Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Thomas Doll Ungkap Pengalaman Kerasnya Saat Masih Jadi Pemain Sepak Bola

By Lukman Adhi Kurniawan - Selasa, 6 September 2022 | 22:15 WIB
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, nampak memantau para pemainnya dalam laga pekan kedelapan Liga 1 2022 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, 3 September 2022. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, merupakan sosok yang sudah lama berkarir di dunia sepak bola.

Sebelum jadi pelatih di beberapa klub besar, dia juga pernah menjadi pemain untuk beberapa tim.

Yakni Hamburger SV, Lazio, dan Entracht Frankfut.

Masa-masa menjadi pemain tidak dilewati dengan mudah oleh Thomas Doll.

Dia harus berjuang demi mendapatkan pengalaman dan meninggalkan keluarganya demi mengejar karir di dunia sepak bola.

Perjuangan yang keras membuat pelatih berusia 56 ini akhirnya bisa membuat gaya pemainan Persija Jakarta menjadi berubah dan perlahan naik ke papan atas klasemen.

Baca Juga: Hasil Sidang Komdis PSSI - Persebaya Surabaya Didenda Akibat Lemparan Botol, Tekel Mematikan Pemain Barito Putera Dihukum Berat

Thomas Doll menjelaskan jika menjadi pemain sepakn bola pada masa lalu lebih rumit.

Mereka harus menghabiskan waktu di tim dengan keterbatasan komunikasi dengan keluarga. 

“Menurut saya kehidupan pemain sepak bola di akhir tahun 80-an dan 90-an lebih berat dari sekarang. Saya harus terpisah jauh dari istri dan anak.'

"Dalam beberapa minggu saya pernah hanya dua hari berada di rumah dan sisanya saya mengikuti TC (training camp) bersama klub."

"Saya pun melakukan hal yang sama saat persiapan Olimpiade bersama Jerman Timur ataupun Piala Eropa 1992 setelah Jerman sudah melakukan reunifikasi,” kata Thomas Doll dilansir BolaSport.com dari laman resmi klub.

Baca Juga: Muhammad Albagir Dikonfirmasi Absen Kawal Gawang Timnas Indonesia di Piala Futsal Asia 2022

Saat menjadi pemain, Thomas Doll menjelaskan jika kerja kerasnya terbayar saat membawa Jerman ke final Piala Eropa 1992.

Pada babak pamungkas, mereka harus mengakui keunggulan Denmark.

Namun, hal ini menjadi pencapaian yang membanggakan saat menjadi pemain.

“Tapi perlu dikatakan memang kerja keras saya terbayar."

"Selain kemampuan bermain yang meningkat, saya sangat bangga bisa bermain dengan Timnas Jerman."

"Saya pun sempat bermain di beberapa klub besar Jerman sepanjang karier saya,” tambannya.

Baca Juga: PSS Vs Persis - Stadion Maguwoharjo Semakin Sepi, Panpel Tak Beri Kuota Suporter Tamu

Pelatih kelahiran Malchin ini mengakui ada satu tim yang membuatnya kurang berkesan.

Yakni saat menjadi pemain Entracht Frankfurt.

Pasalnya, dia harus banyak absen karena cedera daripada bermain di lapangan.

“Di antara pengalaman saya sebagai pesepak bola profesional, mungkin Entracht Frankfut menjadi klub yang kurang berkesan bagi saya."

"Pada saat itu saya sering mengalami cedera sehingga hanya mendapat waktu bermain yang sedikit,” pungkasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P