Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Piala Dunia 2022 Digelar di Qatar, Louis van Gaal Sebut FIFA Mata Duitan

By Rebiyyah Salasah - Selasa, 22 Maret 2022 | 23:00 WIB
Pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal, menyebut FIFA mata duitan karena memutuskan Piala Dunia 2022 digelar di Qatar. (TWITTER.COM/DAILYSTAR_SPORT)

BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal, menyebut FIFA mata duitan karena memutuskan Piala Dunia 2022 digelar di Qatar.

Louis van Gaal secara terang-terangan melontarkan kritikannya terhadap FIFA atas keputusan memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. 

Menurut Louis van Gaal, FIFA hanya mengeluarkan omong kosong ketika berkata bahwa alasan pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah untuk pengembangan sepak bola. 

Louis van Gaal menilai, FIFA sebenarnya mata duitan karena alasan komersial yang membawa turnamen empat tahunan itu ke Qatar. 

Baca Juga: Barcelona Ditahan Galatasaray, Xavi Hernandez Ulang Catatan Buruk Louis van Gaal

"Kami akan bermain di negara di mana FIFA mengatakan kami akan membantu mengembangkan sepak bola. Itu omong kosong," kata Van Gaal, dikutip BolaSport.com dari ESPN. 

"Turnamen di Qatar adalah tentang uang dan kepentingan komersial. Itulah yang penting bagi FIFA," ucap juru taktik berusia 70 tahun ini. 

Van Gaal mengatakan dia adalah bagian dari komisi di Asosiasi Sepak Bola Belanda (KNVB) yang bertemu setiap bulan untuk mengevaluasi situasi yang sedang berlangsung di Qatar berkaitan dengan hak asasi manusia.

KNVB adalah salah satu dari sedikit asosiasi sepak bola yang mengkritik hak asasi manusia dan kondisi kerja di Qatar.

Baca Juga: Komentar Louis van Gaal Usai Timnas Belanda Bantai Timnas Turki 6-1

"KNVB tidak pernah mendukung penyelenggaraan Piala Dunia di Qatar dan tentu saja tidak menyetujui cara pekerja migran diperlakukan di sana," ucap Van Gaal pada 2021.

Qatar mendapatkan pengawasan internasional atas perlakuan terhadap pekerja sejak memenangkan hak pada 2010 untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia pertama di Timur Tengah.

Tahun lalu, para pemain timnas Belanda, bersama dengan timnas Jerman dan timnas Norwegia, mengenakan kaus sebelum kualifikasi Piala Dunia menyuarakan keprihatinan atas hak asasi manusia di Qatar.

Baca Juga: Sudah Pensiun, Louis van Gaal Comeback Jadi Pelatih Belanda untuk Piala Dunia 2022

Menurut laporan The Guardian yang dikutip BolaSport.com, setidaknya ada 6.500 kematian pekerja migran di Qatar sejak negara itu memenangkan hak menjadi tuan rumah.

Rata-rata 12 pekerja yang berasal dari India, Pakistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka ini telah meninggal setiap minggunya selama periode 2011-2020.

Secara terpisah, data dari kedutaan Pakistan di Qatar melaporkan lebih lanjut 824 kematian pekerja Pakistan, antara tahun 2010 dan 2020.

Dalam 10 tahun terakhir, Qatar telah memulai program pembangunan yang sebagian besar untuk persiapan ajang empat tahunan itu. 

Selain tujuh stadion baru, lusinan proyek besar telah diselesaikan atau sedang berjalan, termasuk bandara baru, jalan raya, sistem transportasi umum, dan hotel. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P