Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Fabio Quartararo mengalami titik terendahnya pada MotoGP 2022. MotoGP Australia menghadirkan pertanyaan, bagaimana El Diablo akan meresponsnya?
Ada ungkapan bahwa Tuhan tidak pernah memberi ujian melebihi kemampuan hambanya.
Akan tetapi, kesulitan yang terjadi secara terus menerus tampaknya terlalu berat untuk diterima oleh Fabio Quartararo.
Setelah dilambungkan dengan keunggulan besar di puncak klasemen, Fabio Quartararo terbanting dengan performa yang jauh dari ekspektasi.
Hanya 47 poin yang dicetak pembalap Monster Energy Yamaha tersebut dalam tujuh balapan terakhir.
Satu-satunya hasil yang bisa diapresiasi hanya ketika Quartararo hampir memenangi MotoGP Austria, balapan di mana Yamaha sama sekali tak diunggulkan.
Selain itu Quartararo sekali finis di posisi lima, dua kali finis di posisi delapan, dua kali gagal finis, dan sekali finis di belakang.
Sebagai perbandingan, 47 poin hampir sepertiga dari koleksi poin Quartararo dalam enam seri sebelumnya.
Dari MotoGP Portugal hingga MotoGP Jerman dia membukukan 128 poin berkat 3 kemenangan, 2 posisi runner-up, dan sekali finis keempat.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Australia 2022 - Semua Bisa Terjadi di Phillip Island
"Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan saya sebenarnya," kata Quartararo jelang MotoGP Thailand, dilansir dari Corsedimoto.
"Tidak hanya dalam beberapa balapan terakhir, tetapi sejak tes pramusim, ketika saya tahu bahwa tidak ada peningkatan sama sekali (dari motornya)."
"Bayangkan Anda tiba di Qatar, balapan di mana Anda sebelumnya menang, dan finis 15 detik di belakang, di posisi kesembilan."
"Awal musim ini sudah sulit secara mental dan itu benar-benar merugikan saya, tetapi kami tampil luar biasa pada paruh musim pertama, kecuali di Assen."
Tantangan mental yang dihadapi Quartararo mencapai puncak ketika hanya finis di posisi ke-17 pada MotoGP Thailand.
Ini merupakan posisi finis terburuknya sepanjang musim ini.
Kans juara Quartararo pun terancam. Tadinya 91 poin atas rival terbesar, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo), tabungan Quartararo kini tersisa 2 angka.
Dengan 75 poin untuk diraih dalam tiga seri dan tren negatif yang belum berakhir, Quartararo menghadapi jalan yang terjal untuk mempertahankan gelar.
Gestur kekecewaan diperlihatkan Quartararo setelah balapan MotoGP Thailand hingga menuju MotoGP Australia.
Baca Juga: MotoGP Australia, Mitos Akamsi, dan Rahasia Tikungan Raja Sleding Casey Stoner
Setelah balapan Quartararo absen dari agenda temu media. Tidak ada kalimat apa-apa dari Quartararo. Silenzio stampa.
"Fabio sedang tidak ingin bicara," kata Direktur Tim Monster Energy Yamaha, Massimo Meregalli.
"Kami belum berbicara dengannya. Begitu dia kembali ke pit dia pergi untuk berganti pakaian, dan masih di ruangannya."
Reaksi Quartararo baru diketahui dalam rilis tim dan sebuah unggahan di akun media sosial yang dibuka dengan "benar-benar mimpi buruk".
Quartararo mengutuk dua hal yaitu hujan yang turun tepat menjelang balapan dan insiden yang dialaminya pada lap pertama.
Kegalauan Quartararo makin terlihat setelah menonaktifkan akun Instagramnya.
Akun pembalap Prancis itu sudah aktif kembali dengan keterangan baru "having a break". Dia mau berhenti bermain media sosial untuk sementara.
Sebenarnya bukan kali ini saja Quartararo berada dalam posisi tertekan.
Alasan Quartararo baru bersinar di kelas MotoGP adalah ekspektasi tinggi sebagai Titisan Marc Marquez saat melakoni debut di kelas Moto3.
Baca Juga: Berkaca dari Era Valentino Rossi, Motor Ciamik Tak Melulu Bikin Rating MotoGP Apik
Quartararo menembus MotoGP setelah menjuarai CEV Moto3 (sekarang Junior GP) secara meyakinkan. Batas usia pembalap Moto3 pun sempat diturunkan karena dia.
Kesulitan lain dialami Quartararo dalam pengalaman pertamanya bersaing untuk gelar juara MotoGP pada 2020.
Tampil kuat dengan memenangi dua seri pertama dan dijagokan menjadi juara, Quartararo tenggelam hingga turun ke peringkat delapan pada klasemen akhir.
Kelemahan dalam mengendalikan emosi menjadi pekerjaan rumah Quartararo dengan berkonsultasi dengan psikolog pada akhir musim itu.
"Pada dasarnya psikolog mengajarkan saya dua latihan sederhana yang saya lakukan setiap kali merasa sedikit marah atau tidak nyaman," ujar Quartararo.
"Akan tetapi ini bukan alasan saya menjadi lebih cepat atau bisa memenangi balapan. Ini lebih karena pengalaman saya dapatkan."
"Pada saat yang sama saya bisa mengatakan bahwa latihan ini membantu saya ketika harus menenangkan diri."
Ketenangan Quartararo diperlukan untuk menghadapi MotoGP Australia dengan pikiran yang jernih.
MotoGP Australia akan berlangsung di Sirkuit Phillip Island yang memiliki karakter cepat dan mengalir, salah satu keunggulan Yamaha.
Baca Juga: Alex Marquez Ingin Pulihkan Keyakinan Usai Jadi Korban Harapan Palsu Honda
Sejak era MotoGP, Yamaha telah memenangi lima balapan MotoGP di Phillip Island.
Yamaha tentunya berharap Phillip Island bisa memberi kelegaan yang sama seperti ketika mereka akhirnya memutus paceklik kemenangan pada 2018.
Yamaha mengalami kesulitan serupa ketika gagal mencetak kemenangan selama 25 balapan beruntun sebelum Maverick Vinales finis pertama di Australia.
Pada edisi terakhir Vinales juga hampir mencetak kemenangan back-to-back di Negeri Kanguru andai tidak terjatuh pada lap terakhir.
Mampukah Quartararo melewati ujiannya? Balapan MotoGP Australia akan berlangsung pada akhir pekan ini, 14-16 Oktober 2022.
Baca Juga: Respek Bagnaia kepada Quartararo karena Kejar Gelar MotoGP dengan Motor Inferior