Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Richard Mainaky Ungkap Kombinasi Senior-Junior Jadi Kunci Sukses Ganda Campuran Indonesia

By Delia Mustikasari - Sabtu, 22 Oktober 2022 | 16:55 WIB
Mantan pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky, sedang mengamati peserta Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus. (MEGAPRO)

BOLASPORT.COM - Sektor ganda campuran Indonesia mendapat sorotan selepas Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pensiun serta Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja terdegradasi dari pelatnas.

Saat ini, ganda campuran pelatnas diisi oleh pemain muda. Sebut saja Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso, dan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.

"Kami lihat dari segi mana dulu. Kalau trennya seperti dulu ya sulit, karena orang-orang masih mengingat ganda campuran yang dahulu," kata Richard Mainaky ditemui di sela-sela Audisi Umum PB Djarum 2022 di GOR Djarum Jati, Kudus.

"Jadi, seharusnya sekarang regenerasi, tetapi terputus dua tingkat sehingga harus mulai dari bawah lagi. Nova (Widianto, pelatih ganda campuran pelatnas sekarang) harus kerja keras lagi dan harus sabar," ucap Richard.

Baca Juga: Audisi Umum PB Djarum 2022 - Soal Peluang Peserta Disabilitas Bergabung, Sigit Budiarto: Itu Bisa Terjadi

Pelatih kelahiran Ternate itu mengatakan bahwa sebelumnya regenerasi ganda campuran tidak pernah putus.

"Saya rasa hampir tidak pernah karena selama saya menjadi pelatih berlanjut terus. Nova/Vita, Nova/Butet, Tontowi/Liliyana, Praveen/Debby, Praveen/Melati berlanjut terus. Jadi, dengan hilangnya Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria membuat regenerasi sulit."

Menurut Richard, pemain muda masih butuh bimbingan, figur, dan jam terbang.

"Akhirnya sekarang mereka naik ke atas dan sudah diberi beban. Padahal, belum waktunya. Tetapi, pasti PBSI dan pelatih punya alasan kuat melakukan degradasi Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria," tutur Richard.

"Hanya menurut saya yang harus dipikirkan untuk ganda campuran itu ada kombinasi senior-junior. Sekarang PBSI memutuskan fokus kepada pasangan junior. Dan itu butuh waktu cukup panjang karena masih junior."

"Menurut saya, kalau senior-junior itu sudah matang. Tolok ukurnya, kami dahulu suka coba ganti-ganti pasangan. Misalnya dulu setelah Nova/Butet, saya coba Butet/Owi, Butet/Rizal itu baru kelihatan mana yg lebih pantas dan cocok," ucap Richard.

"Pasangan yang dibutuhkan untuk pertandingan yang kami kirim. Dengan berjalannya waktu, nanti pasti kelihatan. Dari dua pasangan itu, kami bisa lihat apakah salah satu stuck. Kalau ada satu pasang stuck, kami ganti."

Menurut Richard, sejarah kombinasi senior-junior di pelatnas terbukti berhasil. Contohnya, ketika Gloria dipasangkan dengan Dejan Ferdinansyah yang bisa empat kali menjadi juara.

"Jangan lihat Gloria, tetapi lihat ke depannya (Dejan). Dia masih junior, tetapi bisa mengejar, berarti tren ganda campuran itu harus senior dan junior."

"Kalau sama-sama muda, terkadang egonya keluar, merasa sama-sama bagus, jadi kadang-kadang berantem," aku Richard.

Meski begitu, Richard memaklumi kondisi ganda campuran di pelatnas karena dia mengetahui perjuangan Nova Widianto sebagai pelatih ganda campuran pelatnas harus mulai dari bawah.

"Itu tantangannya. Biarlah Nova bekerja keras, saya tidak masalah," ujar Richard.

Richard mengiyakan bahwa kondisi ganda campuran Indonesia menjadi yang terburuk saat ini.

"Dari yang kami lihat memang belum pernah terputus regenerasi (ganda campuran). Sekarang cuma para pemain muda. Kalau dilihat, kok jauh menurun, padahal sebenarnya tidak," kata Richard.

Richard selalu memasangkan senior dengan junior. Tujuannya, agar junior bisa sungkan dengan senior dan senior juga bisa membawahi yang junior.

"Begitu juniornya sudah matang, perannya berganti dan itu memang berhasil menurut saya. Ganda campuran semakin senior, semakin matang. Ganda campuran butuh kematangan segalanya," kata Richard.

Hal tersebut juga sudah dilakukan China. Zheng Si Wei yang sama-sama junior dengan Chen Qing Chen kemudian dipasangkan dengan Huang Ya Qiong yang lebih senior.

Baca Juga: Starting Grid MotoGP Malaysia 2022 - Jorge Martin Pecahkan Rekor, Mampukah Bagnaia Kunci Gelar Juara?

"Jadi, kita lihat China mirip Indonesia dengan mencoba mengganti pasangan. Kemarin Zheng/Huang sudah coba ganti pasangan, lalu mereka berpasangan lagi," kata Richard.

Saat ini, sektor ganda campuran dunia dinilai Richard masih didominasi oleh China karena pasangan ganda campuran yang sudah berpengalaman akan sulit dikalahkan,

"Kita tidak ada senior (di pelatnas). Semua pemain muda sehingga agak kesulitan dan butuh waktu."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P