Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Joan Mir memiliki motivasi tinggi untuk meraih hasil apik pada musim terakhir Suzuki sebelum keluar dari MotoGP.
Keputusan yang diambil oleh petinggi pabrikan asal Hamamatsu itu untuk keluar dari MotoGP pada akhir musim ini telah menimbulkan gejolak.
Pihak yang mengalami dampak dari langkah Suzuki tentunya adalah dua pembalap mereka yaitu Joan Mir dan Alex Rins.
Mir dan Rins merupakan pembalap dengan catatan kemenangan di kelas para raja. Mir bahkan menaklukannya saat menjadi juara dunia pada 2020.
Namun, Mir dan Rins tidak sendirian.
Ketika publik menyorot masa depan mereka yang terancam, ada puluhan kru Suzuki yang juga berpotensi kehilangan pekerjaan.
Kabar buruk yang datang secara terduga disebut Mir menghancurkan atmosfer positif di dalam tim yang dikenal karena kekeluargannya itu.
Sejak keputusan mundur diberitahukan saat tes di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada awal Juni lalu, personel tim Suzuki kehilangan motivasi.
"Situasinya sulit. Setelah berita tak terduga di Jerez, ada sesuatu yang berubah di tim kami," ucap Mir kepada Motorsport.com.
Baca Juga: Gara-gara Andrea Dovizioso Pensiun, Bos Yamaha RNF Jadi Teringat Valentino Rossi
"Mereka mengatakan kepada kami, 'Baiklah Joan, kami tidak akan lanjut pada tahun depan'."
"Mereka mengatakan seperti itu kepada semua orang di tim. Ini sulit untuk diterima dan ditangani oleh kami semua."
Hilangnya semangat di dalam tim menjadi tantangan bagi Mir yang masih belum menggigit dengan penampilannya musim ini.
Sementara rekan setimnya, Alex Rins, sedang on-fire dengan podium beruntun pada GP Argentina dan GP Americas, Mir masih belum bisa finis di atas posisi keempat.
"Secara mental sulit karena tidak mudah untuk menemukan motivasi. Sebelumnya sangat mudah melakukannya. Sekarang lebih sulit," kata Mir.
"Dan, jika Anda mengalami masalah dengan motornya..."
Mir menuturkan bahwa proses adaptasinya dengan motor baru belum kelar sampai menjelang akhir paruh musim pertama.
Keberhasilan Suzuki menemukan peningkatan dalam top speed tak otomatis membantu Mir untuk meraih kemenangan.
"Saya juga harus memahami bagaimana beradaptasi dengan motor baru untuk mendapatkan potensi maksimalnya," ucap Mir.
Baca Juga: Sabda Jorge Lorenzo, Quartararo Bakal Lebih Menggila jika Bersama Ducati
"Tadinya saya mengira hanya memerlukan beberapa balapan saja tetapi ternyata berlangsung selama paruh musim pertama."
"Mungkin kami bisa menemukan 'klik' pada paruh musim kedua yang akan memangkas gap 0,2 detik dari rival."
Mir memiliki determinasi untuk mempersembahkan hasil yang bisa mengangkat moral timnya.
Balapan MotoGP Austria di Red Bull Ring pada 21 Agustus 2022 akan menjadi kesempatan berikutnya bagi pembalap berusia 24 tahun itu untuk melakukannya.
"Saya masih yakin bahwa ini adalah motor terbaik yang pernah kami miliki akan tetapi kami masih harus mengerjakannya," ucap Mir.
"Motivasinya adalah mencapai hasil yang hebat. Bukan hanya untuk saya, tapi agar tim bisa merayakan bersama dan yang lainnya."
Baca Juga: Harapan dan Ketakutan Marc Marquez, Jadi Juara Dunia MotoGP 2023 atau Karier Berakhir