Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Rekrutan anyar Bayern Muenchen dari Ajax, Ryan Gravenberch, telah mengonfirmasi bahwa dia menolak pindah ke Manchester United.
Pemain baru Bayern Muenchen yang direkrut dari Ajax, Ryan Gravenberch, telah mengungkapkan alasannya menolak bergabung ke Manchester United.
Lewat penuturannya yang dilansir BolaSport.com dari Goal, pemain yang berposisi sebagai gelandang itu mengatakan bahwa dirinya sudah memberikan janji kepada Bayern Muenchen.
Dengan janji yang sudah kadung diucapkan, Ryan Gravenberch tidak akan pernah mengingkarinya dengan berbalik arah dan menuju Inggris.
"Manchester United adalah klub yang sangat besar dan indah," kata Ryan Gravenberch, dinukil BolaSport.com dari Goal Internasional.
Baca Juga: Frenkie de Jong Telah Diyakinkan Bahwa Masa Depannya Ada di Manchester United
"Akan tetapi, saya sudah memiliki perasaan yang baik di Bayern Muenchen dan saya telah memberikan janji saya."
"Pilihan saya sebenarnya dibuat cukup cepat."
"Pada bulan Oktober, saya bertemu dengan pelatih Julian Nagelsmann, direktur olahraga Hasan Salihamidzic dan direktur teknis Marco Neppe di sebuah hotel di Schiphol."
"Rencana yang mereka buat untuk saya masuk akal," tutur Gravenberch menambahkan.
Perlu diketahui, Manchester United dikabarkan memang tertarik kepada Ryan Gravenberch.
Hal itu tak bisa dilepaskan dari kinerja apiknya bersama Ajax Amsterdam.
Menurut catatan Transfermarkt, kendati masih berusia 20 tahun, Gravenberch telah mengecap 100 penampilan bersama Ajax sejak debutnya di musim 2018-2019.
Baca Juga: Salip Man United, Bayern Muenchen Layangkan Tawaran untuk Wonderkid Belanda
Dari 100 penampilan itu, 42 laga di antaranya terjadi di musim 2021-2022.
Adapun bersama timnas Belanda, Gravenberch telah tampil sebanyak 10 kali.
Meskipun berpostur tinggi menjulang hingga 190 cm, Gravenberch dikenal sangat gesit dan lincah dengan kakinya.
Selain itu, dilansir BolaSport.com dari Breaking The Lines, Gravenberch biasa beroperasi sebagai pivot dan sering terlibat dalam fase build-up.
Dirinya juga sering turun ke lini belakang untuk menciptakan keunggulan kuantitatif.
Namun, dia juga sering terlihat untuk maju ke depan, di mana dia bisa menghubungkan permainan di sepertiga akhir lapangan.