Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kasus rasisme datang dari Liga 3, dimana pelatih Belitong FC, Ardiles Rumbiak, dan pemain Rivaldo Wally menjadi korbannya.
Kedua sosok itu merupakan asli Papua, Jayapura, yang mendapatkan rasisme saat melawan Persikota Tangerang pada babak 32 besar Liga 3.
Belitong FC melakoni pertandingan melawan Persikota Tangerang di Stadion Benteng, Tangerang, Banten, Rabu (23/2/2022).
Ardiles Rumbiak dan Rivaldo Wally mendapatkan hinaan rasis ‘monyet’ dari pemain cadangan dan suporter Persikota Tangerang.
“Kami manusia bukan monyet, kami orang Indonesia.”
“Stop rasis kepada orang Papua,” kata Ardiles Rumbiak dilansir BolaSport.com dari Tribun Papua.
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, Bek Manchester City Doakan Putin Mati dengan Cara Menyakitkan
Mantan pemain Persipura Jayapura itu sangat kecewa masih ada rasisme kepada orang Papua di sepak bola Indonesia.
Menurutnya tindakan itu sudah mencoreng sepak bola Indonesia.
“Tentu saya menyesalkan tindakan suporter Persikota Tangerang yang mengatakan rasisme kepada saya da Rivaldo,” kata Ardiles Rumbiak.
Baca Juga: Kasih Romelu Lukaku Waktu, Niscaya Ia bakal Ikuti Jejak Didier Drogba
PSSI Diminta Tegas
Ardiles Rumbiak meminta PSSI bertindak tegas terhadap kejadian yang mencoreng respek dalam dunia sepak bola Indonesia.
Setidaknya ada hukuman yang patut diberikan kepada orang-orang tersebut.
Baca Juga: Pablo Zabaleta Ungkap Kerinduan ketika Bermain bersama Manchester City
"Saya meminta PSSI harus tegas dalam memberantas rasisme karena rasisme masih terus terjadi kepada kami orang Papua,” kata Ardiles Rumbiak.
“Saya berharap PSSI bisa komitmen dan terus memberikan edukasi kepada semua elemen suporter untuk memerangi rasisme di sepak bola Indonesia.”
“Dan perlu ada sanksi kepada pemain yang melakukan tindakan tersebut,” ucap mantan rekan Boaz Solossa di Mutiara Hitam itu.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Boaz Solossa Gagal Penalti, Borneo FC Imbangi PSIS di Laga Terakhir Pratama Arhan
Tindakan rasialisme di sepak bola Indonesia sudah menjadi benalu dan harus segera mendapat perhatian lebih.
PSSI diminta harus lebih banyak sosialisasi agar kejadian rasisme tidak terulang kembali.
“Percuma banyak slogan stop rasisme tapi rasisme masih terjadi pada sepak bola Indonesia,” tutup Ardiles Rumbiak.