditemukan di Instagram milik Zinchenko.
Daily Mail melaporkan bahwa Zinchenko mengeklaim Instagram telah menghapus postingan tersebut sebagai upaya penyensoran.
Pada Rabu (23/2/2022), Zinchenko juga mengunggah foto dengan keterangan berisi dukungannya untuk Ukraina.
"Seluruh dunia beradab mengkhawatirkan situasi di negara saya. Saya tidak bisa menjauh dan ingin mencoba menyampaikan pendapat saya. Dalam foto itu adalah negara saya," tulis Zinchenko.
"Negara tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Negara yang benderanya saya pertahankan di kancah olahraga internasional," lanjut mantan pemain PSV Eindhoven itu.
Baca Juga: Khawatir Invasi Rusia, Liga Ukraina bakal Dihentikan Minimal 30 Hari
Zinchenko mengatakan wilayah Ukraina adalah untuk masyarakat Ukraina dan menegaskan Rusia tidak bisa merebutnya.
"Sebuah negara yang kami coba agungkan dan kembangkan. Sebuah negara yang perbatasannya harus tetap, tidak dapat diganggu gugat. Negara saya adalah milik Ukraina dan tidak ada yang akan bisa merebutnya. Kami tidak akan menyerah! Kemuliaan bagi Ukraina," tulis Zinchenko.
Zinchenko sendiri merupakan pesepak bola yang pernah menjadi korban peperangan ketika dirinya masih belia.
Dilansir BolaSport.com dari Sportbible, Zinchenko terpaksa melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang saudara saat usianya 17 tahun dan memutuskan kontraknya dengan Shakhtar Donetsk.
Pemain kelahiran Radomyshl, sebuah kota kecil di Ukraina, ini sempat menghabiskan waktu enam tahun bersama Shaktar Donetsk dan didapuk sebagai kapten tim U-19.
Baca Juga: Striker Persipura Menangis Melihat Tanah Kelahirannya Ukraina di Serang Rusia
Kepindahannya ke Rusia pada 2014 karena perang itu membuat Zinchenko tidak memiliki klub selama lima bulan.
Selama periode tersebut, Zinchenko memutuskan untuk berlatih di jalanan Moskow sendirian dan akhirnya menarik perhatian klub Rusia, FC UFA.
Setelahnya, dia menandatangani kontrak dengan FC UFA dan memulai karier profesionalnya di sana pada Februari 2015.
Pada 2016, Zinchenko bergabung dengan Manchester City dan telah memainkan 115 pertandingan dengan klub tersebut di semua kompetisi hingga saat ini.
Ia juga merupakan bagian dari tim The Citizens yang memenangkan tiga gelar Liga Inggris.