Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengklaim telah mengantongi 3.000 data atlet yang bakal jadi calon lawan Indonesia di ajang SEA Games 2023.
Indonesia melakukan persiapan sedini mungkin untuk ajang SEA Games selanjutnya yang akan diselenggarakan di Kamboja.
Untuk itu, analisis mendalam dalam mendata atlet yang akan menjadi lawan Indonesia di SEA Games 2023 nanti dilakukan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Ferry J Kono yang juga menjabat sebagai Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia pada SEA Games 2021 Vietnam.
Pada hari Senin (23/5/2022) Ferry menjelaskan bahwa selama ini Indonesia tidak memiliki data mengenai atlet-atlet dari negara pesaing.
Namun pada SEA Games 2021 kali ini KOI membuat data tersebut dan melakukan analisis dengan lebih mendalam.
Bahkan disebutkan bahwa KOI telah mengumpulkan sekitar 3.000 data atlet dari seluruh negara peserta SEA Games 2021.
"Yang sulit bagi kami itu mendapatkan data atlet dari negara-negara pesaing," ucap Ferry dikutip Bolasport.com dari ANTARA.
"kini kita sudah ada, sehingga kedepannya bisa lebih tepat lagi dalam menentukan siapa atlet yang akan dikirim."
Baca Juga: SEA Games 2021 - Hobi Main Tembak-Tembakan Antarkan Iqbal Raih Medali Perak
KOI pada ajang SEA Games 2021 ini menerapkan kebijakan yang berbeda dari dari SEA Games 2019 di Filipina.
Tahun ini KOI memutuskan untuk mengurangi jumlah atlet yang dikirim ke Vietnam, bahkan jumlahnya hingga separuh kekuatan pada SEA Games 2019.
Indonesia hanya mengirimkan 499 atlet untuk bertanding di 315 nomor pada ajang dua tahunan tersebut.
Tapi Indonesia justru mampu merangsek ke peringkat tiga klasemen perolehan medali dengan meraih 69 emas, 91 perak, dan 81 perunggu (satu hari menjelang penutupan).
Padahal di SEA Games 2019 yang menurunkan kekuatan penuh Indonesia hanya mampu menempati urutan keempat.
Keberhasilan ini karena KOI menyeleksi atlet yang akan dikirim ke Vietnam berdasarkan data dan analisis yang dimiliki.
Sebenarnya kebijakan tersebut menimbulkan kontroversi di dalam negeri, pasalnya pengurus cabang olahraga merasa paling mengetahui urusan peta kekuatan di arena SEA Games.
"Pastinya cabor yang paling tahu tapi ketika mengutus orang untuk mempresentasikan malahan orangnya tidak bisa jawab," kata Ferry.
"Kita punya data, dan mereka tidak. Jadi data kita lebih baik."
Baca Juga: SEA Games 2021 - Usai Cetak Sejarah Baru Timnas Basket Fokus FIBA Asia Cup
Bahkan ada salah satu cabang olahraga yang ngotot atletnya diberangkatkan padahal sama sekali tidak memiliki rekam jejak prestasi yang baik.
"Seperti yang sempat ramai (senam, red) kami sempat bertanya kepada yang dikirim tim putri karena data menunjukkan VO2max rendah," kata Ferry.
"Apakah bisa dalam tiga minggu ditingkatkan, tentu tidak bisa."
KOI mengatakan bahwa langkah yang mereka ambil sudah sesuai dengan keinginan negara dalam konsep Desain Besar Olahraga Nasional agar Indonesia lebih banyak meraih prestasi di Olimpiade.
"Perubahan perlu waktu dan proses, perlu kesabaran dan saling percaya. Sebenarnya di single event masih banyak kesempatan,"
"Tapi jika bicara multievent ini beda karena bawa nama negara," kata Ferry mengkahiri.
Baca Juga: SEA Games 2021 – Momentum Kebangkitan Cabang Olahraga Tinju