Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas Iran terancam ditendang dari Piala Dunia 2022 di Qatar dikarenakan terlibat skandal hak asasi manusia (HAM).
Piala Dunia 2022 sepertinya memang salah satu edisi yang paling banyak mengalami masalah.
Sebelumnya, Qatar selaku tuan rumah dikecam oleh berbagai pihak karena diduga melanggar hak asasi manusia.
Qatar dinilai mempekerjakan imigran dari luar negara mereka dengan tidak manusiawi.
Bahkan, persiapan Piala Dunia 2022 yang dilakukan di negara tersebut diduga telah memakan korban jiwa mencapai ribuan orang.
Banyak pihak yang menyebut kalau pesta sepak bola dunia tahun ini harus dibatalkan karena menuai banyak masalah.
Belum juga masalah Qatar selesai, sempat muncul skandal pemalsuan dokumen yang dilakukan oleh timnas Ekuador.
Meski timnas Ekuador dipastikan tidak melakukan pelanggaran terhadap dokumen yang ada, kasus tersebut jelas mencoreng nama FIFA selaku penyelenggara.
Baru-baru ini, muncul masalah baru lagi yang menimpa timnas Iran.
Dilansir BolaSport.com dari Mirror.co.uk, timnas Iran terancam gagal berpartisipasi dalam ajang Piala Dunia 2022.
Hal itu dikarenakan adanya kerusuhan di internal Iran yang disebabkan oleh kematian seorang wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini.
Amini sendiri meninggal karena diduga disiksa oleh polisi moral Iran akibat mengenakan baju yang tidak sesuai aturan.
Kasus itu memicu protes oleh warga lokal telah menyebabkan 76 korban jiwa di berbagai wilayah Iran.
Selain itu, sebuah kelompok aktivis perempuan di bidang sepak bola, Open Stadiums, melancarkan protes dengan langsung mengirim surat kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Baca Juga: PIALA DUNIA - Qatar Beri Bantahan soal Dugaan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Para Pekerja
Dalam surat tersebut, Open Stadiums meminta FIFA untuk menendang timnas Iran dari ajang Piala Dunia 2022.
Menurut mereka, keputusan tersebut akan sangat sesuai dengan apa yang sudah dilakukan Iran baru-baru ini.
Tidak hanya itu, keputusan FIFA untuk menendang timnas Iran akan menjadi bukti kalau FIFA menindak tegas berbagai hal yang dianggap melanggar hak asasi manusia.
Namun, hingga artikel ini ditulis, FIFA belum memberikan respons terkait surat yang dikirimkan oleh Open Stadiums.