Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte, menganggap Piala Dunia 2022 harus menjadi kali terakhir ajang tersebut dilaksanakan pada akhir tahun.
Antonio Conte tidak bisa menutupi kekesalannya pada jadwal Piala Dunia 2022.
Klub-klub di Benua Eropa, termasuk Tottenham Hotspur, tinggal memiliki waktu satu bulan untuk menikmati kompetisi.
Setelah itu, klub-klub tersebut harus mengirim para pemain ke negara masing-masing untuk mengikuti Piala Dunia 2022.
Kompetisi harus diistirahatkan pada pertengahan musim karena Piala Dunia 2022 diselenggarakan pada akhir tahun.
Status Qatar sebagai tuan rumah memengaruhi keputusan kontroversial FIFA ini.
Cuaca Qatar yang terlalu panas membuat Piala Dunia harus digeser dari musim panas ke periode akhir tahun yang lebih dingin.
Antonio Conte pun menjadi pihak yang dibuat kesal dengan waktu kompetisi Piala Dunia yang baru.
Baca Juga: Liverpool Vs West Ham - Darwin Nunez bakal Jadi Tandem atau Pelayan Mohamed Salah dari Sisi Kiri?
"Edisi Piala Dunia sebelumnya sudah menghadirkan situasi yang sempurna untuk semua orang," kata Conte seperti dilansir BolaSport.com dari Sky Sports.
"Pengalaman tahun ini seharusnya memberikan pelajaran untuk hanya melakukannya sekali dan langsung kembali ke cara lama," ucap Conte menambahkan.
Conte bahkan sedikit menyangsikan keberlangsungan Piala Dunia 2022.
Menurut Conte, Piala Dunia 2022 diselimuti terlalu banyak kontroversi untuk tetap berjalan.
Pengajuan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia dinilai kontroversial sejak awal.
Kontroversi berlanjut ke kabar miring tentang pengerjaan fasilitas Piala Dunia 2022 yang memakan korban.
Seolah belum cukup, kondisi yang ada ditambah rumit dengan menggeser waktu pelaksanaan ke akhir tahun.
Sejumlah kontroversi tersebut tidak mendapat protes yang masif sehingga Piala Dunia tahun ini terus berjalan.
Conte pun mengeluhkan negara-negara yang memilih diam dan tidak melakukan protes keras.
Menurut Conte, negara-negara belum terlambat untuk melakukan protes ke FIFA.
Pelaksanaan Piala Dunia pada akhir tahun mengundang risiko seperti skuad yang kurang lengkap karena banyak pemain yang cedera saat membela klub.