Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Aleix Espargaro dan Maverick Vinales menuai hasil kurang maksimal dalam empat balapan MotoGP 2022 di luar Eropa. Aprilia tadinya ingin beralasan karena kurangnya data tapi tidak bisa.
Dalam empat balapan terakhir: MotoGP Jepang, Thailand, Australia dan Malaysia, Aleix Espargaro dan Maverick Vinales bak kehilangan taringnya.
Setelah konsisten bersaing untuk posisi terdepan, Espargaro dan Vinales kesulitan untuk menjaga tren impresif mereka
Espargaro tentunya yang paling dirugikan.
Tadinya bersaing untuk gelar juara, Espargaro kini harus bersusah payah untuk mempertahankan peringkat tiga pada balapan terakhir.
Dalam empat balapan terakhir pembalap asal Granollers itu secara berturut-turut hanya finis di posisi 16, 11, 9, dan 10.
Bagaimana dengan Vinales yang sempat menunjukkan kebangkitan pada paruh musim? Tidak jauh lebih baik dengan hasil 7, 7, 16, dan 17.
Kesulitan yang dialami Aprilia dalam rangkaian balapan di luar Benua Eropa sebenarnya sudah diprediksi.
Pasalnya, Aprilia menjadi pabrikan yang melakukan perombakan terbesar dengan si kuda besi saat balapan di Asia dibatalkan karena pandemi.
Baca Juga: Nyatanya Bastianini Tak Ingin Ambil Banyak Risiko Saat Lawan Bagnaia
Pada MotoGP 2020 Aprilia mendesain ulang mesin RS-GP dari konfigurasi V dengan sudut 75 derajat menjadi 90 derajat seperti Honda dan Ducati.
Dilansir dari Motorsport Magazine, sudut yang lebih lebar ini memungkinkan performa mesin yang lebih menyeluruh dalam akselerasi dan deselerasi.
Hasilnya terbukti dengan hadirnya podium pertama bagi Aprilia di era MotoGP pada 2021 dan kemenangan pertama pada 2022.
Akan tetapi, minimnya referensi membuat mereka berada di posisi yang tidak diuntungkan. Ini dipersulit dengan cuaca yang sulit ditebak dalam tur Asia dan Australia.
CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, tidak menampik bahwa minimnya data menghadirkan kesulitan bagi timnya.
Akan tetapi, Rivola punya alasan untuk tidak menggunakannya sebagai alibi.
"Jika di tiga balapan di luar Eropa kami bisa membenarkan diri dengan absennya data aktual, tidak demikian halnya di Malaysia," ucapnya, dikutip dari Corsedimoto.
"Di Malaysia kami memiliki data aktual, karena kami melakukan tes (pramusim) MotoGP pada bulan Februari dan kami jauh lebih cepat."
"Memang ada grip yang lebih besar saat itu, tetapi ini sudah cukup untuk membandingkannya dengan yang lain."
Baca Juga: Diam-diam Fabio Quartararo Dukung Enea Bastianini pada MotoGP Malaysia
"Kami harus mengupas semua masalahnya dan menganalisisnya dengan baik," ucap Rivola.
"Harus diakui bahwa bahkan dalam balapan-balapan sebelumnya ketika kami membuat kesalahan, kami tidak cukup baik dalam menganalisisnya."
Aprilia kini hanya berharap bisa meraih hasil sebaik mungkin dalam balapan terakhir yaitu MotoGP Valencia pada 6 November mendatang.
"Mimpi kecil yang kami miliki telah berakhir," ucap Rivola merujuk kans juara Espargaro.
"Tapi Valencia sama pentingnya bagi kami, karena ada banyak hal untuk diperjuangkan dari klasemen tim, pembalap, dan konstruktor yang tidak ingin kami lewatkan."
Baca Juga: Rossi Turun Gunung di Valencia, Bawa Mahkota untuk Sang Calon Pewaris Takhta Bagnaia