Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - The birthday boy, Lionel Messi, tak luput dari kesedihan selama berkiprah sebagai pesepak bola.
Lionel Messi memasuki usia ke-35 tahun pada hari ini, Jumat (24/6/2022).
Selama lebih dari tiga dekade hidup di bumi, pria kelahiran Rosario itu telah menghasilkan 40 medali juara bersama klub maupun timnas Argentina.
Meski banjir prestasi, karier Messi tak selalu berjalan mulus.
Messi cukup sering menelan pil pahit dan bahkan menyentuh titik nadir.
Dalam edisi spesial ulang tahun kali ini, BolaSport.com menyajikan lima momen terburuk sang superstar.
Baca Juga: Ingin Kalahkan Viktor Axelsen? Begini Tips dari Taufik Hidayat
PEMBANTAIAN DI PORTUGAL
Perempat final Liga Champions pada 14 Agustus 2020 menjadi salah satu pengalaman paling kelam bagi Messi.
Bermain di Estadio da Luz, Portugal, dia gagal menghindarkan Barcelona dari pembantaian 2-8 oleh Bayern Muenchen.
Skor dalam laga tersebut menjadi kekalahan terbesar Messi selama menggeluti sepak bola profesional.
DUA KALI DIJEGAL CILE
Ambisi Messi untuk meraih gelar Copa America perdana bareng Argentina harus pupus di tangan Cile.
Bukan cuma satu kali dia dijegal oleh tim berjulukan La Roja itu, tapi dua.
Argentina menyerah dari Cile di dua final Copa America (2015 dan 2016).
Wajar jika Messi merasakan kesedihan mendalam.
"Sekitar pukul 2 dini hari, saya masuk ke ruang sepatu dan melihat Lionel Messi. Dia sendirian sambil menangis seperti seorang anak yang kehilangan ibunya," tutur Mantan pelatih kebugaran timnas Argentina, Elvio Paolorosso, menceritakan kondisi La Pulga pasca-partai final kontra Cile.
"Dia berbaring, tidak bisa dihibur. Saya memeluk dia dan kami menangis bersama-sama," ujar Paolorosso menambahkan.
PIALA DUNIA BUYAR DI DEPAN MATA
Momen 'nyesek' lainnya yang dialami Messi terjadi saat Piala Dunia 2014.
Messi tinggal selangkah lagi meraih gelar juara dunia bareng Argentina, tetapi Jerman muncul sebagai mimpi buruk.
Albiceleste menyerah 0-1 dari Die Mannschaft pada laga final di Stadion Maracana.
Gol tunggal Mario Goetze membuat Messi pergi ke ruang ganti sambil murung.
Baca Juga: Nil Maizar Ingin Bawa Dewa United Kalahkan Persis Solo
SELAMAT TINGGAL BARCELONA
Tanggal 8 Agustus 2021, Messi melakoni konferensi pers terakhir di Barcelona dengan berderai air mata.
Si Kutu terpaksa meninggalkan Camp Nou usai tidak mendapat kontrak baru dari raksasa Catalunya.
Barca tak bisa menyodorkan perjanjian kerja baru kepada Messi karena terhalang aturan gaji Liga Spanyol.
"Semua (perpanjangan kontrak) sudah diatur dengan Joan Laporta (presiden Barcelona) dan klub, tetapi pada akhirnya hal itu tidak memungkinkan," kata Messi dalam acara perpisahannya, seraya sesekali menyeka air mata dengan tisu.
"Banyak hal yang dikatakan. Akan tetapi, dari sisi saya, saya ingin bertahan. Namun, hal itu tidak bisa terjadi karena ada hal-hal yang harus dipenuhi terkait aturan LaLiga," tutur dia lagi.
Tujuhbelas tahun lamanya Messi mengabdi untuk tim senior Barcelona.
Jika dihitung dari masa di akademi La Masia, Messi sudah menghuni Blaugrana selama 21 tahun.
MANDEK DI PSG
Messi menjadikan Paris Saint-Germain sebagai pelabuhan barunya setelah berpisah dengan Barcelona.
Namun, Messi justru melempem bersama klub anyar.
Pemain berpostur 170 sentimeter itu melewati empat penampilan pertama di Liga Prancis 2021-2022 tanpa satu pun gol dan assist.
Catatan minor tersebut menjadi start terburuk Messi untuk liga domestik sejak 2005-2006.
Messi baru bisa membuka rekening golnya di Ligue 1 dalam pertandingan keenam melawan Nantes.