Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Thailand, Alexandre Mano Polking kurang menyetujui perihal program jangka panjang timnas Vietnam hingga harus menunda kompetisi lokal.
Setelah pekan keempat, Liga Vietnam atau V-League harus berhenti selama empat bulan untuk memberi ruang bagi timnas U-23 Vietnam dan timnas senior untuk menatap sejumlah turnamen.
Tak pelak, keputusan menunda V-League selama empat bulan menimbulkan polemik di Negeri Tanah Naga Biru.
Sebab, waktu empat bulan bisa dikatakan sangat lama dan jarang terjadi di dunia sepak bola modern.
Baca Juga: Persiraja Tidak Ingin Jadi Korban Pelampiasan Tira Persikabo
Menyikapi persoalan tersebut, Alexandre Mano Polking mengaku memahami sepenuhnya keuntungan dan kerugian dari agenda panjang timnas Vietnam.
Menurut dia, dengan persiapan panjang tentunya bisa berdampak positif bagi tim nasional dalam mengarungi turnamen.
Kendati demikian, pelatih yang sukses membawa timnas Thailand juara Piala AFF 2020 itu juga tidak mendukung sepenuhnya.
Menurut Mano Polking, timnas mana pun tidak boleh semena-mena kepada klub dan pemain.
Kepentingan timnas juga harus diimbangi kepentingan klub dan pemain dengan diberikan wadah berupa kompetisi sepak bola.
Pasalnya, timnas adalah muara dari kompetisi itu sendiri. Memiliki level kompetisi yang bagus dan profesional secara langsung dapat meningkatkan kualitas para pemain di Timnas.
Di sisi lain, tentu akan ada sejumlah pihak-pihak yang dirugikan karena ketiadaan kompetisi.
"Ini adalah masalah sensitif bagi tim nasional dan klub. Sebagai pelatih Thailand, saya selalu ingin punya waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik untuk turnamen," kata Polking dikutip dari Zingnews.com.
"Itu bagus untuk tim nasional, bagus untuk pelatih, tetapi sebaliknya, klub tidak. Mereka punya tujuan sendiri, punya penonton, dan selalu ingin meningkatkan kualitas turnamen."
Lebih lanjut, pelatih asal Jerman itu menyebut program latihan panjang dapat menjadi kesenjangan kualitas antar pemain yang membela timnas dan tidak.
Para pemain timnas bisa meningkatkan perfoma karena didukung menu latihan dan menggelar uji coba.
Sebaliknya, para pemain yang tidak bergabung timnas bisa mengalami penurunan akibat tidak ada pertandingan.
Hal itu nanti juga merembet ketika para pemain timnas kembali pulang ke klubnya masing-masing.
Polking menyabut akan ada ketidakseimbangan dalam klub yang bisa mempengaruhi klub tersebut dalam mengarungi kompetisi.
"Itulah yang ingin saya katakan. Rencana penundaan turnamen domestik akan membantu tim lebih siap, menguntungkan para pemain yang dipanggil. Tapi itu tidak adil untuk pemain lain. Ini menciptakan kebingungan," jelasnya.
Baca Juga: Pratama Arhan Disusul Dua Pemain Timnas U-23 Vietnam ke Liga Jepang
"Mereka sudah lama tidak bermain dan tidak bisa mencapai performa terbaiknya, perasaan bermain bagus saat dalam situasi seperti itu. Pemain selalu perlu bersaing, perlu bersaing."
"Cerita di sini adalah keseimbangan. Anda tidak bisa hanya melayani tim nasional dan melupakan klub dan pemain lain," ujarnya.
Mano Polking sendiri menyebut dirinya enggan mengeluh jika hanya memiliki waktu mepet dalam menyiapkan timnas Thailand.
Dia menuturkan bahwa persmasalahan waktu persiapan sudah lazim terjadi jika timnas-timnas di negara lain, termasuk di Eropa.
Namun, bagaimana pelatih itu bisa menyesuaikan diri dan memaksimalkan potensi pemainnya yang sudah digembleng melalui kompetisi.
"Sebagai seorang manajer, jika saya memiliki banyak waktu, saya benar-benar dapat mempersiapkan yang terbaik untuk tim saya, tetapi itu benar-benar tidak biasa di dunia. Tidak ada tim nasional yang memiliki waktu konsentrasi yang lama seperti Vietnam," ujarnya.