Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kim Pan-gon telah menentukan 23 pemain timnas Malaysia untuk berlaga di fase Grup E Kualifikasi Piala Asia 2023 mulai 8 Juni mendatang.
Namun, pemilihan juru taktik asal Korea Selatan itu justru mendapat tentangan dari publik sepak bola Negeri Jiran.
Hal ini menyusul dibawanya dua pemain naturalisasi, yakni Guilherme De Paula dan Mohamadou Sumareh dalam 23 daftar pemain timnas Malaysia.
Kim Pan-gon dinilai keliru menyertakan kedua pemain tersebut karena perfoma mereka yang dianggap tidak sesuai ekspektasi.
De Paula dan Mohamadou Sumareh yang sama-sama memperkuat Johor Darul Tazkim baru mencatatkan 56 bermain dalam 2 pertandingan.
Baca Juga: Seberapa Cinta dengan Sepak Bola?, Noh Alam Shah: Cinta Banget, Istri dan Anak-anak Kalah
Netizen juga menyebut keduanya kurang berkontribusi dalam dua laga uji coba terakhir timnas Malaysia saat melawan Brunei Darussalam dan Hongkong.
Jauh sebelum itu, De Paula dan Mohamadou Sumareh juga sudah membuat pundukung Malaysia kecewa kala tersingkir di Piala AFF 2020.
Menanggpi polemik pemilihan tersebut, mantan pelatih timnas Malaysia B. Sathianathan angkat bicara.
Menurut dia, netizen dan penggemar sepak bola Malaysia sudah 'mengingkari janji' kepada Kim Pan-gon.
Sebab, mereka menganggu dan mencampurtangani tugas Kim Pan-gon sebagai pelatih kepala timnas Malaysia.
B. Sathianathan berpesan agar Pan Gon tidak mengikuti atau khawatir dengan kritik yang dibuat oleh netizen di media sosial.
Dia menyebut tugas pelatih kepala tim nasional sepak bola sebagai posisi tersulit di Malaysia setelah Perdana Menteri.
“Ada dua posisi di negara kita yang sangat sulit, Perdana Menteri dan pelatih kepala skuat nasional. Ini adalah posisi yang selalu dikritik habis-habisan," ucapnya dikutip dari bharian.com.my.
“Ada yang tidak suka keputusan apapun dan ada yang suka, makanya kita harus mengikuti satu orang saja. Kalau kita ingin mengikuti banyak orang, di negara kita harus ada 11 Perdana Menteri."
“Tapi sekarang kita harus mengikuti keputusan Pan Gon, kalau kita mau mengikuti keinginan semua netizen, kita harus mati. Ya memang (pekerjaan Pan Gon terganggu), ini normal sekarang ketika ada netizen yang bisa berkomentar di media sosial."
Baca Juga: Indonesia Kembali Kedatangan Pemain Jepang, Kali Ini Gabung PSM Makassar
"Saran saya, jangan ikuti, itu saja. Memang benar bahwa di mana-mana hal ini terjadi, tetapi di sini saya melihatnya terlalu berlebihan. Orang-orang harus baik pada nilai pelatih, maka itu adalah tim kami sendiri," imbuhnya.
Padahal, netizen dan pendukung yang awalnya meminta agar tidak ada pihak yang mengganggu tugas atau keputusan Pan Gon setelah dirinya diumumkan sebagai pelatih baru Harimau Malaya, awal tahun ini.
Namun kini mereka justru tidak terima dengan keputusan Kim Pan-gon membawa Guilherme De Paula dan Mohamadou Sumareh.
Dikhawatirkan polemik ini dapat menganggu persiapan timnas Malaysia yang sejatinya dalam perfoma apik jelang mentas di kualifikasi Piala Asia 2023.
Baca Juga: Piala Presiden 2022 Dipastikan Pakai Penonton
Sathianathan berharap agar pendukung sepak bola Tanah Air lebih bijak menghargai keputusan Kim Pan-gon.
“Kalau terlalu banyak menuruti kata-kata netizen, yang rugi FAM juga. Soalnya, misalnya kalau membuang Pan Gon (FAM) mereka harus bayar, bukannya menunjukkan pemberitahuan tiga bulan, bisa jadi untuk gaji tiga bulan."
"Netizen perlu tahu kontraknya, jika netizen tidak suka, mereka tidak akan memberikan satu sen pun. Jadi, yang kalah adalah FAM. Kami meminta Pan Gon untuk datang dan membantu, agar dia melakukan pekerjaan itu," katanya.
Timnas Malaysia dijadwalkan akan memulai perjuanga mereka dengan menghadapi Turkmenistan pada hari Rabu 8 Juni mendatang.
Lalu, mereka akan bersua Bahrain (11 Juni) sebelum melawan Bangladesh (14 Juni) dengan semua pertandingan berlangsung di Stadion Nasional, Bukit Jalil.