Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Francesco Bagnaia: Perbedaan dengan Fabio Quartararo? Situasi Saya Lebih Baik

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Rabu, 12 Oktober 2022 | 18:17 WIB
Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia bersama Fabio Quartararo (Yamaha) usai balapan di MotoGP Austria 2022, Minggu (21/8/2022) (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Francesco Bagnaia berbicara tentang rivalitasnya dengan Fabio Quartararo dalam perburuan gelar juara MotoGP 2022.

Nama Francesco Bagnaia dan Fabio Quartararo sudah dijagokan sebagai calon juara MotoGP sejak penampilan kuat yang mereka tunjukkan pada tahun lalu.

Musim lalu keduanya menjadi dua pembalap yang paling sering menang.

Quartararo memenangi lima balapan dan menjadi juara. Adapun Bagnaia mencetak empat kemenangan dengan semuanya terjadi pada paruh musim kedua.

El Diablo, julukan Quartararo, dan Pecco, panggilan Bagnaia, pun menjadi dua pembalap yang paling berpeluang untuk menjadi juara saat ini.

Quartararo menjadi pemuncak klasemen sementara dan diikuti Bagnaia yang hanya terpaut dua poin darinya.

Melihat performa terakhir, Bagnaia lebih diunggulkan daripada Quartararo.

Sejak kesalahan pada seri ke-10 MotoGP Jerman yang membuatnya tertinggal 91 poin dari Quartararo, Bagnaia mampu menebus blundernya dengan rentetan penampilan kuat.

Dalam tujuh balapan terakhir, Bagnaia naik ke atas podium enam kali dan menang empat kali. Total 136 poin dikumpulkannya dalam rentang waktu tersebut.

Baca Juga: Jadwal MotoGP Australia 2022 - Semua Bisa Terjadi di Phillip Island

Adapun Quartararo justru mengalami kesulitan, lebih-lebih sejak paruh musim kedua.

Pada saat yang sama pencapaian Quartararo adalah gagal finis (GP Belanda), 8 (GP Inggris), 2 (GP Austria), 5 (GP San Marino), gagal finis (GP Aragon), 8 (GP Jepang), 17 (GP Thailand).

Quartararo hanya mencetak 47 poin, alias nyaris cuma sepertiga dari raihan poin Bagnaia.

Kesalahan tak sepenuhnya berada di tangan Quartararo. Kesuksesan finis kedua pada MotoGP Austria, balapan yang dianggap tidak menguntungkan Yamaha, adalah bukti kerja kerasnya.

Selain itu fakta bahwa Quartararo hampir sendirian membawa Yamaha menjadi juara MotoGP lagi pada musim lalu menunjukkan talenta besarnya.

Bagnaia pun mengakui bahwa Quartararo tetaplah pembalap pertama yang harus dikalahkan untuk menjadi juara dunia MotoGP.

"Fabio, tentunya, adalah pembalap yang harus dikalahkan. Dia adalah salah satu pembalap terkuat dan juara dunia dari tahun lalu," kata Bagnaia kepada MotoGP.com.

"Akan tetapi, saya berada di dalam situasi yang lebih baik daripada Fabio."

"Saya merasa hebat dengan motor saya, saya bisa mendorong diri saya, saya bisa menyerang. Dia mengalami kesulitan lebih besar dengan motornya," tambahnya.

Baca Juga: MotoGP Australia 2022 - Menanti Jawaban Fabio Quartararo yang Sedang Galau

Tekanan justru berada di Yamaha yang dianggap gagal menyediakan motor yang ideal dan ... Bagnaia yang dianggap terlalu diuntungkan oleh superiornya motor Ducati.

Ducati menjadi pabrikan terbaik saat ini.

Dalam 17 balapan yang sudah berjalan, hanya sekali pembalap pabrikan Borgo Panigale itu tidak menang (11 kali) atau menjadi runner-up (5 kali).

Dan tak cuma satu pembalap Ducati yang kompetitif. Dari delapan pembalap yang berlomba dengan Desmosedici, enam di antaranya sudah meraih podium.

Yamaha? Setelah Quartararo di posisi pertama, pembalap mereka berikutnya di tabel klasemen berada di urutan ke-19.

Isu team order atau permainan tim pun merebak.

Kebahagiaan petinggi Ducati saat pembalap tim satelit mereka, Johann Zarco (Pramac Racing), tidak mengambil risiko untuk menyalip Bagnaia pada MotoGP Thailand menjadi buktinya.

Zarco sendiri mengatakan bahwa Ducati memberi instruksi untuk tidak mengganggu Bagnaia kecuali jika berpeluang memenangi balapan atau finis tiga besar.

Kredibilitas Bagnaia dipertaruhkan. Tentunya tidak ada pembalap yang ingin dikenang sebagai juara karena mendapat bantuan.

Baca Juga: MotoGP Australia, Mitos Akamsi, dan Rahasia Tikungan Raja Sleding Casey Stoner

"Saya tahu potensi saya. Saya tahu bahwa saya bisa memenangi balapan tanpa bantuan," kata Bagnaia mencoba menepis spekulasi soal team order di Ducati.

"Tentunya, dalam dua balapan terakhir di kejuaraan, sejumlah bantuan akan membantu saya!"

"Akan tetapi saya memenangi enam balapan karena saya yang terkuat, bukan karena seseorang membiarkan saya lewat."

"Team order adalah hal yang bagus, tentu saja. Akan tetapi tidak diperlukan untuk sekarang," tandas murid Valentino Rossi itu menegaskan.

Persaingan akan berlanjut pada seri balap ke-18 MotoGP Australia yang akan berlangsung di Sirkuit Phillip Island, Australia, pada akhir pekan ini, 14-16 Oktober 2022.

Baik Bagnaia dan Quartararo punya catatan oke pada penampilan terakhir mereka di Phillip Island pada 2019 silam.

Quartararo merebut posisi kedua dalam kualifikasi sebelum mengalami kecelakaan pada lap pertama yang disebabkan pembalap lainnya.

Adapun Bagnaia mencetak hasil terbaik dalam debutnya di kelas para raja di sana. Juara dunia Moto2 2018 itu finis keempat dan hanya berjarak 0,055 detik dari podium.

Baca Juga: Jelang MotoGP Australia 2022, Marc Marquez Makin Dekat dengan Mode Tuhan?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P