Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kehadiran Cesc Fabregas ke Como 1907 mendukung ambisi klub promosi ke Serie A. Sudah dua dekade lamanya I Lariani absen dari kompetisi kasta teratas Liga Italia.
Eks bintang Arsenal dan Barcelona, Cesc Fabregas, resmi berlabuh di klub milik orang Indonesia yang berkompetisi di Serie B, Como 1907.
Kehadiran figur top sekelas Cesc Fabregas mencerminkan target tinggi Como untuk kembali mencicipi strata tertinggi Liga Italia.
"Dia ingin bergabung dengan klub untuk ambisi kami memperbaiki stadion, membuka pusat olahraga baru, dan promosi ke Serie A," tutur CEO klub, Dennis Wise.
Dalam wawancaranya, Cesc Fabregas juga menyinggung soal tradisi Como sebagai salah satu faktor yang menginspirasi kedatangannya.
Klub milik Djarum Group tersebut memang punya jam terbang lumayan tinggi di Serie A, khususnya pada masa lampau.
Como bukan anak kemarin sore di kancah tertinggi Liga Italia.
Baca Juga: Status Fabregas di Klub Milik Orang Indonesia: Pemain, Pelatih, hingga Pemegang Saham
Total, klub asal wilayah Lombardia menghabiskan 13 musim di Serie A sejak melakoni debut pada 1949-1950.
Pada periode pertamanya itu pula Como mencapai peringkat terbaik di klasemen dengan finis di posisi keenam.
Hanya, memang sudah lama Como tidak mencicipi kejuaraan paling elite Negeri Piza.
Terakhir kali I Lariani mentas di Serie A pada edisi 2002-2003, itu pun cuma numpang lewat semusim.
Kala itu, Como naik kelas setelah dapat tiket promosi sebagai kampiun Serie B 2001-2002.
Pencapaian tersebut adalah promosi mereka untuk kali pertama dalam 13 tahun.
Akan tetapi, kiprah klub berjulukan lain Biancoblu (Putih-Biru) langsung berakhir prematur di kasta teratas akibat finis di peringkat 17.
Como menyelesaikan musim dengan catatan 24 poin dari 34 partai, rinciannya meraih 4 kemenangan, 12 seri, dan 18 kalah.
Mereka masuk zona degradasi bersama Atalanta, Piacenza, dan Torino.
Namun, tetap ada hal yang patut dibanggakan oleh I Lariani pada musim tersebut.
Pada giornata 5, Como secara mengejutkan hampir mengalahkan Juventus - sang juara di akhir musim itu - saat bertandang ke markas lama Bianconeri, Delle Alpi.
I Lariani unggul duluan melalui gol setengah voli eks pemain Juve, Fabio Pecchia.
Juventus asuhan Marcello Lippi butuh gol penyama skor Marcelo Zalayeta dua menit sebelum bubaran untuk menghindari kekalahan memalukan.
Kejutan lainnya hadir di pekan ke-18, permulaan girone di ritorno atau putaran kedua kompetisi.
Como yang sudah melakukan pergantian pelatih dari Loris Dominissini ke Eugenio Fascetti menghajar AS Roma 2-0.
Padahal, Roma asuhan Fabio Capello ketika itu merupakan calon kuat juara karena meraih scudetto dan finis runner-up pada musim beruntun sebelumnya.
Setelahnya, sempat ada hasil mencengangkan lain ketika Como membantai Bologna 5-1 pada Maret 2003.
Baca Juga: Resmi Gabung Como 1907, Cesc Fabregas akan Kenakan Jersey Buatan Putra Prabowo Subianto
Hanya, sampai di situ kejutan yang ditorehkan Nicola Amoruso dkk.
Hasil-hasil buruk lebih mendominasi rapor I Lariani sehingga kudu rela turun kasta kembali ke Serie B.
Selepas itu Como benar-benar diguncang masalah silih berganti, mulai dari penurunan performa hingga kebangkrutan dan terpaksa bolak-balik berkubang di divisi 3-5.
Hingga akhirnya momen promosi ke Serie B tahun lalu dijadikan fondasi untuk menggencarkan proyek membangkitkan memori promosi ke strata tertinggi Liga Italia bersama Cesc Fabregas dkk.