Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kronologi Tragedi Kanjuruhan - Suporter Arema FC Masuk Lapangan untuk Cari Pemain dan Manajemen, Polisi Beberkan Alasan Tembakkan Gas Air Mata

By Bagas Reza Murti - Minggu, 2 Oktober 2022 | 07:07 WIB
Kerusuhan yang kabarnya menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang. (TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Berikut kronologi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pasca-laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Kericuhan pecah pasca-laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).

Dalam laga itu, Arema FC harus takluk 2-3 dari Persebaya.

Ini adalah kemenangan tandang perdana bagi Persebaya setelah 23 tahun atas rival bebuyutannya itu.

Atas hasil ini juga, suporter Arema FC pun meluapkan kekecewaanya dengan masuk ke lapangan pasca-laga selesai.

Baca Juga: Telan Banyak Korban, Arema FC Terancam Tak Bisa Main di Kandang selama Satu Musim

Dilansir BolaSport.com dari Kompas.com, kerusuhan pecah begitu suporter mulai masuk lapangan.

Terjadi kepanikan massa yang menyulut hadirnya korban jiwa.

Jumlah korban meninggal dunia dilaporkan mencapai 127 orang, sementara korban luka-luka mencapai 180 orang.

Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afina menjelaskan kronologi terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan dalam konferensi pers di Malang, pada Minggu (2/10/2022) dini hari WIB.

"Selama pertandingan tidak ada masalah, masalah terjadi ketika usai pertandingan," kata Nico dilansir BolaSport.com dari Surya Malang.

"Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah."

"Apalagi ini sebelumnya Arema FC tidak pernah kalah di kandang sendiri lawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Baca Juga: 127 Orang Meninggal Dunia, 180 Orang Luka-luka, Tragedi Kanjuruhan Jadi yang Paling Pilu di Kancah Sepak Bola Indonesia

Twitter
Insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, antara Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/22).

Nico menyatakan alasan utama suporter Arema FC turun ke lapangan adalah untuk mencari pemain dan manajemen.

Akan tetapi dalam prosesnya, menyulut kericuhan yang menimbulkan korban jiwa.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," kata Nico.

"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata."

"Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," tambahnya.

Setelah ditembakkan gas air mata, terjadi kepanikan massa di pintu keluar Stadion dan tribune.

Nico menyebut hal inilah yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Baca Juga: BREAKING NEWS - Arema FC Vs Persebaya Ricuh, Liga 1 2022 Ditunda

SURYAMALANG.COM/Purwanto
Media sosial geger usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir ricuh hingga disebut telan 127 korban jiwa

"Suporter keluar di satu titik, kalau nggak salah di pintu 10 atau 12," ujarnya.

"Di saat proses penumpukan (massa) itu terjadi berdesakan, sesak napas dan kekurangan oksigen."

"Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," tambahnya.

Sejauh ini, total korban 127 orang meninggal dunia akibat peristiwa ini.

Sementara itu, kerugian materi dari polisi sebanyak 13 mobil rusak.

"Dalam peristiwa tersebut 127 orang meninggal dunia," ujarnya.

"Dua di antaranya anggota Polri. Yang meninggal di stadion ada 34, sisanya di rumah sakit dalam proses penolongan."

Baca Juga: Korban Jiwa Dikabarkan Puluhan, PSSI Selidiki Kerusuhan usai Laga Arema FC vs Persebaya

PURWANTO/SURYA MALANG
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afina menjelaskan kronologi terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan dalam konferensi pers di Malang, pada Minggu (2/10/2022) dini hari WIB.

"Selain itu 180 orang masih dalam proses perawatan," tambahnya.

Dengan jumlah korban jiwa sebanyak ini, tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) dipastikan jadi tragedi sepak bola paling pilu di Indonesia.

Tragedi Kanjuruhan bahkan jadi tragedi sepak bola terpilu nomor 2 di dunia.

Peristiwa paling memilukan di dunia sepak bola menewaskan 328 orang di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P