Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kerendahan hati Hendra Setiawan mendapat pengakuan dari jawara baru tunggal putra, Loh Kean Yew (Singapura). Saking rendah hatinya, Loh sampai tidak menyangka Hendra pernah juara Olimpiade.
Hendra Setiawan menjadi salah satu pemain ganda putra tersukses yang pernah dimiliki Indonesia.
Menempati peringkat satu dunia? Pernah, bersama Markis Kido dan Mohammad Ahsan.
Juara dunia? Empat kali malahan Hendra melakukannya. Juara Olimpiade? Sudah bersama Markis Kido pada Olimpiade Beijing 2008.
Juara Thomas Cup? Tentu saja, dan belum menghitung koleksi gelar Hendra lainnya dari Asian Games, All England, Indonesia Open, dll.
Namun, reputasi Hendra sebagai pemain bertabur gelar pernah tak terdeteksi bahkan oleh sesama pemain profesional.
Loh Kean Yew adalah contohnya.
Loh bertemu Hendra untuk pertama kalinya ketika mereka menjadi rekan satu tim di Pune 7 Aces pada kompetisi Premier Badminton League di India.
Sekadar informasi, Hendra menjadi pemain asing termahal yang diboyong Pune dalam proses lelang dengan mahar 4 juta rupee atau sekitar 700 juta rupiah.
Akan tetapi satu-satunya informasi yang diketahui Loh tentang Hendra adalah sang pemain veteran merupakan juara dunia ganda putra pada tahun sebelumnya.
Baca Juga: Dominan di Tunggal Putra, Viktor Axelsen Tak Pernah Anggap Dirinya Raja
Momen jenaka ketika kaget mengetahui Hendra seorang juara Olimpiade dibagikan Loh dalam bincang-bincang di kanal Youtube Hendra Setiawan.
Pemain yang mengidolakan Lee Chong Wei dan Lin Dan itu pun memuji Hendra sebagai sosok yang rendah hati walau sudah meraih banyak kesuksesan.
"Dari pemain seperti dia (Hendra) atau Viktor Axelsen, saya belajar banyak karena mereka seorang legenda tetapi tetap rendah hati," kata Loh.
"Pertama kali saya bertemu Hendra, saya hanya tahu namanya tetapi tidak tahu dia sudah pernah menang turnamen apa saja."
"Saat saya berbicara dengan dia, saya sudah menganggapnya sebagai teman, jadi saya tidak peduli siapa dia sebenarnya."
"Kemudian ada yang bertanya, 'Anda satu tim dengan Hendra?' Saya bilang, 'Iya, terus kenapa?' Dia jawab, 'Dia juara Olimpiade!'"
"'Hah, yang benar?'"
"Saya tahu dia juara dunia tahun 2019, jadi dia memang bagus, tetapi sejak 2008 sudah menang Olimpiade dan sampai sekarang masih bermain? Itu benar?"
"Tiga belas tahun dan masih bisa juara," sambung kampiun Kejuaraan Dunia 2021 itu sambil bertepuk tangan.
Loh juga menceritakan kisah lucu lainnya dari pengalamannya bersama Hendra pada Premier Badminton League 2020.
Baca Juga: Update Ranking Race to Guangzhou - Fajar/Rian di Puncak, Marcus/Kevin Tak Masuk 10 Besar
Hendra pernah tidak mengajak Loh untuk makan bersama di kamar pemain tunggal putra Jepang, Kazumasa Sakai, yang satu tim dengan mereka.
"Sakai membawa makanan instant dari Jepang tetapi Hendra tidak ajak saya. Saya masuk ke kamar Sakai dan, loh, dia sudah di sana," kata Loh.
"Itu karena saya kira Anda suka makanan India," sahut Hendra sambil tertawa.
"Dia sudah menghabiskan makanannya jadi Sakai memasak lagi buat saya. Waktu itu sangat menyenangkan," sambung Loh.
Sementara itu, Loh menikmati waktunya di Indonesia selama mengikuti Indonesia Masters dan Indonesia Open bulan ini.
Loh menjadi salah satu pemain yang mencuri perhatian penonton.
Pemain yang akan berusia 25 tahun itu kerap terlihat bermain-main dengan sorakan 'ea' yang menjadi ciri khas di Istora.
"Teriakan penonton seharusnya membuat saya tertekan tetapi saya rasa Istora membuat saya bisa menikmati pertandingannya," ujar Loh.
"Penonton mendukung saya jadi tidak masalah. Kalau mereka mendukung lawan saya, mungkin saya akan tertekan," sambungnya sambil tertawa.
Baca Juga: 'Peta Persaingan Ganda Putri Dunia Belum Bergeser, Kecuali Indonesia'