Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Masih jauh untuk menyebut Aprilia sebagai pabrikan juara. Namun, kemenangan Aleix Espargaro pada MotoGP Argentina cukup untuk memberikan sedikit penyesalan bagi mereka yang pernah menolak.
Aprilia berpesta di bulan April.
Euforia timbul setelah Aleix Espargaro memenangi balapan seri ketiga MotoGP Argentina yang dihelat di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, Minggu (3 /4/2022).
Kemenangan itu tak hanya menjadi kemenangan grand prix pertama buat Espargaro tetapi juga kemenangan pertama di kelas para raja bagi Aprilia.
Aprilia kini boleh berbangga karena telah membuktikan bahwa mereka tak lagi menjadi pabrikan penggembira pada MotoGP.
Sekadar informasi saja, mereka sempat menjadi pabrikan yang paling dihindari dalam bursa pembalap MotoGP.
Espargaro membeberkannya ketika mengingat kembali bahwa dia bukan pilihan pertama saat bergabung pada 2017.
"Tidak ada pembalap yang ke sana, pembalap-pembalap top tidak ingin pergi ke sana, tidak ada yang percaya dengan proyeknya," ungkapnya setelah lomba, dilansir dari The-Race.
"Bahkan tiga tahun lalu kami mencoba meyakinkan sejumlah pembalap muda, yang sekarang masih di Moto2, dan mereka bilang lebih memilih menunggu pabrikan lain."
Baca Juga: Rossi dan Marquez Lewat, Espargaro Cetak Rekor Pribadi Usai Kuasai Kualifikasi MotoGP Argentina
"Jadi penolakan ini sejujurnya membuat saya makin lapar dan memberi saya motivasi ekstra."
"Itu karena saya bilang 'oke, Anda akan mengingatnya sebagai hari buruk ketika bilang tidak ke Aprilia'. Dan sekarang saya bahagia."
Ketidakpercayaan terhadap potensi Aprilia sangat terlihat pada 2020 ketika mereka kesulitan mencari pengganti Andrea Iannone yang diskors karena kasus doping.
Eks pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow, lebih memilih pensiun sebelum mengambil peran pembalap penguji di Yamaha.
Jorge Lorenzo yang merebut dua gelar juara GP250 (kini Moto2) bersama Aprilia juga menolak tawaran yang disodorkan kepadanya.
"Mereka menginginkan saya sebagai pembalap, tetapi saya lebih ingin memulainya sebagai pembalap penguji," tutur Lorenzo kepada Speedweek pada tahun lalu.
"Pada akhirnya mereka tidak ingin melakukan investasi terlalu besar untuk merekrut juara dunia (lima kali) sebagai pembalap penguji."
"Merekrut pembalap seperti saya tentunya lebih mahal. Pada akhirnya kami tidak menemukan kesepakatan."
Aprilia hampir mendapatkan jackpot ketika mampu membujuk Andrea Dovizioso untuk menjalani tes bersama mereka.
Baca Juga: Cetak Sejarah bagi Aprilia, Aleix Espargaro: Tak Ada Usaha yang Sia-sia
Hanya saja tes privat selama total 15 hari tak cukup untuk membuat runner-up MotoGP tiga kali itu percaya 100 persen terhadap potensi motor RS-GP.
Dovizioso memilih bermain aman dalam keputusannya kembali dari masa hiatus dengan merapat ke tim satelit Yamaha.
"Sejak tes pertama saya memberi tahu mereka bahwa motornya punya basis bagus. Namun, untuk MotoGP saat ini tidak cukup," ujar Dovizioso, dilansir dari Speedweek.
"Anda harus meningkatkan banyak detail jika ingin maju."
Dovizioso sendiri masih kesulitan beradaptasi dengan motor M1 yang pernah dianggap sebagai motor yang gampang.
Diharapkan bisa bersaing dalam perburuan gelar, Dovizioso masih belum lebih baik daripada pendahulunya, Valentino Rossi, yang kesulitan finis 10 besar.
Ditolak pembalap berpengalaman jelas tidak separah ditolak pembalap yang masih 'mentah'.
Aprilia tidak mendapatkan hasil yang lebih baik ketika melakukan pendekatan dengan sejumlah pembalap muda.
Tahun lalu mereka mencoba membajak Enea Bastianini dari Ducati. Menurut sang manajer, Carlo Pernat, negosiasi berjalan serius tetapi Bastianini lebih memilih bertahan.
Baca Juga: Ternyata 9 Pembalap Berbeda Sudah Naik Podium dalam 3 Balapan MotoGP 2022
Adapun dari kolam Moto2, pabrikan asal Noale itu sempat dirumorkan memancing nama-nama seperti Fabio Di Giannantonio, Marco Bezzecchi, dan Joe Roberts, untuk musim 2021.
Roberts, yang diharapkan menjadi wakil Amerika Serikat di kelas MotoGP, menjadi pembalap yang hampir bergabung dengan Aprilia.
Akan tetapi, Roberts merubah keputusannya pada jam terakhir negosiasi.
Dilansir dari The-Race, keputusan Roberts kabarnya diambil setelah dia meminta masukan dari beberapa pembalap senior MotoGP.
Roberts sendiri kepada Gazzetta dello Sport mengaku tak ingin dicap promosi ke MotoGP karena faktor kewarganegaraan.
Pembalap berusia 24 tahun itu berniat membuktikan diri selain menghormati kontrak yang baru ditekennya dengan tim juara bertahan Moto2 saat itu, Italtrans Racing.
Joe Roberts will ride for the Italtrans Moto2 team in 2021 with one objective, fight for the championship
Read more in bio #MotoGP https://t.co/1fsIr1Wx4Q pic.twitter.com/xJVYto7BmL
— Everything Moto Racing (@everythingmrace) October 15, 2020
Terlepas dari alasan tersebut, keputusan Roberts menolak Aprilia membuat legenda MotoGP asal AS, Kevin Schwantz, mengernyitkan dahi.
"Saya tidak mengira ada banyak kesempatan untuk mendapatkan tempat di MotoGP, dan menolak salah satunya, buat saya, agak bodoh," ujar Schwantz, kepada Bike Sport News.
"Jika MotoGP adalah tujuan Anda, pergilah ke sana secepat yang Anda bisa," sambung juara GP500 satu kali itu.
Baca Juga: Moto3 Argentina 2022 - Bukan Harinya Mario Aji, Misi Lampaui Hasil Mandalika Tak Tuntas
Roberts masih berlomba di Moto2. Sejak musim lalu dia mengalami paceklik podium dengan pencapaian terbaik finis keempat.
Aprilia bisa jadi tidak akan membuka lowongan pembalap sampai musim depan jika RS-GP masih mampu bersaing pada sisa musim ini.
Kontrak Espargaro memang akan berakhir musim ini.
Namun, melihat suntikan motivasi dari hasil kompetitif akhir-akhir ini, sulit untuk tidak melihat Espargaro memperpanjang kontraknya lagi dengan Aprilia.
Pun demikian halnya dengan Vinales.
Sempat dicibir karena pindah ke Aprilia dari Yamaha, Top Gun juga diprediksi akan mengaktifkan perpanjangan kontrak selama setahun pada akhir tahun ini.