Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT - Shakhtar Donetsk mengumumkan seorang pelatih tim junior mereka telah meninggal setelah tertembak pecahan peluru Rusia.
Pertempuran di Ukraina telah berlangsung selama delapan hari setelah seruan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk operasi khusus demiliterisasi.
Pelatih tim muda Shakhtar Donetsk pun menjadi korban atas peperangan di Ukraina.
Shakhtar Donetsk mengkonfirmasi bahwa seorang pelatih muda mereka telah tewas ketika membela kedaulatan Ukraina.
Baca Juga: Dicap sebagai Vladimir Putin-nya Sepak Bola, Presiden Juventus Beri Balasan Menohok
"Salah satu karyawan kami terbunuh, dia adalah pelatih anak-anak," kata CEO Shakhtar, Serhyi Palkin, seperti dikutip BolaSport.com dari Dailymail.
"Dia terkena pecahan peluru Rusia," lanjut pernyataan tersebut.
Shakhtar adalah salah satu klub terbesar di Ukraina dan saat ini unggul dua poin di puncak klasemen.
Liga Ukraina sendiri telah ditunda tanpa batas waktu.
Berita duka ini muncul dua hari setelah Asosiasi Pemain Sepak Bola Global (FIFPRO) mengumumkan dua pesepak bola Ukraina meninggal dunia ketika membela negara mereka dalam peperangan.
Baca Juga: Roman Abramovich Terima Tawaran Serius Rp57,5 Triliun untuk Penjualan Chelsea
Dua pemain yang dimaksud adalah Vitalii Sapylo dan Dmytro Martynenko.
“Pikiran kami bersama keluarga, teman, dan rekan satu tim dari pemain muda Ukraina Vitalii Sapylo dan Dmytro Martynenko, kehilangan pertama yang dilaporkan sepak bola dalam perang ini. Semoga mereka berdua beristirahat dengan tenang," bunyi pernyataan FIFPRO.
Sapylo merupakan penjaga gawang dari tim muda Karpaty Lviv.
Dia bergabung dengan tentara Ukraina sebagai komandan tank dan tewas saat membela ibukota Kyiv Jumat lalu.
Baca Juga: Oleksandr Zinchenko Serang Balik Pernyataan Artem Dzyuba soal Rusia dan Ukraina
Karpaty Lviv melabeli Sapylo sebagai 'pahlawan' setelah mengumumkan bahwa dia telah terbunuh dalam pertempuran.
Martynenko, yang terakhir bermain untuk klub divisi dua FC Gostomel, meninggal bersama ibunya setelah bom Rusia menghantam rumahnya di sebuah blok apartemen di ibukota.
Pemain ski profesional, Yevhen Malyshev, juga tewas saat bertempur dalam upaya untuk menghentikan pasukan Putin.
Atlet berusia 20 tahun itu adalah bagian dari tim junior Ukraina, tetapi menomor duakan karier olahraganya dua tahun lalu untuk bertugas di militer.
Baca Juga: Penjualan Chelsea Dianggap Tidak Adil untuk Roman Abramovich