Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Roman Abramovich diduga mengalami keracunan setelah menghadiri perundingan damai Rusia dan Ukraina.
Hidup pemilik Chelsea, Roman Abramovich, sedang tidak baik-baik saja.
Setelah diberi sanksi oleh Pemerintah Inggris, Abramovich kini diduga telah diracuni oleh kelompok garis keras dari Moscow yang ingin menyabotase perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Dilansir BolaSport.com dari Wall Street Journal, Abramovich dan beberapa perunding perdamaian yang terlibat dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina pada 3 dan 4 Maret 2022, telah menderita gejala keracunan setelah pertemuan di Kyiv, Ukraina.
Baca Juga: Berkat Abramovich, Chelsea Akan Jadi Klub Olahraga Termahal di Dunia
Menurut analisis Bellingcat, yang merupakan sebuah kelompok jurnalisme investigasi berbasis di Belanda, Abramovich bersama dua negosiator Ukraina mengalami gejala seperti mata merah dan kulit mengelupas di wajah serta tangan.
"Mereka menyalahkan serangan yang dicurigai pada kelompok garis keras di Moskow, yang mereka katakan ingin menyabotase pembicaraan untuk mengakhiri perang," kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya, dinukil BolaSport.com dari Wall Street Journal.
"Ada juga laporan tambahan bahwa Abramovich kehilangan penglihatan selama beberapa jam sebagai bagian dari gejala keracunan," kata seorang sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut menambahkan.
Dari hasil investigasi spesialis senjata kimia dan penyelidik Bellingcat, gejala keracunan timbul akibat senjata kimia yang belum diketahui jenisnya.
Selain itu, pakar senjata kimia mengatakan dosis dan jenis racun yang digunakan dalam serangan tersebut kemungkinan memang tidak dimaksudkan untuk merenggut nyawa Abramovich dan dua negosiator perdamaian.
Akan tetapi, hanya ditujukan untuk menakuti para korban.
Gejala yang dialami Abramovich dan dua negosiator lainnya kemudian mereda pada akhir minggu berikutnya.
Untuk Abramovich, gejalanya mereda setelah dirawat di kapal pesiarnya yang bersandar di Turki.
Baca Juga: Bukan Cuma Roman Abramovich, Pemilik Manchester City Juga Bisa Disanksi Pemerintah Inggris