Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Gresini Racing, Enea Bastianini, pantas percaya diri bisa mengejar gelar juara MotoGP. Sebab, catatan dua kemenangan pada awal musim nyaris tak pernah dialami rider Ducati sebelumnya.
Enea Bastianini sukses membuktikan bahwa kemenangannya pada balapan seri perdana MotoGP Qatar bukan sekadar aji mumpung.
Sempat "tiarap" karena hasil posisi ke-11 dan 10 pada MotoGP Indonesia dan MotoGP Argentina, Bastianini kembali unjuk gigi.
Dia finis terdepan pada balapan seri keempat MotoGP Americas yang digelar di Sirkuit Americas, Texas, Amerika Serikat, Minggu (10/4/2022).
Menariknya, cara Bastianini memenangi balapan MotoGP Americas hampir serupa dengan MotoGP Qatar.
Bastianini tak langsung mengambil posisi terdepan sejak awal. Di Americas dia mengambil urutan ketiga sebelum memperbaiki posisinya secara progresif.
"Penting untuk tidak menghabiskan terlalu banyak energi pada bagian pertama balapan," ucap Bastianini, dilansir dari Crash.net.
"Start dari baris kedua membuat situasinya menjadi lebih mudah, tetapi ketika Alex Rins mencoba menyalip saya memutuskan inilah saatnya untuk memacu motornya."
"Saya menyalip Jorge Martin kemudian Jack Miller, dan saya menang. Fantastis," sambungnya.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Setelah GP Americas, Siapa yang Mampu Hentikan Bastianini?
Catatan dua kemenangan dalam empat seri pertama yang dibukukan Bastianini terbilang impresif.
Lebih-lebih ketika hanya berbicara soal pencapaian pembalap Ducati pada MotoGP.
Sebelum Bastianini, hanya Casey Stoner, penunggang Desmosedici GP yang mampu menang dua kali dalam empat balapan pertama.
Stoner melakukannya pada 2007. The Kuri Kuri Boy sedikit lebih baik karena menang tiga kali dalam periode yang sama.
Apa yang terjadi pada tahun itu tak perlu dibahas lebih jauh. Ya, Stoner mempersembahkan gelar juara MotoGP pertama dan terakhir buat Ducati hingga sekarang.
Memang, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Bastianini akan juara musim ini hanya semata-mata karena punya catatan yang sama.
Bastianini pun memiliki pemikiran yang sama kendati soal kans menjadi pesaing dalam perburuan gelar dia percaya telah memilikinya.
"Sekarang baru empat balapan, kejuaraannya masih panjang, tetapi kami punya potensi bagus," kata Bastianini.
"Tim kami bekerja dengan baik dan saya pikir kami bisa bersaing untuk posisi pertama di kejuaraan ini."
Baca Juga: Jack Miller: Bukan Motor yang Jadi Pembeda Tapi Bastianini
Tantangan Bastianini dipandang akan terus bertambah seiring berjalannya kejuaraan musim ini.
Keuntungan pembalap tim satelit dengan motor lama tetapi mapan duluan akan berkurang ketika pembalap pabrikan mulai menyatu motor baru mereka.
Dalam sejarah MotoGP pun belum pernah ada pembalap tim independen yang menjadi juara.
Sejak era motor empat tak, pencapaian terbaik pembalap non-pabrikan adalah runner-up seperti Sete Gibernau (2003,2004), Marco Melandri (2005), dan Franco Morbidelli (2020).
Terlepas dari pembicaraan soal kemenangan dan gelar juara, Bastianini percaya diri bisa tampil cepat di semua sirkuit.
Penampilan kompetitif dan konsisten menjadi modal penting untuk menjaga eksistensi di posisi tertinggi.
"Kami bisa tampil cepat di semua trek," tutur Bastianini lagi.
"Meski begitu saya menjalani musim ini seperti seorang debutan karena saya melihat bahwa kami masih bisa belajar dari kompetitor kami," tandasnya.
Kejuaraan akan dilanjutkan dengan balapan MotoGP Portugal yang digelar pada 24 April 2022 di Sirkuit Algarve, Portugal.
Tahun lalu Bastianini finis di posisi kesembilan setelah start dari urutan 16.
Baca Juga: Catat, Kesuksesan Marquez Naik 18 Posisi pada MotoGP Americas Itu Biasa Saja