Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, belum meraih gelar lagi setelah naik podium kampiun pada Swiss Open 2022.
Terakhir kali Jonatan Christie menelan pil pahit kekalahan pada perempat final Kejuaraan Dunia 2022 dari Chou Tien Chen (Taiwan) yang membuat dia gagal mengamankan medali.
Jonatan Christie sempat unggul 20-15 untuk memperoleh match point pada gim penentuan. Akan tetapi, semuanya berbalik ketika Chou Tien Chen mampu bangkit dan membalikkan keadaan menjadi 20-22.
Namun, Jonatan kalah dengan skor 21-14, 11-21, 20-22.
Baca Juga: Herry IP Sebut Fajar/Rian Tinggal Tunggu Waktu untuk Raih Gelar Level Tinggi
"Jonatan sudah beberapa kali nyaris menang, tetapi kalah. Itu yang saya bicarakan dengan PBSI. Perlu ada motivator untuk lebih nge-push di poin-poin seperti itu. Dari kami sudah mengarahkan, tetapi memang harus lebih diyakinkan lagi bahwa dia bisa," kata pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah, ditemui BolaSport.com di pelatnas, Cipayung, Jakarta.
"Dengan motivasi seperti itu saya bisa. Motivasi dan psikolog nanti diarahkan bagaimana saat poin-poin kritis. Sebagai pelatih, kami juga banyak membagi pengalaman jadi dengan poin-poin seperti itu saya arahkan. Jonatan fokusnya itu jangan goyang."
"Saat sudah unggul kamu jangan goyang dulu. Jangan terlalu banyak berpikit. Mudah-mudahan beban-beban ini minggu depan saat bermain tanggal 18 Oktober sudah bisa diterapkan sebab dari latihan, gamenya itu, stroke harus sudah ingat," ucap Irwansyah.
Jonatan akan berpartisipasi pada Denmark Open 2022 (18-23 Oktober) dan French Open 2022 (25-30 Oktober).
Pemain berusia 24 tahun itu punya catatan bagus dengan menjadi runner-up French Open 2019 dan pernah mengalahkan Viktor Axelsen (Denmark) yang saat ini menduduki peringkat pertama dunia dalam perjalanan menuju final.
"Jonatan pernah kalah dengan pemain di luar peringat 20 besar. Kalau kita sudah di dalam lapangan bebannya terlalu besar. Jadi, terkadang tidak bisa keluar dari tekanan. Makanya saya selalu bilang, its okay. Kamu terlalu berat (bebannya jadi begitu akhirnya," tutur Irwansyah.
"Apa yang sudah kamu punya, kasih yang terbaik saja. Toh kita lihat hasilnya. Tetapi memang musuh yang rankingnya di bawah itu bermain nothing to lose. Nanti saat mereka sudah di atas mereka akan mengalami itu. Sama tekanan itu juga."
"Sama Jojo dan Ginting (sapaan akrab Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting) saat belum punya nama, main-main saja asal bantai . Kalau sudah di atas perl untuk meng-cover feeling supaya tidak merasa terteka dan pelatih nge-push untuk mentalnya," ucap Irwansyah.
"Jangan bilang kamu tidak boleh kalah, tetapi memang ada target . Saya selalu bilang, kita ingin mencapai target itu. Yang penting, kita maksimal. Tidak bisa apa boleh buat, tetapi jangan dibikin ya sudah lah saya tidak peduli."
Menurut Irwansyah, mengejar target dan mengatasi tekanan memang harus bisa dilalakukan pemain meski mau tidak mau mereka dituntut untuk menang.
"Orang menonton mana mau mereka melihat kalah, maunya menang. Jadi, mereka sudah harus tahu dan bisa terima tekanan itu karena betapa pun itu menjadi juara berat. Memang Viktor tidak ada beban? Kayak Lin Dan beban banget setiap langkah juga beban. Jadi, mereka harus belajar."
"Kalau tidak bisa, berarti tidak bisa menjadi pemain hebat. Makanya kami mendukung mereka supaya lebih percaya diri.Tetapi, dengan latihan yang bagus," ujar Irwansyah.
"PBSI sudah mendukung pemain dari makan, nutrisi, dan tim dokter. Jadi, semua merata untuk menaikkan mereka. Kamu tetap tekan mereka untuk latihan keras. Kalau nutrisinya tidak bagus, jeblok, bisa sakit. Jadi, latihan malah membuat mereka ke rumah sakit, bukan jadi juara."
"Pemain zaman dulu juga bebannya sama. Menurut saya teman-teman tunggal putra Insya Allah bisa karena semuanya serius, termotivasi, disiplin. Gelar juara memang belum, tetapi saya yakin suatu hari bisa mendapat yang terbaik," ucap Irwansyah.
Jonatan yang menjadi unggulan kedelapan pada Denmark Open 2022 akan menghadapi Hans-Kristian Solberg Vitthingus (Denmark) pada babak pertama.
Baca Juga: Herry IP Sebut Fajar/Rian Tinggal Tunggu Waktu untuk Raih Gelar Level Tinggi