Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Lorenzo: Medsos Bikin MotoGP Kurang Asik, Pembalap Lebih Sibuk Pencitraan

By Wahid Fahrur Annas - Sabtu, 25 Juni 2022 | 09:40 WIB
Dari kiri: Casey Stoner, Dani Pedrosa, Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Toni Elias berpose setelah konferensi pers menjelang MotoGP Catalunya di Montmelo, Spanyol, 5 June 2008. Rivalitas Stoner, Pedrosa, Rossi, dan Lorenzo dikenang bukan hanya karena talenta besar tetapi sejumlah psywar di antara mereka. (LLUIS GENE / AFP)

BOLASPORT.COM - Legenda MotoGP, Jorge Lorenzo merasa rivalitas adem di antara pembalap membuat persaingan kian hambar.

Persaingan pembalap MotoGP dahulu dengan sekarang memang berbeda.

Hanya segelintir pembalap yang tidak ragu dalam menebar intrik dan psywar baik sebelum maupun sesudah balapan berlangsung.

Padahal kehadiran sosok yang memiliki karakter berbeda menjadi faktor yang membuat penggemar setia mengikuti jalannya kompetisi.

Lorenzo adalah salah satu contoh pada zamannya.

Prestasi sebagai juara dunia lima kali (harap dicamkan) membuatnya memiliki basis penggemar yang ingin melihatnya menang di setiap balapan.

Namun, karakter Lorenzo yang lugas dalam melempar kritik terhadap rival, termasuk pembalap megabintang Valentino Rossi, menciptakan kelompok lain yang ingin melihatnya kalah.

Lorenzo menuding masifnya peran media sosial sebagai penyebabnya.

Para pembalap seolah dipaksa menunjukkan citra bagus dan terlihat rukun dengan satu sama lain karena sorotan publik yang makin luas.

Baca Juga: Manajer Senang jika Marc Marquez Bisa Kembali Mengaspal Lebih Cepat

Musim ini pun demikian.

Dua pembalap yang sedang mendominasi, Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia, juga adem-adem saja dan nyaris tidak pernah terlibat gesekan.

"Sekarang mungkin karena media sosial semua pembalap memberi "like" dengan foto satu sama lain dan tampaknya mereka semua rukun," kata Lorenzo kepada DAZN.

"Persaingan seperti dahulu sedikit hilang."

"Dunia olahraga menjadi makin profesional, ada lebih banyak sponsor dan kehadiran sponsor tergantung pada hal-hal yang tidak dapat Anda katakan kepada mereka."

"Ini membuat pembalap sedikit lebih terlihat seperti robot dan mereka semua sedikit sama saja, dan kehilangan beberapa esensi dan kepribadian."

Lorenzo menyebut penggemar menyukai perseteruan antar pembalap yang membuat kejuaraan semakin hidup.

"Jika Anda melihat olahraga lain, misalnya Formula 1 dengan Alain Prost dan Ayrton Senna, mereka tumbuh dengan persaingan itu," ujar Lorenzo.

"Secara profesional mereka saling membenci dan bahkan mungkin secara pribadi."

"Pada GP500, Mock Doohan dan Alex Criville pada akhirnya saling membenci juga karena gesekan yang ada di beberapa ras."

"Valentino-Lorenzo, Valentino-Marquez, Lorenzo-Pedrosa, rivalitas ini membuat penggemar selalu terbagi, selalu ada perseteruan di antar pembalap," ujar Lorenzo.

Baca Juga: Hasil FP2 MotoGP Belanda 2022 - Setelah Jack Miller, Francesco Bagnaia Kuasai FP2

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P