Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) berencana mengirimkan atlet yang ada di pelatnas untuk menjalani latihan di Kenya dan China.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Bidang Pembinaan PB PASI, Rumini.
Kenya merupakan salah satu negara yang memiliki prestasi cukup baik di bidang atletik terutama untuk nomor lari.
Hal tersebut terlihat pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang lalu. Saat itu, salah satu atlet Kenya, Eliud Kipchoge, menjadi peraih medali emas nomor marathon.
Raihan emas Kipchoge pada nomor marathon di ajang Olimpiade menjadi yang kedua secara berturut-turut setelah sebelumnya juga meraih medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Hal tersebut membuat pelari yang saat ini berusia 37 tahun tersebut menjadi salah satu pelari terbaik sepanjang masa.
Namanya bisa disandingkan dengan Abebe Bikila dari Ethiopia yang meraih medali emas di ajang Olimpiade secara berturut-turut (1960 dan 1964).
Waldemar Cierpinski dari Jerman Timur yang meraih emas di Olimpiade dalam dua edisi yaitu 1976 dan 1980.
Selain Kenya negara China juga memiliki prestasi yang sangat baik di cabang olahraga atletik.
Baca Juga: 20 Negara Siap Bersaing di Bali pada Kejuaraan Asia Catur Remaja 2022
China pada Olimpiade Tokyo 2020 berhasil membawa pulang dua medali emas, dua medali perak dan tujuh medali perunggu dari cabor atletik.
Dua medali emas China dipersembahkan oleh Gong Lijiao dari nomor tolak peluru dan Liu Shiying dari nomor lempar lembing.
Menurut PB PASI, berlatih di luar negeri terutama di negara-negara yang memiliki prestasi bagus di kancah internasional seperti Olimpiade akan menambah pengalaman para atletnya.
"Ketua Umum PB PASI (Luhut Binsar Pandjaitan) ingin mengirim atlet ke Kenya dan China," kata Rumini dikutip Bolasport.com dari ANTARA News, Rabu (12/10/2022).
"Ini masih dalam tahap diskusi. Untuk Kenya tentunya untuk atlet nomor jarak jauh."
Sebelumnya, PB PASI telah menjalankan program latihan di luar negeri dengan mengirimkan 10 atletnya ke Jamaika.
Sepuluh atlet yang mendapatkan jatah berangkat ke Jamaika dan berlatih selama dua bulan adalah nama-nama andalan Indonesia.
Contohnya, Lalu Muhammad Zohri, Bayu Kertanegara, Sudirman Hadi, Wahyu Setiawan, Eko Rimbawan, Adith Rico Pradana, Sapwaturrahman, Kris Dianto M, Vincencia Awutet, dan Lusinta P. Barumi.
Jamaika merupakan negara dari mantan pelari legendaris Usain Bolt yang memegang rekor lari 100 meter dalam waktu 9,58 detik.
Baca Juga: 12 Atlet Siap Berburu Gelar Pada Kejuaraan Asia Panjat Tebing 2022
Rumini menyampaikan bahwa Zohri dan kawan-kawan mendapatkan banyak pengalaman baru di Jamaika dan berharap setelah kembali ke Indonesia jadi lebih baik lagi.
Untuk progres Rumini mengatakan belum dapat dilihat karena para atletnya belum mengikuti kejuaraan.
Namun PB PASI fokus pada menu latihan baru yang sering digunakan atlet Jamaika untuk meningkatkan kemampuan atlet Indonesia.
Salah satu menu latihan baru yang diterima atlet Indonesia selama di Jamaika adalah latihan di atas lintasan rumput.
"Progres memang belum, karena belum ada kejuaraan," ucap Rumini.
"Namun, ada bentuk-bentuk latihan yang baru mereka dapatkan. Semoga di sana bisa lebih banyak menimba ilmu."
"Saya mendapat laporan dari Coach Agus Ngamel, di sana anak-anak lebih banyak latihan di rumput, meskipun sebenarnya ada lintasan."
"Tetapi latihan atlet Jamaika lebih condong latihan di rumput," ujar Rumini.
Baca Juga: Misi Khusus Tim Angkat Besi Indonesia pada Kejuaraan Asia 2022