Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tetapi, Lelis mengaku itu perjalanan menakutkan karena melihat mobil polisi dibakar hingga yang lainnya.
“Lalu sekitar 45 atau 60 menit saya melihat api yang cukup besar di depan baracuda yang berjarak sekitar 20-30 meter. Lemparan semakin banyak dan kami melewati mobil yang terbakar dan mereka (oknum suporter Arema FC) terlihat merayakan hal itu,” ujar mantan pemain Persiraja Banca Aceh.
“Saya tidak pernah melihat itu, ini seperti perang. Ada mobil terbakar kita melewati dengan baracuda mereka melempar batu dan merayakannya.”
Meski melewati banyak rintangan Persebaya tetap berhasil kembali ke kota mereka dengan selamat.
Walaupun beberapa ofisial masih tertinggal di stadion, Depri dan beberapa ofisial Persebaya seperti kit man masih ada di Kanjuruhan.
Depri juga menceritakan bagaimana saat ia berhasil masuk ke area lobby stadion sekitar pukul 01.00 WIB dinihari.
Saat itu ia memasuki lobby stadion Kanjuruhan pun langsung melihat hal yang sangat memilukan.
Depri mengatakan saat masuk di lobby itu sudah terlihat banyak orang yang terlihat lemas dan ada juga banyak jenazah.
Jeritan dan tangisan dari dalam hati tak ada habisnya melihat tragedi dengan menewaskan banyak orang di sana.
“Orang membawa jenazah dari dalem di depan saya itu banyak sekali. Ada yang masih lemes di bawa motor, ada yang keluar sambil sholawatan. Jadi yang terngiang-ngiang sama saya itu. Saya tidak bisa membayangkan kalau itu terjadi sama saudaraku,” kata Depri.
Kejadian tersebut memang menjadi momen mencekam untuk semua pihak.
Namun, tak ada sepak bola, kemenangan ataupun permainan apapun yang seharga nyawa.
Baca Juga: Tidak Hanya Persebaya Surabaya, Persis Solo Sudah Komunikasi dengan Tiga Tim Lain untuk Desak KLB
Bek Persebaya, Rizky Ridho mengatakan kemenangan pun tak berarti apapun.
Hanya tiga poin saja yang didapatkan Persebaya, tapi justru puluhan nyawa melayang.
Ridho mengaku tragedi seperti Kanjuruhan itu selama ini tak ada dalam fikirannya, namun itu terjadi tepat di depan matanya.
Tentu saja pemain timnas Indonesia itu meyayangkan hal itu, tetapi ia tak bisa berbuat banyak.
"Buat apa kita menang kalau sampai kayak gini. Yang diperebutkan dari kita kan hanya poin dan itu hnya tiga poin. Tapi ternyata banyak korban seperti itu jadi ya tidak terpikir dari saya,” tutur Ridho.