Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Satu permintaan Erik ten Hag setelah resmi menjadi pelatih Manchester United langsung ditolak oleh Setan Merah.
Manchester United resmi mengumumkan penunjukan Erik ten Hag sebagai pelatih anyar mulai musim 2022-2023.
Pengumuman soal penunjukan Erik ten Hag disampaikan Manchester United pada Kamis (21/4/2022) pukul 17.10 WIB melalui laman resmi dan akun media sosial klub.
Manchester United akan mengikat Erik ten Hag dengan kontrak selama tiga tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.
"Manchester United dengan senang hati mengumumkan penunjukan Erik ten Hag sebagai pelatih utama, yang tunduk pada persyaratan visa kerja, mulai akhir musim ini hingga Juni 2025, dengan opsi untuk diperpanjang satu tahun lagi," tulis pernyataan resmi Manchester United.
Baca Juga: BREAKING NEWS - Manchester United Resmi Tunjuk Erik ten Hag Jadi Pelatih Baru
Segera setelah resmi menjadi pelatih, Ten Hag langsung mempunyai permintaan kepada Man United.
Dinukil BolaSport.com dari Metro, Ten Hag ingin menjadikan Steve McClaren sebagai asistennya di Man United.
Untuk diketahui, McClaren merupakan sosok yang pernah bekerja sebagai asisten Sir Alex Ferguson antara 1999 dan 2001 dan merupakan bagian dari staf pelatih klub saat Man United memenangkan treble pada musim 1998-1999.
Namun, permintaan Ten hag langsung ditolak oleh Man United.
Dewan Man United telah menunjukkan penolakan terhadap gagasan itu dan Ten Hag tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Alasan penolakan tersebut didasari oleh permintaan anggota dewan Man United kepada Ten Hag untuk memanfaatkan staf yang sudah ada di klub.
Saat ini, di belakang layar Man United sudah diisi orang-orang seperti Mike Phelan, Darren Fletcher, Chris Armas, dan Eric Ramsay.
Akan tetapi, dilansir BolaSport.com dari Telegraph, dewan Man United harus tunduk pada tuntutan Ten Hag untuk menunjuk McClaren, atau mereka berisiko merusak proyeknya sejak awal.
Baca Juga: Man United seperti Orang Habis Dipukuli, Erik ten Hag Mending Pikir-pikir Lagi