Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Situasi ganda campuran Pelatnas Indonesia kian memprihatinkan sejak sepeninggal Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang terdepak pada awal tahun.
Pasangan-pasangan yang tersedia masih belum mampu untuk meraih hasil lebih baik dari Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Ganda campuran Indonesia seakan terjun bebas dan kehilangan taringnya saat mengikuti beberapa turnamen pada tahun ini.
Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso yang diharapkan bisa melanjutkan penampilan cemerlang ganda campuran Indonesia masih jauh untuk mencapai level tersebut.
Kedua pasangan tersebut masih terseok-seok di setiap turnamen yang mereka ikuti.
Bahkan pada persaingan di level Asia Tenggara di SEA Games lalu, mereka tak bisa memanfaatkan dengan maksimal.
Lemahnya stok ganda campuran Pelatnas makin terlihat pada gelaran Super 1000 Indonesia Open 2022.
Baca Juga: Indonesia Open 2022 - Ada Kento Momota dan Ahsan/Hendra, Barisan Unggulan yang Terluka di Istora
Tiga wakil langsung tumbang pada babak pertama. Termasuk pasangan pemain muda, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Melihat hal itu, pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto turut angkat suara.
Menurutnya, pemainnya saat ini memang masih kualitas yang lemah jika harus bersaing dengan pasangan yang levelnya berada di atasnya.
Nova mengatakan, dalam pertandingan tidak hanya soal strategi namun para pemain juga harus bertanggung jawab saat di atas lapangan.
"Jadi gak melulu strategi terus, kita kan pusing lama-lama kalau harus itu terus. Karena kita gapunya defense, mau gamau satu tipe doang. Kalau kita buka, jebol," kata Nova.
"Kalau kita bisa defense, pola kita juga gak monoton harus nyerang terus. Sekarang kalau kita buntu, gabisa menyerang, kita juga bisa defense. Itu yang belum kita punya," tuturnya.
"Individu harus kuat jangan melulu dengan strategi, kita gak punya peluru," ujar Nova.
Baca Juga: Ganda Putra Malaysia Tebar Ancaman, Ingin Balas Dendam ke Pramudya/Yeremia?
Menurutnya, baik pemain putra maupun putri sampai saat ini masih belum memiliki senjata andalan untuk mengalahkan lawannya.
Nova berharap hal ini bisa dijadikan evaluasi untuk para pemain untuk kedepannya.
"Tahun depan, mudahan-mudahan harus siap ditargetkan," ujar Nova.
Baginya level ganda campuran Pelatnas Indonesia memang belum mencapai turnamen Super 750 ataupun 1000.
"Ya kalau dibilang kelasnya belum di situ, ada benernya juga. sebenernya gak ada yang istimewa ya, cuma yang tadi saya bilang kalah di powernya. keliatan di situnya," ujar Nova.
"Mau gamau kan kita harus turun ke 1000 dan 750 karena kadang-kadang nyangkut di kepercayaan diri anak anak. Kalau kita ketemu unggulan di delapan besar, pedenya pasti lain,"
"Tapi kalo babak pertama blank, pasti ada psikologis mereka juga," ucap Nova.
Pada tahun ini, pencapaian terbaik ganda campuran Pelatnas Indonesia didapat Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang menebus babak semifinal Swiss Open Super 300.
Selebihnya pasangan ganda campuran yang lain lebih banyak terhenti di babak pertama atau kedua.
Baca Juga: Indonesia Open 2022 - Ganda Putra Malaysia, Keracunan Makanan, dan Nasihat Rexy Mainaky