Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sektor ganda putri Indonesia tengah mencari pasangan terbaik bagi Ribka Sugiarto setelah tandem sebelumnya, Febby Valencia Dwijayanti Gani, memilih mundur dari pelatnas pada awal September.
Ribka Sugiarto ditandemkan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti pada awal 2019 dengan pencapaian terbaik menembus semifinal Hylo Open 2021.
Siti Fadia Silva Ramadhanti lalu dipasangkan dengan Apriyani Rahayu sejak SEA Games 2021, Mei tahun ini, sementara Ribka Sugiarto dengan Febby Valencia Dwijayanti Gani.
"Itu yang menjadi perhatian saya di awal kalau untuk teknik. Kita bisa melihat semestinya Fadia/Ribka sudah bisa naik. Kenapa belum bisa naik? kembali lagi kepada kebutuhannya," kata pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian, ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
Baca Juga: Ribka Blak-blakan Susahnya Capai Performa Terbaik Usai Berpisah dengan Fadia
"Fadia/Ribka ini kekurangannya dimana yakni dari daya tahan, power. Dengan Apri satu posisi kekurangan Fadia terisi dengan pemain yang powerful, daya tahannya kuat. Nah ini akan terbukti dimana Ribka mendapat partner yang bisa seperti ini," ucap Eng Hian.
"Semoga secepatnya saya bisa menemukan partner yang bisa memback-up kekurangan yang dibutuhkan oleh Ribka. Kalau Fadia, sudah ketutup oleh Apriyani."
Namun, tantangan kembali harus dihadapi Eng Hian saat Febby mundur dari pelatnas.
"Jujur, pusing saat Febby keluar. Kami membentuk pemain agar selalu ada progress. Jadi, seperti levelnya Apri sampai ke Ribka itu kan dengan progress latihan disini dari hari ke hari sampai beberapa tahun sifatnya akumulasi," tutur Eng Hian.
"Siapa si A dan si B yang bisa bersaing ke level atas. Banyak pemain muda yang bagus-bagus, tetapi tidak mungkin kami pasangkan Ribka dengan pemain kelahiran 2004, 2005 karena masih butuh waktu lagi," ujar Eng Hian.
"Yang bikin pusing ini kayak Febby. Dia sudah mengikuti program intensif berapa lama disini yang dianggap memenuhi syarat untuk ke level atas.Tiba-tiba dia mengundurkan diri. Tetapi, saya harus cari lagi. Febby keluar mendadak, dia berbicara saat di Malaysia."
"Mungkin selama ini dia tidak masuk prioritas, masih dalam tahap back up. Saat dia menjadi pemain prioritas, mungkin yang tidak bisa dia tahan adalah target. Kalau sudah skala prioritas yang diharapkan bukan pengalaman, tetapi hasil. Itu yang sepertinya cukup membuat dia stres."
Menurut peraih medali perunggu ganda putra bersama Flandy Limpele pada Olimpiade Athena 2004 itu, kondisi tersebut yang membuat Febby sudah tidak kuat.
"Dia tidak siap menghadapi (beban target). Kalau pemain mau juara harus siap menghadapi target, itu hal yang biasa. Secara personal, saya dan dia tidak ada masalah. Dia sudah cerita semua di Malaysia," aku Eng Hian.
"Kamu ada masalah dengan saya tidak?' dia menjawab tidak. Febby menjawab saya seperti tidak tahu mau mengarah kemana dan saya merasa tidak akan bisa mencapai target seperti pemain elite ini. Kalau pemain elite kan ditargetkan juara," ucap Eng Hian.
"Dia merasa tidak punya kemampuan untuk itu. Itu yang kembali lagi di awal. Pemain banyak yang kosong. Dia cuma datang, tahunya latihan. Mau apa? mau juara. Semua orang mau juara. Dalam prosesnya menghadapi tekanan, semakin kesini setiap pertandingan tentu ada target."
"Mulai dari situ, mereka mulai berpikir. Berat banget ya, yang tidak kuat akan menjadi berat. Evaluasinya per tahun, itu persaingan terus. Banyak pemain yang tidak kuatnya begitu."
Setelah mundurnya Febby, Ribka dipasangkan dengan Lanny Tria Mayasari dan mencapai babak 16 besar pada Vietnam Open 2022.
"Ribka setelah Vietnam Open masih dicoba terus. Kami kasih kesempatan kayak Ribka di Vietnam. Saat kalah, kami tidak bisa men-judge kamu jelek permainannya. Kami tanyakan dulu kenapa kalah secara teknis, non-teknis atau apa. Setelah evaluasi kami coba lagi," ucap Eng Hian.
"Berarti ada hal yang bisa dipertahankan atau diubah. Tetapi, selama belum mencapai sasaran dengan jangka waktu dan jumlah turnamen yang kami berikan, akan kami evaluasi. Kemungkinan masih bisa diubah mana yang terbaik."
"Kalau saya tidak mau menangani 6-8 pasang, tetapi nilai skornya 3-5. Saya lebih baik punya 2 pasang tetapi nilainya 9 dan 10. Buat apa saya pertahankan banyak-banyak kalau skornya 4 atau 5 karena tidak bisa bersaing ke level atas," ucap Eng Hian.
Eng Hian juga mengungkapkan alasan kenapa Apriyani dipasangkan dengan Fadia setelah Greysia Polii pensiun.
"Untuk memasangkan Apri dengan Fadia saya tidak langsung memilih Fadia. Saya sampaikan kepada pengurus, saya ajukan empat nama. Ribka, Fadia, Febby Valencia, dan Putri Syaikah," aku Eng Hian.
Baca Juga: Eng Hian Ingatkan Fadia agar Tidak Tergantung kepada Apriyani
"Kami coba berdiskusi, ada plus-minus di setiap individu dan kami putuskan untuk mencoba Fadia yang pertama (dengan Apriyani) karena saat itu Ribka masih recovery cedera. Febby Valencia recovery cedera siku. Putri Syaikah saat itu masih berjalan dengan Nita (Violina Marwah)."
"Mereka sudah mendapat ranking. Kami menyayangkan posisi progress-nya yang bagus. Jadi, kami putuskan Fadia yang kondisinya sehat. Jadi, memang sudah jalannya," ujar Eng Hian.
Meski baru dipasangkan, Apriyani/Fadia menorehkan sederet prestasi yakni medali emas SEA Games 2021 Vietnam, runner-up Indonesia Masters, Juara Malaysia Open 2022, dan Juara Singapore Open 2022.