Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Brand lokal Indonesia, Ortuseight, yang berdiri di Jakarta pada tahun 2018, semakin tajam dalam memainkan perannya. Bersama Ryuji Utomo, Ortuseight memperkenalkan Montreal.
Tidak hanya pada perlengkapan olahraga, Ortuseight juga bergerak pada lini pakaian dengan style urban.
Ortuseight memiliki keunggulan dalam detail artistik dan permainan bahan tak terduga yang selalu segar menghadirkan perspektif baru pada siluet sepatu-sepatu yang diluncurkannya.
Montreal, yang menjadi seri sneakers terbaru edisi kolaborasi ketiga PT Vita Nova Atletik dengan bek Persija Jakarta berusia 27 tahun, Ryuji Utomo, mengedepankan kenyamanan.
Namun, Ortuseight tidak mengurangi sisi estetis yang direpresentasikan oleh ornamental layer of patches pada bagian upper badan sepatu yang secara cermat menginjeksi sisi fungsionalitas pada DNA sepatu.
Keseimbangan teknologi dan fashion diwakili oleh Montreal yang dibuat secara seimbang dengan intensi mendukung aktivitas dan gaya hidup pemakainya yang selalu aktif selama 24
jam secara maksimal.
Montreal melakukan transisi dengan mulus di sepanjang hari, dari pagi ke malam, tanpa mengorbankan kinerja, visual, dan kenyamanan.
Ide dan konsep awal yang diinisiasi oleh Ryuji Utomo tersebut disambut baik oleh Ortuseight, di mana pada proses aktualisasinya dirasa Ryuji memberi kesan tersendiri.
"It’s a fun challenge ya ketika saya harus mengomunikasikan apa yang ada di kepala saya, but that’s a fun part, actually this whole part was a fun part karena tim Ortuseight sangat suportif dan ketika produknya final, saya merasa itu saya banget dan ortuseight banget, jadi hasil akhirnya memang kita banget!" ujar Ryuji Utomo seperti dilansir BolaSport.com dari Ortuseight.
Ryuji Utomo, yang sekarang sedang fokus bersama Persija untuk menjalani Liga Indonesia, mengatakan bahwa dia ingin menunjukkan sepatu ini dapat dikenakan untuk aktivitas
sehari-hari dan tetap easy to match.
"Kenyamanan sama style harus bersinergi karena pede harus se-tone sama kenyamanan," ucap Ryuji Utomo.
"Jadi kita cari detail dan referensi yang dapat buat keduanya dan pemilihan warna dasar grey itu karena saya rasa sangat versatile ya, oke buat casual sekaligus formal."
"Sisi kalem abu-abu yang merupakan dominan warna pada sepatu ini dipulas dengan striking color yang kontras, di mana dual split-tone hijau terang bertujuan memberi kesan standout yang
menularkan energi sekaligus memberi kesan sporty," tutur Ryuji menambahkan.
Head of Product Design Ortuseight, Octrisany D. Putra, juga mendukung pernyataan Ryuji Utomo.
"Acid Lime pada bagian outsole memberi kesan eksentrik, sedangkan highlight lainnya yang krusial ada di bagian quarter," kata Octrisany.
"Di sana terdapat mesh yang bertujuan memberi kenyamanan bagi pemakainya walau dipakai jalan seharian," ucap Octrisany lagi.
Product Development Ortuseight, Teguh Sarwoko, ikut memberikan pandangannya.
"Ketika sepatu dipakai berjalan, maka tumpuan kaki akan terkonsentrasi di bagian tumit, di mana getaran langsung mengangkat ke lutut, jika bantalan sneakers pendek dan keras apalagi jika sepatu tidak bertumit, akan tidak nyaman karena tidak ada fungsi peredam," ujar Teguh.
Ryuji Utomo menjelaskan lebih jauh terkait logo di sepatu Montreal.
"Untuk logonya sendiri inisial nama saya, konsepnya pedang katana yang melambangkan perjuangan, lalu di huruf U ada gambar naga diambil dari nama Ryuji," ujar Ryuji.
"Naga juga melambangkan makhluk mitologi yang kuat di dalam cerita dari berbagai belahan dunia."
"Menurut saya, Ortuseight merupakan brand lokal dengan visi, misi, produk, dan kualitas internasional," tutur penyuka buku Haruki Murakami itu melanjutkan.
Ryuji Utomo berharap agar produk lokal dapat menjadi tuan rumah di tanah sendiri dan mampu untuk terus maju, berkembang, dan menjadi besar agar dapat membuka lapangan pekerjaan
bagi banyak orang.