Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Cristiano Ronaldo yang terang-terangan tidak menyukai Erik ten Hag bukan yang pertama terjadi. Para pemain lain sudah lebih dulu berseteru dengan pelatihnya.
Cuplikan wawancara Cristiano Ronaldo pada program Piers Morgan Uncensored menampilkan pernyataan-pernyataan pemain asal Portugal tersebut soal Manchester United.
Salah satunya adalah pendapat Cristiano Ronaldo soal Erik ten Hag, pelatih Manchester United.
Ronaldo mengklaim Erik ten Hag dan dua petinggi klub berusaha memaksanya pergi.
Pemain asal Portugal itu juga tidak menutupi perasaan tidak sukanya terhadap juru taktik asal Belanda tersebut.
"Saya tidak menghormati Erik ten Hag karena dia tidak menunjukkan rasa hormat pada saya," ucapnya.
"Jika Anda tidak menghormati saya, maka saya tidak akan pernah menghormati Anda," tegas mantan bintang Real Madrid tersebut.
Cristiano Ronaldo bukan pesepak bola pertama yang terang-terangan tidak suka dengan pelatihnya.
BolaSport.com merangkum 4 pertengkaran pesepak bola dan pelatih yang terang-terangan terjadi di depan publik:
1. Romelu Lukaku vs Thomas Tuchel
Wawancara Romelu Lukaku dengan Sky Sports Italia terjadi kurang lebih satu tahun sebelum Cristiano Ronaldo duduk berbincang dengan Piers Morgan.
Saat itu, Lukaku membahas situasinya di Chelsea setelah pindah ke klub tersebut pada musim panas 2021.
Sang striker pun secara terbuka mengeluh soal pelatihnya kala itu, Thomas Tuchel.
"Saya tidak senang dengan situasinya, ini normal, Tuchel telah memilih untuk bermain dengan sistem lain," kata Lukaku seperti dilansir BolaSport.com dari Sky Sport Italia.
"Akan tetapi, saya seorang pekerja dan saya tidak boleh menyerah," ucap Lukaku melanjutkan.
Romelu Lukaku to Sky Sport: "If there had been the offer of a new contract from Inter last summer as I wanted... we would not be doing this interview now here from London, but quietly from Milano (he smiles)". ???? #CFC #Inter pic.twitter.com/ma1BNrKhZd
— Fabrizio Romano (@FabrizioRomano) December 31, 2021
Pada wawancara yang sama, Lukaku juga mengungkapkan niat untuk kembali ke Inter Milan, klubnya sebelum hengkang ke Chelsea.
"Saya sangat berharap di lubuk hati saya untuk kembali ke Inter, bukan di akhir karier saya, tetapi pada level yang masih bagus untuk semoga menang lebih banyak," ujar Lukaku menambahkan.
Komentar tersebut membuat Lukaku menghadapi konsekuensinya.
Ia diparkir Tuchel saat Chelsea berhadapan dengan Liverpool pada pekan ke-21 Liga Inggris 2021-2022, Minggu (2/1/2022) malam WIB.
Lukaku memang akhirnya meminta maaf untuk wawancara tersebut.
Namun, masa kerjanya di Chelsea juga tidak bertahan lama. Ia dipinjamkan ke Inter Milan pada musim panas 2022-2023.
2. Zlatan Ibrahimovic vs Pep Guardiola
Jika ada permusuhan paling awet antara mantan pemain dan pelatih, Zlatan Ibrahimovic dan Pep Guardiola layak jadi kandidat kuat juaranya.
Hubungan mereka memburuk saat sama-sama di Barcelona pada 2009 hingga 2011.
Zlatan Ibrahimovic tidak suka saat dirinya ditarik keluar oleh Pep dalam pertandingan.
Penyerang asal Swedia tersebut membandingkan situasi yang ia alami dengan mobil balap.
Menurut Ibrahimovic, tidak memainkannya selama 90 menit sama seperti memperlakukan mobil Ferrari layaknya mobil Fiat.
Ibrahimovic pun tidak menutup-nutupi perasaan sebalnya terhadap Guardiola, bahkan menganggap mantan pelatihnya itu sebagai musuh.
Pep Guardiola responds to Zlatan Ibrahimovic saying he has a big ego ???? pic.twitter.com/Omt2TurNcZ
— GOAL (@goal) November 5, 2022
“Guardiola melihat ke saya dan saya langsung kesal. Dalam hati saya berkata, ‘Itu musuh saya, sedang menggaruk kepala plontosnya!’. Saya pernah meneriaki dia sebagai orang tidak punya nyali," ucap Ibrahimovic.
“Mungkin saya juga pernah mencela dia lebih buruk dari itu,” ujar dia lagi.
Seolah belum puas, Ibrahimovic juga membandingkan Pep Guardiola dengan rivalnya, Jose Mourinho.
“Mourinho adalah kebalikan Guardiola. Jika Mourinho bisa membuat semua orang bersemangat, Guardiola merusak suasana,” tutur Ibra.
Pep Guardiola bukannya diam saja dengan omongan Ibrahimovic.
Ia sempat merespons dengan nada sarkastis perihal opini Ibrahimovic terhadapnya.
“Ya, dia betul. Di Manchester City, ego saya melebihi semua pemain. Saya tidak suka saat Erling Haaland mencetak tiga gol dan membuat semua mata tertuju kepadanya,” kata Guardiola.
“Saya sangat cemburu. Cemburu sekali! Erling, berhentilah mencetak gol, nanti semua surat kabar tidak mau menulis soal saya lagi.”
“Zlatan Ibrahimovic tahu pasti soal itu. Mungkin dia mau menulis lagi soal saya di buku biografi keduanya,” ucap Guardiola melanjutkan.
3. Carlos Tevez vs Roberto Mancini
Masalah ini terjadi pada 2011 saat Roberto Mancini melatih Manchester City dengan Carlos Tevez sebagai salah satu pemainnya.
Bibit perselisihan terjadi pada pertandingan Liga Champions pada 2011 antara Man City dan Bayern Muenchen.
Roberto Mancini menginstruksikan Tevez untuk bersiap turun sebagai pemain pengganti.
Namun, Tevez menolak perintah Mancini. Pelatih asal Italia itu pun berang.
Roberto Mancini mengatakan usai pertandingan bahwa Tevez tidak akan pernah bermain lagi untuk The Sky Blues.
“Untuk saya, kalau ada pemain Manchester City di Liga Champions dan mendapat banyak uang, lalu bersikap seperti ini, dia tidak akan bermain untuk saya lagi,” kata Mancini.
“Saya sudah membantu Tevez selama dua tahun dan sikapnya tidak bisa diterima. Dia sudah selesai di mata saya. Saya tidak bisa memainkan dia lagi.”
“Apakah hal seperti ini terjadi di Bayern Muenchen, AC Milan, atau Manchester United? Saya manajer klub dan membuat keputusan."
"Menurut saya, Tevez tidak bisa bermain lagi di bawah arahan saya,” tutur Mancini.
Omongan Mancini nyaris menamatkan karier Tevez di Manchester City.
Carlos Tevez on the fallout with Mancini:
"I regret the bad moment, but the truth is that I was right. The thing was like that, we are going to play Munich and Mancini put Kun Aguero as the only striker..." pic.twitter.com/xdqUYMn2M8
— City Report (@cityreport_) February 7, 2020
Tevez diminta untuk berlatih sendirian dan mendapat denda karena sikapnya tersebut.
Barulah setelah mantan penyerang Manchester United itu meminta maaf, hubungannya dengan Mancini membaik.
Delapan tahun setelah insiden itu, Tevez menjelaskan dari sudut pandangnya.
Ia menilai momen pada laga versus Bayern Muenchen adalah kesalahpahaman.
“Saat Man City tertinggal 0-2, Mancini meminta saya melakukan pemanasan dan saya kira saya akan bermain pada babak pertama. Ternyata saya hanya pemanasan selama 35 menit,” ucap striker asal Argentina itu.
“Lalu saya kira akan turun pada babak kedua karena Mancini menyuruh saya tetap berlatih pada saat turun minum, tetapi tidak terjadi apa-apa.”
“Pada saat babak kedua memasuki 15 menit, saya duduk setelah berlari selama satu jam lebih. Saya menolak saat disuruh pemanasan lagi, karena sudah berlebihan.”
“Lalu, pada konferensi pers, Mancini bilang saya menolak bermain,” tutur Tevez.
4. Nicolas Anelka vs Raymond Domenech
Jika tiga kasus sebelumnya terjadi di level klub, perseteruan antara Nicolas Anelka dan Raymond Domenech terjadi di level tim nasional.
Keduanya bertengkar hebat saat Prancis kalah 0-2 dari Meksiko pada matchday 2 Grup A Piala Dunia 2010.
Ketika turun minum, Domenech memarahi Anelka yang dinilainya tidak bermain sesuai posisi.
Anelka tidak terima dan mencaci maki Domenech dengan kata-kata kasar.
Berita itu bocor ke media. Buntutnya, Anelka ditendang dari skuad Prancis ketika turnamen masih berlangsung.
A French mutiny that led to its own implosion in ????????
Raymond Domenech sent Anelka home after he verbally abused the coach mid-game vs ????????
Before ????????'s final game, the players, led by captain Evra, revolted against Domenech and refused to train.
France exited by finishing 4th pic.twitter.com/85Kn8ed5f4
— Sportstar (@sportstarweb) November 13, 2022
Pemain Les Bleus lain tidak terima dengan keputusan tersebut dan menolak berlatih.
Situasi ini tidak membantu kondisi Prancis yang sudah satu kaki berada di pintu keluar Piala Dunia 2010.
Prancis pun tersisih sebagai juru kunci Grup A setelah kalah 1-2 oleh Afrika Selatan pada matchday terakhir.
Dua bulan kemudian, Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) menjatuhkan sanksi 18 pertandingan untuk Anelka karena sikapnya.
Mantan pemain Real Madrid dan Arsenal tersebut menanggapi dingin denda yang dijatuhkan kepadanya.
Sebab, Anelka sudah memutuskan pensiun sebelum sanksi itu terbit, yang artinya hukuman tersebut tidak ada pengaruhnya lagi untuk kariernya.
“Mereka semua badut. Saya cuma bisa tertawa terbahak-bahak,” kata Anelka.