Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM – Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, membuat final Liga Champions 2021-2022 melawan Liverpool sebagai misi balas dendam ganda.
Carlo Ancelotti bukan musuh yang asing bagi Liverpool selama karier panjang kepelatihannya di sepak bola.
Sebelum mengasuh Real Madrid, Carlo Ancelotti merupakan pelatih dari rival sekota sekaligus musuh bebuyutan dari Liverpool, yakni Everton.
Terlebih lagi, Liverpool juga pernah menjadi lawan Carlo Ancelotti dalam dua edisi final saat dia masih melatih raksasa Liga Italia, AC Milan.
Miracle of Istanbul yang didapatkan Liverpool di tahun 2005 membuat Carlo Ancelotti tak bisa melupakan kekalahan tersebut dan membalasnya dua tahun kemudian.
AC Milan berhasil menuntaskan misi balas dendam setelah menderita kekalahan menyakitkan tersebut dengan mengalahkan Liverpool pada final Liga Champions 2007.
Baca Juga: Bahagianya Aurelien Tchouameni Jadi Rebutan Liverpool dan Real Madrid
"Dalam karier saya di Liga Champions, kami telah saling berhadapan berkali-kali," ujar Ancelotti, dikutip BolaSport.com dari situs resmi UEFA.
"Pertama kali pada tahun 1984, final di Roma. Saya tidak bermain karena saya cedera. Kemudian, pada 2005 dan 2007, dan tentu saja, rivalitas itu ditekankan selama saya bekerja di Everton."
"Sekarang, kami akan saling berhadapan dengan mereka lagi. Mereka memiliki skuad yang hebat dan mereka sulit untuk dilawan."
"Mereka bermain pada level yang sangat tinggi, dengan fisik yang hebat, tetapi senang bermain melawan mereka di final."
"Di final Istanbul 2005 itu adalah tim terbaik yang pernah saya latih di final. Sayangnya, dalam sepak bola ada ketidakpastian yang tidak dapat Anda kendalikan."
"Sulit untuk dijelaskan. Sulit untuk menjelaskan bagaimana kami melakukannya dengan mencetak dua gol dalam satu menit di menit ke-90 melawan Manchester City di semifinal."
"Hal-hal ini terjadi, dan Anda harus menerimanya. Anda juga tidak perlu terlalu memikirkannya. Sepak bola selalu menawarkan (kesempatan penebusan) dan itu terjadi dua tahun kemudian (ketika AC Milan mengalahkan Liverpool di final 2007)," ujar Ancelotti.
Baca Juga: Gagal Boyong Kylian Mbappe dari PSG, Real Madrid Tak Buru-buru Cari Pengganti
Para pemain Liverpool yang tidak banyak berubah pada final Liga Champions 2018 banyak yang berkata ingin membalas dendam terhadap kekalahan tersebut.
Namun, Ancelotti juga menegaskan bahwa Madrid juga membawa misi yang sama dengan Liverpool dengan membalas dendam pada kekalahan final pada tahun 1981 silam.
"Apakah Liverpool akan membalas dendam atas kekalahan final 2018 dari Madrid?" ucap Ancelotti.
????️ "In my career we have faced each other many times."
Interview with Carlo Ancelotti as he prepares for his unprecedented fifth Champions League final as a coach ????#UCLfinal
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 26, 2022
"Real Madrid juga mencari balas dendam karena mereka kalah di final melawan Liverpool pada (final 1981 di) Paris."
"Saya tidak berpikir itu (berarti banyak). Dua tim hebat akan saling berhadapan, dan yang lebih berani dan berkepribadian akan menang pada akhirnya."
"Seperti yang saya katakan, Liverpool memiliki banyak kualitas bersama, dengan intensitas tinggi dan organisasi yang bagus."
"Mereka adalah salah satu tim terbaik. Juergen Klopp adalah pelatih yang hebat. Saya memiliki hubungan yang baik dengannya."
"Dia seorang pelatih hebat yang membawa beberapa hal baru ke sepakbola dengan intensitas dan tekanan ofensif (dari timnya). Dia melakukan pekerjaan yang hebat," tutur pelatih berusia 62 tahun tersebut.
Baca Juga: Nyaris Semua Klub Asuhan Jose Mourinho Raih Gelar, Tottenham Hotspur Alergi Trofi