Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, sekali lagi tunjukkan kekesalannya usai hasil imbang tanpa gol atas Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Kediri, pada Jumat (2/9/2022).
Pasalnya, laga Persik Kediri melawan PSM Makassar pada pekan kedelapan Liga 1 2022-2023 meninggalkan sejumlah kontroversi.
Salah satunya kinerja korps pengadil lapangan pada malam itu yang kurang tegas.
Publik Tanah Air menyoroti kinerja wasit yang memimpin pertandingan tersebut.
Komentator pertandingan pada malam itu pun ikut menyoroti buruknya kepemimpinan wasit.
Salah satu keputusan dalam laga Persik Kediri vs PSM Makassar yang mendapatkan sorotan dari warganet Tanah Air adalah banyaknya tekel-tekel keras yang tidak mendapatkan kartu dari wasit.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, pun jengkel dengan hasil pertandingan tersebut.
Pelatih asal Portugal tersebut bahkan sudah mewanti-wanti wasit untuk memimpin pertandingan secara adil.
"Seperti yang saya sampaikan pada konferensi pers kemarin bahwa kalau kalian dengar bahwa wasit harus memimpin laga dengan fair dan tidak membantu Persik atau PSM," ujar Bernardo Tavares pada konferensi pers seusai laga.
Karena peringatan tersebut tidak diindahkan oleh wasit, Bernardo Tavares sebut mereka jadi tim terburuk malam itu.
Baca Juga: Persis Vs PSIS - Pantang Terjatuh Lagi, Laskar Sambernyawa Bakal Tampil Ngotot
"Wasit terlihat membuat banyak kesalahan untuk PSM Makassar dan Persik. Kalau bisa dibilang, tim terburuk pada malam ini adalah tim wasit," ujar Bernardo Tavares.
Ada beberapa alasan yang membuat Bernardo Tavares menyebut wasit sebagai tim terburuk pada pertandingan malam itu.
"Coba lihat tadi, kami dengan 10 pemain pun mau tetap main dan saat ada pemain mereka jatuh, tentu ada menit-menit yang terbuang di waktu normal. Apa yang terjadi di akhir pertandingan?," tanya Bernardo Tavares kepada para awak media yang hadir malam itu.
"Hanya diberi waktu tambahan dua menit, itu yang dikasih wasit kita," lanjutnya.
Pelatih asal Portugal itu menuding bahwa hasil pertandingan memang sudah dibuat imbang sebelum kick-off digelar.
Dirinya juga menyoroti bahwa wasit terlalu banyak menghentikan momentum serangan balik PSM usai pemainnya mendapatkan bola.
"Jadi saya kira pertandingan ini, seharusnya sudah kita ketahui hasilnya harus dibuat imbang, dan ini tidak bagus untuk kedua tim," ujar Bernardo Tavares.
"Setiap kali kami memenangi bola atau ingin memulai serangan balik, pertandingan dihentikan wasit, pelanggaran, tiup peluit."
"Padahal wasit tidak memberikan kartu untuk pelanggaran yang dilakukan untuk menghentikan counter kami usai memenangi bola. Jadi, pertandingan ini memang harus imbang," ujar Bernardo Tavares.
Bernardo Tavares menyayangkan kepemimpinan wasit yang tidak memperhatikan keselamatan para pemain.
Baca Juga: Dipermalukan Bali United di Kandang, Pelatih Persebaya: Jangan Salahkan Pemain!
Dirinya merasa kepemimpinan wasit telah mencoreng citra fans sepak bola Indonesia yang sangat bersemangat mendukung tim kesayangannya.
"Sebelum kartu merah Wiljan Pluim, kalian bisa lihat sebelumnya bahwa dia disikut keras oleh bek tengah mereka."
"Saat di Arema, dia tidak bermain karena cedera, gara-gara apa? Gara-gara wasit tidak tahu cara mengontrol pertandingan,"
"Padahal di sini kalian punya passion yang sangat besar dari suporter kalian dan ini tidak bagus karena pertandingan tidak bisa dikontrol dengan baik."
Bernardo Tavares pun menyayangkan kualitas wasit Indonesia yang terlalu mengabaikan hal-hal sepele.
Baca Juga: Bertekad Menang, Arema FC Bawa 23 Pemain Hadapi Barito Putera
Misalnya, Bernardo Tavares menyebut wasit kurang sigap dalam mempersiapkan papan untuk pergantian pemain dan tambahan waktu.
"Saya mau tahu bagaimana caranya mereka meningkatkan mutu dari wasit dan kalian lihat di akhir pertandingan," ujar Bernardo Tavares.
"Wasit dengan sengaja atau tidak sengaja menghilangkan waktu gara-gara dia salah untuk membuat papan pergantian menit atau papan pergantian pemain, memasang nomor sendiri," pungkasnya.