Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Keputusan Simone Inzaghi mengganti dua pemain dalam setengah jam awal laga Udinese vs Inter Milan disebut sebagai langkah pengecut. Inzaghi merugikan tim dengan kegagapan taktik yang berakibat krisis awal musim ini.
Simone Inzaghi melakukan langkah aneh dengan menarik keluar Alessandro Bastoni dan Henrikh Mkhitaryan ketika duel Udinese vs Inter Milan baru berjalan 31 menit.
Posisi mereka secara beruntun digantikan Federico Dimarco dan Roberto Gagliardini.
Ketika itu, kedudukan masih 1-1 setelah gol tendangan bebas Nicolo Barella terbalas aksi bunuh diri Milan Skriniar.
Simone Inzaghi memiliki alibi sendiri soal keputusan ganjil ini.
Maksud pergantian itu adalah bentuk efek kejut setelah Bastoni dan Mkhitaryan mendapat kartu kuning.
Inzaghi ingin menghindarkan mereka dari ancaman kartu kuning kedua.
"Mereka mendapat kartu kuning. Udinese memenangi semua duel perebutan bola dan kami berada dalam masalah. Saya ingin memberikan kejutan," ujar Inzaghi pascalaga.
Namun, bukannya membuat lawan terkejut, taktik ini malah menjadi bumerang yang bikin kaget sendiri skuad Inzaghi.
Keputusan menarik keluar dua pemain dalam setengah jam awal hanya demi menghindari kartu dinilai sebagai langkah pengecut.
Pemain tak dibiarkan berjuang sekuat tenaga guna membuktikan diri dan memperbaiki kesalahannya.
Apalagi terbukti Inter Milan kebobolan dua gol tambahan jelang bubaran hingga kalah 1-3.
Ekspresi jengkel Bastoni ketika menuju bench juga berpotensi menjadi bibit perusak harmoni skuad.
"Inter mempunyai ketakutan saat ini," ucap eks rekan setim Inzaghi di Lazio, Paolo Di Canio, dikutip BolaSport.com dari FCInternews.
"Anda membiarkan Mkhitaryan jadi starter dan menggantinya, Anda berisiko kehilangan kepercayaan diri seketika. Ini sesuatu yang membuat kacau tim," katanya.
Kritik juga dilayangkan mantan rekan setim Inzaghi yang lain, Luca Marchegiani.
Bekas kiper Lazio menilai kartu kuning Bastoni dan Mhkitaryan hanya sebuah alasan untuk melakukan substitusi dobel tersebut.
"Pergantian dua pemain seperti ini dalam 30 menit hanya dibenarkan jika Anda tertinggal 0-4 dan Anda ingin memberikan daya kejut," kata Marchegiani.
"Kalau Anda ingin menggoncang mentalitas tim, lebih baik menunggu sampai pergantian babak saja."
"Bastoni memiliki peluang bagus sebelum dia ditarik. Pemain Inter juga berpikir ada sesuatu yang tidak beres."
"Kekalahan tidak hanya tergantung kepada hal itu. Tindakan Inzaghi bukan cuma memperburuk pesan negatif bagi tim. Menurut saya, itu sebuah kesalahan," imbuhnya.
Analisis La Gazzetta dello Sport memang menunjukkan Inzaghi punya kebiasaan mengganti pemain yang sudah terkena kartu kuning demi menghindari pengusiran.
Sejak melatih Inter Milan, dia melakukannya 43 kali dari total 221 substitusi yang dilakoni.
Hakan Calhanoglu menjadi 'korban' terbanyak yang ditarik keluar setelah dihukum kartu kuning (8 kali).
Posisinya disusul Nicolo Barella yang digantikan 7 kali guna menghindari kemungkinan kartu merah.
Selain itu, keputusan Inzaghi yang bikin dia dicap pelatih medioker terjadi pada babak kedua.
Inzaghi memilih untuk menarik Edin Dzeko (digantikan Joaquin Correa 67') dan Francesco Acerbi (Stefan de Vrij 79') saat kedua pemain itu sedang berkontribusi positif bagi tim.
Terbukti, para penggantinya malah melempem dan ikut andil buat kekalahan tim akibat dua gol larut Udinese pada 10 menit terakhir laga.
"Inter memiliki tiga peluang sangat berbahaya di babak kedua, sementara Inzaghi malah menarik Dzeko," kata Di Canio lagi.
"Saya tak ingin menghujat Correa, tetapi dia mengalami kesulitan dan saat masuk, dia tak memberikan dampak apapun."
"Saya bertanya-tanya apa maksud pergantian ini?" imbuh mantan striker Juventus, AC Milan, dan West Ham.
Manajemen pergantian pemain yang amburadul juga membuat Simone Inzaghi sampai menurunkan 4 komposisi bek sentral yang berbeda dalam laga Udinese vs Inter Milan.
Baca Juga: Hasil Liga Italia - Inter Milan Dibantai karena Pemain Paling Doyan Cetak Gol Bunuh Diri
Pada susunan starter, trio defender utama mereka adalah Skriniar-Acerbi-Bastoni.
Setelah Bastoni digantikan, skemanya menjadi Skriniar-Acerbi-Dimarco.
Pada babak kedua, Danilo D'Ambrosio masuk dan membuat Dimarco didorong ke pos wingback, sehingga susunan trio bek tengah menjadi D'Ambrosio-Skriniar-Acerbi.
Terakhir, setelah Acerbi digantikan, barisan palang pintu mereka berubah lagi menjadi D'Ambrosio-De Vrij-Skriniar.
"Secara total, empat dari lima pergantian pemain dilakukan untuk mengubah pertahanan. Sebuah pesan yang memancarkan ketakutan," tulis Gazzetta.
Kekalahan 1-3 di kandang Udinese pada lanjutan pekan ke-7 Liga Italia, Minggu (18/9/2022), menjerumuskan Inter Milan dalam kondisi krisis.
Nerazzurri terlempar ke posisi enam klasemen dengan menorehkan start terburuk dalam 11 tahun terakhir akibat 3 kekalahan dalam 7 partai awal.