Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Senada dengan pengamatan Max, CEO dan mantan juara One Pride, Fransino Tirta, yang juga pemegang Blackbelt Brazilian Jiu-jitsu menyatakan bahwa para petarung Indonesia memiliki kemampuan ground game yang lebih matang dari lawan-lawannya.
“Meski lebih senior, lawan Jeka sepertinya hanya terbiasa bertarung dengan style tinju atau striking, sehingga akan kesulitan menghadapi kemampuan grappling Jeka."
"Hal yang sama berlaku juga bagi Angga. Sehingga keduanya kemungkinan bisa mengakhiri pertarungan dengan menggunakan submission."
"Selain itu, lawan Jeka berasal dari negara yang tidak menghasilkan petarung-petarung MMA yang tangguh,” sebut Fransino.
Baca Juga: Romelu Lukaku di Ambang Pintu Keluar, Korban Kutukan No. 9 di Chelsea Tambah Panjang
Fransino menambahkan para petarung akan bisa mendapatkan kontrak UFC, jika bisa memenangkan minimal 2 pertarungan.
"Selain menjadi orang Indonesia pertama yang jadi atlet UFC, pastinya akan menjadi atlet MMA dengan bayaran tertinggi di tanah air, “jelas Fransino.
Perwakilan MOLA, Mirwan Suwarso, sungguh bangga bisa melihat petarung Indonesia di UFC. Ia berharap mereka bisa meraih sukses karena keberhasilan mereka akan meningkatkan minat masyarakat di tanah air.
"Bukan hanya menjadi penonton tapi juga menjadi atlet MMA, olah raga dengan perkembangan terpesat di dunia dalam 10 tahun terakhir ini,” tutup Mirwan.