Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, berjanji akan memberangkatkan para pendukung untuk menonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar.
Hal ini disetujui setelah pertemuan presiden dengan kepala eksekutif Kenpong Group of Companies sebagai perusahaan transportasi resmi untuk penggemar timnas Ghana ke Qatar.
Kedatangan para pendukung langsung ke Qatar ini diharapkan bisa memberikan semangat bagi Ghana.
Sebelumnya, Ghana mengusung optimisme tinggi untuk bisa menjadi negara Afrika pertama yang merengkuh gelar juara Piala Dunia 2022.
Meski tergabung dalam grup sulit bersama Portugal, Korea Selatan, dan Uruguay, hal ini tak memupuskan harapan tinggi mereka.
Dengan membawa semangat Piala Dunia 2010, Ghana akan bertarung habis-habisan demi memenuhi impian tersebut.
Pada edisi 2010 lalu, Ghana sampai melaju ke perempat final sebelum kalah dramatis dari Uruguay melalui babak adu penalti.
Baca Juga: Bintang Piala Dunia - Pedri, Matador Muda Tumpuan Spanyol Kembali ke Jalur Juara
"Saya sangat yakin bahwa Ghana tidak hanya akan berpartisipasi dalam kompetisi, tetapi akan membuat seluruh bangsa dan lebih jauh lagi, Benua Afrika bangga, dengan kinerja yang luar biasa," kata Presiden Ghana, dikutip BolaSport.com dari Middle East Eye.
Langkah Ghana ini dianggap kontradiktif karena banyak negara-negara Eropa yang melakukan aksi protes atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Qatar.
Sebut saja Denmark yang merilis jersei khusus sebagai bentuk protes, juga kota-kota di Prancis yang menolak mengadakan acara nonton bareng karena isu HAM tersebut.
Qatar memang menjadi sorotan atas dugaan pelanggaran HAM yang membuat banyak para pekerja menjadi korban.
Ghana's president Akufo Addo vows to fly country's supporters to Qatar in sharp contrast of various forms of boycott https://t.co/JammG5hx96 pic.twitter.com/9oiHaEZt1U
— Ghanasoccernet.com (@Ghanasoccernet) October 6, 2022
Ratusan orang diperkirakan terenggut nyawanya dalam persiapan pembangunan infrastruktur menuju Piala Dunia 2022.
Namun, pihak Pemerintah Qatar mengeklaim bahwa jumlah korban tak mencapai yang dituduhkan.
Selain itu, pemenuhan hak dan kewajiban yang harus diberikan kepada para pekerja juga tak disalurkan dengan baik dan tepat waktu.
Gelombang protes juga diadakan oleh para pekerja itu sendiri di depan kantor kementerian dari Qatar.