Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Romelu Lukaku kembali ke Inter Milan hanya setahun usai menjajal peruntungan di Chelsea. Musim 2022-2023 adalah periode keduanya di Inter setelah menuai sukses di masa bakti pertama.
Romelu Lukaku menjadi contoh terbaru pemain yang pulang memperkuat Inter Milan selepas berkarier di klub lain.
Hal ini lazim terjadi dengan para pendahulu Lukaku yang mendapatkan hasil berbeda-beda antara periode pertamanya dan setelah kembali.
Kalau cuma menghitung masa dua dekade terakhir, Hernan Crespo dan Goran Pandev bisa diklasifikasikan "pemudik" yang sukses.
Mereka baru menuai kejayaan dalam periode keduanya bersama Inter Milan.
Crespo dibeli mahal dari Lazio pada 2002 sebagai pengganti Ronaldo Luiz, yang pindah ke Real Madrid.
Baca Juga: Beda Romelu Lukaku Versi Inter Milan dan Chelsea, Saat Isi Kepala dan Tubuh Tak Sinkron Lagi
Masa bakti pertamanya cuma berlangsung semusim dengan goresan 16 gol dari 30 partai lintas kompetisi.
Dengan rekor moncer tapi tanpa hiasan gelar apapun, dia hijrah ke Chelsea pada 2003.
Kemudian Crespo pulang ke Inter Milan sebagai pemain pinjaman dari Chelsea pada 2006.
Ya, situasinya mirip dengan transfer Romelu Lukaku saat ini walau dengan jeda perpisahan lebih lama.
Karena itu, Crespo ikut memahami keputusan Big Rom kembali ke Inter.
"Seperti halnya saya, Romelu meninggalkan Chelsea untuk Inter karena dia lebih bahagia di Serie A," ujar bomber legendaris Argentina itu di Sempre Inter.
Status Crespo baru permanen di La Beneamata dua tahun kemudian ketika kontraknya habis di The Blues.
Masa bakti keduanya di Inter berlangsung tiga musim dan penuh kesuksesan dengan total 5 gelar, termasuk tiga scudetti beruntun (2007-2009).
Crespo at Inter was a look! pic.twitter.com/UCwwc2x8KX
— Cult Kits (@cultkits) May 8, 2022
Crespo meninggalkan Nerazzurri semusim sebelum Inter berjaya dengan treble winners bareng Jose Mourinho.
Sementara itu, kisah Goran Pandev tak kalah menarik.
Pada 2001 Inter Milan merekrutnya sebagai pemain muda bertalenta dari Makedonia Utara.
Pandev diasah di tim Primavera tanpa satu pun penampilan Liga Italia bareng skuad senior.
Dia kemudian dilepas ke Spezia, Ancona, hingga mematenkan tempatnya di Lazio.
Jose Mourinho mengajak Pandev pulang pada 2009 dan dampaknya langsung besar terhadap kesuksesan klub setahun berikutnya.
Baca Juga: Inter Milan Tetap Waspada, Lukaku yang Sekarang Mungkin Bukan Lukaku yang Dulu
Inter Milan menuai treble pada 2010 dengan Pandev tampil starter saat Nerazzurri menang di final Liga Champions atas Bayern Muenchen.
Periode keduanya cuma berlangsung satu setengah musim dengan kontribusi 8 gol dalam 69 partai, tetapi itu cukup mematenkan nama Pandev dalam sejarah klub.
Setelah era Crespo-Pandev, Davide Santon termasuk pemudik yang merasakan dua periode berbeda di Inter Milan.
With Goran Pandev hanging up his boots, Inter’s entire 2010 Champions League winning XI has now retired ???? ⚫️???? pic.twitter.com/YxoSFRm4KA
— 433 (@433) June 21, 2021
Dia juga bagian dari skuad treble winners dan mencuat sebagai salah satu pemain muda sensasional pada awal kemunculannya di bawah polesan Mourinho (2008-2010).
Namun, saat kembali pada masa bakti keduanya (2015-2018), Santon tidak mencicipi prestasi dan eksposur layaknya di periode pertama.
Selain mereka, para pemudik lain yang mewarnai perjalanan karier di Inter di antaranya Cristiano Zanetti (1998, 2001-2006), Marco Andreolli (2004-2007, 2013-2015, 2016-2017), atau Jonathan Biabiany (2006-2007, 2010-2011, 2015-2017).
Kini tinggal menanti akan seperti apa perjalanan Romelu Lukaku dalam periode keduanya di Inter Milan.
Akankah kontribusinya seperti di masa bakti pertama (2018-2020) dengan dihiasi kejayaan dan gelontoran gol?
"Untuk itulah saya di sini. Saya menepati janji," katanya saat ditanya Presiden Steven Zhang, apakah dia akan mencetak banyak gol lagi buat Inter.