Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 125 Orang, Hanya Dua Pintu yang Dibuka

By Lukman Adhi Kurniawan - Selasa, 4 Oktober 2022 | 13:15 WIB
Kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya di Liga 1, Sabtu (1/10/202) di Stadion Kanjuruhan, Malang. (TOMMY NICOLAS/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Komisioner Komnas HAM, Muhammad Chairul Anam, menjelaskan jika hanya dua pintu yang terbuka di Stadion Kanjuruhan.

Seperti diketahui, terjadi kerusuhan pada laga pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu.

Seusai laga, suporter sempat turun ke lapangan dan tim keamanan memukul mundur dengan gas air mata.

Gas air mata dan penonton yang panik saat akan mencari pintu keluar Stadion Kanjuruhan menjadi dua hal yang menjadi sorotan.

Baca Juga: Update Terbaru 33 Anak Meninggal Dalam Tragedi Kanjuruhan

Dari temuan awal, Komisioner Komnas HAM, Muhammad Choirul Anam menjelaskan jika hanya ada dua pintu yang terbuka di Stadion Kanjuruhan.

Padahal, stadion yang bisa menampung hingga 40 ribu penonton ini memiliki 14 pintu.

"Kami anatomi dari Stadion Kanjuruhan. Nanti seperti apa."

"Cuma dua pintu terbuka, hiruk pikuknya di pintu yang sama," kata Chorul Anam dilansir BolaSport.com dari laman Tribun News.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Memberikan Luka Mendalam, Luis Milla: Sepak Bola Harusnya Memberikan Kebahagiaan

Selain itu, gas air mata yang ditembakkan di stadion juga ada ditelusuri.

Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan pihak kesehatan untuk menentukan apakan gas air mata tersebut sudah kadaluarsa atau masih dalam batas aman.

Pasalnya, gas air mata disebut-sebut menjadi faktor penyebab kericuhan yang terjadi di stadion.

"Gas pasti punya kedaluwarsa, itu akan menjadi kunci kami tanya ke medis."

"Apakah ini karena sesak nafas, kadar oksigen, dan lainnya seperti apa," tambahnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Pelatih Persija: Sepak Bola Dinikmati dan Berharap Tidak Pakai Rantis ke Stadion

Anam menambahkan jika pihaknya melihat adanya indikasi pelanggaran HAM yang membuat 125 nyawa melayang di tragedi Kanjuruhan.

Terutama kekerasan oleh aparat yang sempat tertangkap vidio dan beredar di media sosial.

”Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi,”

”Ditendang, kena kungfu di lapangan."

"Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat tapi semua juga bisa lihat,” pungkasnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P