Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ducati tahun ini berhasil mengawinkan gelar juara dunia kelas utama MotoGP dan juara dunia WSBK, ternyata ini kunci suksesnya.
Pembalap tim Aruba.it Racing Ducati, Alvaro Bautista sukses menjadi juara dunia WSBK tahun 2020 setelah mengungguli perolehan poin Toprak Razgatlioglu (PATA Yamaha).
Bautista menjadi juara dunia WSBK setelah mengumpulkan 553 poin, sementara itu Razgatlioglu menyusul di tempat kedua dengan 487 poin.
Dengan keberhasilan Bautista meraih gelar juara dunia WSBK, tahun ini benar-benar menjadi tahunnya Ducati.
Pasalnya, di kelas utama MotoGP Ducati berhasil mengantarkan Francesco Bagnaia menjadi juara dunia.
Keberhasilan Bagnaia meraih gelar juara dunia membuat Ducati sukses mengakhiri puasa gelarnya sejak tahun 2007.
Selain itu, Ducati sukses meraih predikat triple crown setelah menjadi juara tim dan juga konstruktor.
Menurut Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti keberhasilan Ducati musim ini tidak lepas dari kerja keras mereka selama bertahun-tahun.
Kini mereka menunjukkan pada dunia bahwa Ducati adalah pabrikan yang besar dan kuat. Terbukti tahun ini bersama Bagnaia mereka merubah kemustahilan menjadi sesuatu yang bisa diwujudkan.
Baca Juga: Menjuarai MotoGP 2022, Francesco Bagnaia Mendapatkan Penghargaan Collare d’Oro
Pasalnya pada MotoGP Jerman 2022, peluang Bagnaia meraih gelar juara dunia seperti sudah tertutup dengan tertinggal 91 poin dari Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha).
Ducati bersama Bagnaia di MotoGP dan bersama Bautista di WSBK merupakan paket komplit.
Bautista sendiri berhasil memastikan gelar juara dunia WSBK 2022 setelah meraih podium kedua pada race 2 WSBK Indonesia pada hari Minggu (13/11/2022).
"Ini selalu tentang kombinasi antara pembalap dan motor, yang kami tingkatkan bersamanya," ucap Ciabbati dikutip BolaSport.com dari Speedweek, Selasa (15/11/2022).
"Alvaro sekarang memiliki perasaan yang sama baiknya dengan Pecco di Desmosedici."
"Pecco memimpin lap dua kali lebih banyak dari Fabio Quartararo, yang finis kedua. Di Le Mans dia memimpin sampai kecelakaannya sesaat sebelum akhir."
"Memimpin di Phillip Island, dia memutuskan untuk membiarkan yang lain melaju di lap terakhir dan finis ketiga di belakang Rins dan Marquez."
"Di Aragon dia memimpin hingga lap terakhir, lalu Bastianini menyusulnya. Dia dominan dengan terlalu banyak angka nol."
"Itu mirip dengan Alvaro. Seandainya bukan karena kecelakaan yang tidak menguntungkan karena Johnny, dia akan menjadi juara lebih cepat. Tapi begitulah adanya."
Baca Juga: Marc Marquez Tak Boleh Berharap, Honda Masih Berpotensi Jadi Tim Cupu pada MotoGP 2023?
Sama seperti motor yang ditunggangi oleh Bagnaia di MotoGP yang mengalami perkembangan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Motor milik Bautista juga terus dikembangkan oleh Ducati, guna mendukung performa pembalapnya di WSBK.
"Motor yang dimiliki Alvaro bersama kami pada 2019 sekarang jauh lebih baik," ucap Ciabatti.
"Dan Alvaro telah berkembang dengan tugasnya selama dua tahun yang sulit bersama Honda. Sekarang dia selalu kompetitif dan hampir selalu naik podium."
"Dia mampu mengatur tempat kedua atau ketiga ketika tidak ada peluang untuk menang tanpa mengambil risiko tambahan."
Baca Juga: Kekecewaan Bisa Bawa Marc Marquez Ikut Adik Pindah ke Ducati