Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Indonesia Seluruh Indonesia (PP Perbasi), Nirmala Dewi, turut prihatin atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dia memberikan pendapat agar stadion tempat pertandingan olahraga seperti sepak bola sebaiknya menyediakan tribune khusus perempuan dan anak.
“Saya sedih dan prihatin sekali atas kejadian di Stadion Kanjuruhan. Apalagi mendengar ada seorang ibu meninggal karena berupaya mencari anak dan suaminya saat kejadian,” kata Nirmala Dewi di Palembang, Senin (3/10/2022), dikutip Kompas.com dari Antara.
Nirmala yang pernah menjabat sebagai Direktur Marketing perusahaan pengelola Sriwijaya FC tahun 2013-2018 ini mengaku berduka atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur,
Tragedi memilukan di Stadion Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam, setelah laga Liga 1 2022-23 antara Arema FC selaku tuan rumah dengan Persebaya Surabaya.
Laga bertajuk Derbi Jatim ini berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Persebaya selaku tim tamu.
Kemudian, sejumlah oknum suporter Arema FC dilaporkan turun ke lapangan karena tidak puas dengan hasil akhir pertandingan.
Alhasil, timbul kerusuhan. Sebanyak 125 orang meninggal dunia dan belasan orang di antaranya yakni anak-anak usia di bawah 12 tahun, akibat insiden itu.
Sebagai penggiat olahraga, Nirmala Dewi mendesak pemerintah membuat regulasi yang di dalamnya mengatur mengenai pemberian tempat khusus untuk anak-anak dan perempuan.
Menurutnya, jangan sampai kejadian ini menimbulkan dampak buruk yang membuat para ibu takut menonton pertandingan sepak bola.
Baca Juga: Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Bima Sakti Sepakat Kualifikasi Piala Asia U-17 Digelar Tanpa Penonton
Padahal, dalam pertandingan olahraga itu banyak hal baik yang dapat dicontoh seperti sportivitas, semangat juang pantang menyerah dan solidaritas. Ini sangat baik untuk pembentukan karakter anak.
Nirmala Dewi mengakui, hingga kini belum ada kiat ampuh untuk mencegah konflik antarkelompok suporter. Dia berharap masalah ini bisa segera ada jalan keluar.
Adanya militansi berlebihan terhadap klub menjadi pemicu utama konflik, apalagi jika tim kesayangan kalah.
Soal konflik suporter ini, Nirmala memiliki pengalaman. Dia sempat dihadapkan pada perseteruan antarpendukung saat menjadi bagian manajemen Sriwijaya FC.
“Bedanya di Sriwijaya FC itu konfliknya bersifat internal karena ada tiga kelompok suporter,” ujar Nirmala.
Baca Juga: Ikatan Emosional yang Besar, Ini Kesan Bima Sakti dengan Kota Malang
Menurutnya, sudah ada program klub dalam mengedukasi para suporter. Sayang, program tersebut tidak berjalan dengan konsisten setelah timbul kerusuhan.
Dia pun berharap, ada pengaturan posisi duduk untuk perempuan dan anak.
Dengan demikian, jika terjadi hal darurat dapat mengurangi risiko korban terhadap perempuan dan anak-anak.