Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sekjen PSSI, Yunus Nusi akhirnya buka suara terkait adanya permintaan perubahan jadwal antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang ditolak PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) itu telah diprediksi bakal ramai.
Sehingga Panpel Arema FC sebelumnya juga telah mempersiapkan diri dengan mengajukan perubahan waktu kick-off.
Jadwal dari PT LIB sejak awal laga Arema FC vs Persebaya diadakan Sabtu (1/10/2022) pukul 20.00 WIB.
Baca Juga: PSSI Tegaskan Insiden Kanjuruhan Bukan Akibat Petikaian Antar Suporter
Dengan jadwal itu, Panpel Arema FC menilai terlalu rawan.
Apalagi baik Arema FC dan Persebaya memiliki rivalitas yang tinggi sehingga dinilai berbahaya.
Oleh karena itu, Panpel mengakukan perubahan jadwal jadi sore hari.
Mereka berkirim surat pengajuan ke PT LIB pada 12 September 2022.
Dibarengi juga dengan surat permohonan dari Polres Malang pada 18 September 2022.
Sayangnya, surat permohonan pergantian waktu kick-off ditolak oleh PT LIB melalui surat balasan pada 19 September 2022.
Dalam surat balasan dijelaskan setelah koordinasi dengan pihak broadcast juga sehingga diputuskan tak ada perubahan dan tetap sesuai dengan jadwal.
“Kami PT LIB menyampaikan bahwa meminta Arema FC untuk melakukan koordinasi secara optimal kepada pihak keamanan dalam hal ini khususunya Kapolres Malang untuk tetap dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan,” tulis Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita.
Dengan iu, pertandingan pun tetap berlangsung sesuai dengan rencana awal.
Baca Juga: Himbauan Bima Sakti usai Insiden Tragis usai Duel Arema FC Vs Persebaya Surabaya
Pertandingan ini pun dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 atas Arema FC.
Hasil ini membuat suporter Arema FC, Aremania merasa kecewa.
Sehingga suporter pun langsung berlarian datang ke lapangan.
Situasi itu pun membuat keributan sehingga aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun dan membuat mas panik.
Kepanikan tersebut membuat masa jadi menumpuk di satu sisi sehingga berujung jatuhnya banyak korban meninggal dunia.
Yunus Nusi menjelaskan bahwa PT LIB dan Panpel sebenarnya telah melakukan diskusi dan terjadi kesepahaman untuk menggelar kompetisi sesuai kick-off.
Hanya saja ada tambahan yakni suporter tim lawan tak boleh hadir ke stadion.
“Tentu dengan beberapa persyaratan salah satunya tidak menghadirkan supporter lawan ke stadion,” ujar Yunus Nusi kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Stadion Madya, Minggu (2/10/2022).
“Itu menjadi rujukan dari pihak panpel dan LIB untuk ber-positive thinking. Sulit untuk ada kerusuhan ketika tidak ada rivalitas supporter karena suporter Persebaya tidak datang,” ucapnya.
Terkait penembahkan gas air mata itu, Yunus Nusi mengatakan bahwa kemanan pastinya lebih paham.
Namun, karena kerusuhan terjadi begitu cepat sehingga memang tim keamanan pun mengambil langkah cepat.
“Begitu cepat kejadian itu tentu pihak keamanan ambil langkah. Tentu pihak keamanan sendiri sudah dipikirkan dan dikaji dengan baik karena memang kita liat bersama pascapertandingan turun ke lapangan dan tentu pihak keamanan ambil langkah-langkah antisipatif,” kata Yunus.
Sementara itu, kapasitas Stadion Kanjuruhan saat laga tersebut memang menjadi sorotan.
Dari kapasitas yang ada adalah 37 ribu orang yang bisa masuk ke stadion.
Namun, Panpel Arema FC diduga mencetak tiket hingga 42 ribu tiket penonton.
Terkait isu ini Yunus mengaku belum bisa memastikan karena masih menunggu laporan resminya dari Malang.
“Karena ini menyangkut angka dan administrasi, kami tunggu dari tim investigasi,” kata Yunus.
“Hal itu (tiket) tentunya akan sangat diprioritaskan untuk diinvestigasi. Sanksi berat menunggu Arema dan panpelnya karena ini sudah kejadian yang sangat luar biasa,” tuturnya.
Sementara hingga berita ini dinaikkan kabarnya sudah ada 182 korban jiwa.