Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kelemahan dalam servis menjadi perhatian pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto, dari kekalahan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pada Indonesia Masters 2022.
Langkah Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari pada Indonesia Masters 2022 harus terhenti pada perempat final.
Diharapkan bisa melangkah lebih jauh pasca-kemenangan atas rekan senegara sekaligus unggulan keempat, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, langkah Rinov/Pitha malah berakhir prematur.
Rinov/Pitha dikalahkan wakil Thailand, Supak Jomkoh/Sapsiree Paewsampran, pada pertandingan yang digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Pasangan ganda campuran nomor satu di pelatnas PBSI itu nyaris tak berkutik. Skor kekalahan mereka pun cukup telak 13-14, 14-21.
Masalah servis Pitha dan kurang bertenaganya pukulan Rinov disebut Nova Widianto sebagai penyebab kekalahan kali ini.
"Dari servis masalahnya dan itu sering terjadi. Khususnya Mentari, sudah gak yakin dari awal, dari poin 1-0, 1-1, 2-1," kata mantan pemain ganda putra nomor satu itu kepada awak media dan BolaSport.
"Kami cari poinnya agak lama sementara mereka kadang cuma butuh sekali pembukaan karena kami mengembalikannya nanggung."
"Dari situ permainan kami jadi gak yakin, ditambah Rinov gak fit dari Senin tetapi yang paling kelihatan kami kalah di power karena belum ada waktu latihan jangka panjang soalnya pertandingan lanjut terus."
Baca Juga: Hasil Indonesia Masters 2022 - Rinov/Pitha Terhenti Usai Digebuk Wakil Thailand
"Pas menang angin, kami kesusahan untuk unggul dengan smes Rinov. Sementara pas mereka yang menang angin, kelihatan banget mereka sekali smes tenaganya gede, dua tiga kali kami jebol."
"Rinov power-nya harus lebih ditingkatkan. Secara pukulan, Rinov termasuk komplet. "
"Mentari dari servisnya. Harusnya jangan kepikiran. Kalau udah gak enak servisnya, gak enak semua mainnya."
"Dari semifinal Sea Games kemarin juga gitu, servisnya gak pede jadi gak enak semuanya. Ini masalah yang harus kami atasi."
"Mungkin dari pemanasan harus sudah enjoy. Bahkan mungkin sebelum berangkat ke sini. Jangan terlalu dipikirin."
"Tadi lebih banyak mikirin gimana mainnya. Jadinya sedikit hati-hati mainnya. Pikiran-pikiran kayak gini yang harus dibuang."
Mengenai kelemahan dalam servis, Nova meminta Pitha untuk belajar dari Greysia Polii.
Cedera bahu pada masa lalu sempat membuat Greysia kehilangan sentuhan dengan servis backhand yang jamak dipakai di level profesional.
Kesulitan saat kembali menggunakan servis backhand, Gresyia yang sudah berstatus pemain senior tak malu kembali memakai servis forehand.
Baca Juga: Indonesia Masters 2022 - 3 Berbanding 223, Rivalitas Berwarna di Tunggal Putra Hadirkan Rekor Langka
Keputusan Greysia kembali menggunakan servis forehand terbukti tepat.
Peningkatan prestasi Greysia dan Apriyani Rahayu hingga menjadi juara Olimpiade ditandai dengan kembalinya servis forehand Greysia pada awal tahun 2020.
Nova menilai Pitha harus bisa merasa nyaman dengan servisnya terlepas dari cara servis yang dipilihnya.
"Sebenarnya kayak Mentari, dari teknik servis sudah gak ada masalah, tinggal keyakinan dirinya aja. Kalau servisnya sudah enak, bakal enak terus," ujar Nova.
"Padahal sudah dibahas, selama pertandingan, gak usah terlalu bahas servisnya Mentari, nanti jadi takut lagi."
"Sebenarnya servis tuh gampang, tapi penting. Semua permainan dimulai dari servis."
"Contohnya mungkin Greysia Polii. Sekelas dia masih mau nyari servis yang enak, karena kelemahan dia di situ.
"Tapi begitu dia dapet cara servis yang enak, hasilnya kelihatan. Meskipun pemain senior, dia tidak malu mencoba. Akhirnya ketemu dengan servis 'jadul'."
"Mentari ini pokoknya harus yakin, mau apapun gayanya. Kalau Rinov ga terlalu masalah, cuma sering kepancing jadi terburu-buru dan power-nya harus dinaikin.
"Kami harus akuin kami kalah di power, kemarin (sewaktu SEA Games kalah dari) Malaysia sekarang Thailand."