Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - David de Gea bersiap menjalani adaptasi bersama Erik ten Hag demi menjadi kiper yang lebih modern untuk Manchester United.
David de Gea telah menjadi andalan di bawah mistar gawang Manchester United selama 11 tahun.
Didatangkan dari Atletico Madrid pada 2011 silam, David de Gea dipilih sebagai suksesor Edwin van der Sar.
Musim 2021-2022, David de Gea menjadi salah satu pemain yang perannya paling vital di Manchester United.
Perannya sebagai seorang penjaga gawang disejajarkan dengan megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo.
Penyelematan krusial kerap dilakukan oleh De Gea untuk menjaga supaya gawang The Red Devils tak kebobolan.
Kehebatannya dalam menghentikan tembakan tak perlu diragukan lagi dalam kiprahnya di Liga Inggris.
Baca Juga: Gabriel Jesus dan Raheem Sterling Hengkang, Man City Bisa Ketiban Untung hingga Rp1,7 Triliun
Kendati mampu tampil apik di musim lalu, De Gea dinilai masih kurang lengkap sebagai seorang kiper.
Kekurangannya dalam mengembangkan permainan dan build-up serangan dari bawah adalah catatan penampilan yang harus dibenahi.
Bahkan kekurangannya tersebut membuat posisinya lengser dari kiper utama timnas Spanyol pada gelaran Euro 2020 lalu.
Posisinya harus rela tergusur oleh penjaga gawang Athletic Bilbao, Unai Simon.
De Gea harus bisa beradaptasi dengan gaya main pelatih anyar Man United, yakni Erik ten Hag.
Erik ten Hag memiliki gaya bermain dengan penguasaan bola tinggi yang dimulai dari posisi kiper.
Kemampuan De Gea di dalam kotak dinilai lemah dan tak jarang pula kebobolan dari situasi jarak dekat tersebut.
Baca Juga: Eks Wonderkid Mata Duitan Jadi ke Ajax, Barcelona bakal Kecipratan Rp34 Juta
De Gea juga lemah dalam penguasaan bola dan sering kehilangan bola jika bertemu dengan musuh yang memainkan pola high pressing.
Hal ini diperparah lagi oleh bek Man United yang juga kerap kali menyulitkan dirinya untuk menghalau bola.
Persentase sapuan bola juga terhitung rendah dibandingkan kiper-kiper di Liga Inggris lainnya.
De Gea bahkan jarang meninggalkan kotak di area gawang untuk keluar melakukan sapuan.
Berdasarkan data yang dinukil BolaSport.com dari Sportbible, Musim lalu dia menghentikan 6,7 gol lebih banyak dari yang diharapkan.
Namun, dia sering menghadapi tembakan probabilitas yang lebih tinggi karena keengganan ini untuk meninggalkan barisannya.
Pola permainan Man United (baik dengan Ole Gunnar Solskjaer atau Ralf Rangnick) yang tidak bermain dengan garis pertahanan tinggi membuat de Gea kerap berada di dalam kotak penalti.
Baca Juga: Ambisi Besar Klub Ronaldo Nazario: Duetkan Dani Alves dan Marcelo
Premier league goalkeepers sweeping actions outside penalty area and crosses stopped %
Short story - United will have to replace David De Gea for 2022-23. I understand when people say GK is not the most emergency position to solve for Ten Hag. But, he must address this area. pic.twitter.com/BYRUVekqYU
— UtdGrapher (@UtdGrapher) June 12, 2022
Dengan mengubah dan beradaptasi menjadi kiper yang lebih modern, De Gea bisa menjadi alternatif baru dalam membangun serangan.
Hal ini juga akan berdampak kepada kepercayaan anggota tim lain bahwa sapuan bola yang dihasilkan de Gea bisa menghindarkan dari kebobolan.
Adapun jika dilihat dari persentasi umpan silang dari lawan, De Gea hanya bisa mengadang sebanyak 3,2 persen.
Persentasi tersebut menempati urutan ketiga dari bawah dalam skala persentil di lima liga top Eropa.
Sebagai perbandingan, dari penilaian metrik ini dengan kiper cadangan Man United, Dean Henderson, ia mencatatkan persentil ke-67.
Sementara kiper Real Madrid, Thibaut Courtois mencatatkan persentil ke-70 dan catatan terbaik dipegang oleh kiper Liverpool, Alisson Becker, dengan persentil ke-88.
Jika De Gea ingin memikat Erik ten Hag dan juga Luis Enrique di timnas Spanyol, maka dirinya harus melakukan perubahan yang signifikan.